"Kamu sudah makan belum? Kalau belum aku akan menyiapkan makan malam untukmu." Aeris ingin ke dapur, tapi Leon malah menahan pergelangan tangannya."Kenapa?" tanyanya tidak mengerti."Aku tidak lapar.""Kamu ingin mandi? Aku siapin air hangat, ya?"Leon menggeleng, kedua matanya menatap Aeris dengan lekat. Tatapan matanya terasa begitu dingin dan menusuk. Seolah-olah mampu membekukan dan membunuh Aeris kapan saja."Kenapa kamu berubah dingin lagi sama aku, Leon? Apa aku punya salah sama kamu?" Aeris memberanikan diri untuk menatap Leon. Tatapan gadis itu terlihat begitu sendu, ada ngilu yang menjalari hatinya.Leon tersentak melihat butiran bening yang menghiasi kedua sudut mata Aeris. "Aku minta maaf kalau punya salah."Leon bergeming karena Aeris tidak bersalah. Semua ini terjadi karena dia belum berani mengatakan yang sebenarnya tentang masa lalunya bersama Alea. Dia memang pengecut.Leon ingin masuk ke kamar karena tidak tahan melihat Aeris menangis, tapi gadis itu malah menahanny
Read more