/ Romansa / IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS / 챕터 81 - 챕터 90

IBU SUSU UNTUK ANAK PEWARIS의 모든 챕터: 챕터 81 - 챕터 90

530 챕터

MENANGISLAH!

81“Kalian masih di sini?” tanya seseorang yang tiada lain adalah Alexander. Boss mereka yang sejak tadi berusaha dihubungi. “Kami coba menghubungimu sejak tadi, Boss.”Alexander hanya mengangguk penuh arti. Ia sangat tahu kenapa orang-orang itu menghubunginya.“Bagaimana Anda bisa ....”“Sudahlah, kita harus buru-buru!” Alexander memotong pertanyaan Hasna. Kemudian lelaki itu memberi perintah. “Jo, dan kau!” Alexander menunjuk pengawal yang sejak tadi bersama Jo dan Hasna. “Ikut aku ke rumah duka!”“Hasna dan kalian semua kembali ke rumah!” lanjut lelaki itu mengedarkan pandangan ke semua orang yang ia bawa. Binar yang sama langsung tersirat dari mata semua orang. Mereka hampir saja berteriak senang atas batalnya keberangkatan ke Kanada ini. Sejatinya semua orang tidak ada yang bahagia dengan keberangkatan ini, karena tahu kalau Alexander hanya ingin menjauhkan Alister dari ibu susunya. Mereka tahu kalau Alexander hanya ingin menghindar. Bukan, untuk berlibur seperti yang selalu
last update최신 업데이트 : 2022-10-05
더 보기

KENAPA ANDA PEDULI?

82Semilir angin sore mengembus lembut dedaunan. Bunga-bunga kamboja yang sengaja ditanam di sekitar pemakaman ikut bergoyang mengikuti irama angin. Cuaca yang berubah mendung setelah panas menyengat tadi, seolah ikut berduka atas berpulangnya seorang anak manusia tanpa tanda-tanda apa pun. Suasana duka sangat terasa saat seorang ustaz membacakan doa untuk mengantar kepergian jasad yang perlahan tertutup tanah. Jasad yang menurut berita hancur tak berbentuk, karena tertimpa material berat dari lantai atas. Namun, Aira memilih tidak melihatnya, dan langsung meminta dikebumikan saja agar kedukaannya tidak semakin bertambah. Semua orang yang ikut mengantar hingga peristirahatan terakhir Randi, tertunduk dan larut dalam lantunan doa khidmat sang ustaz. Aira yang tulang-tulangnya bagai dilolosi dari persendian, berusaha berdiri kuat di barisan terdepan, mengikuti rangkaian acara untuk mengantarkan Randi beristirahat dengan tenang. Matanya tak henti mengalirkan hujan dari sana. Di sampi
last update최신 업데이트 : 2022-10-06
더 보기

AKU MENCINTAIMU

83Alexander terus melangkah tanpa menoleh lagi ke belakang. Lagi-lagi ia kalah. Wanita itu terlalu sulit untuk dikendalikan. Sepertinya, keputusannya membatalkan kepergian ke luar negeri, sia-sia belaka. Alexander mendesah resah. Beberapa meter menuju mobil, kaki-kaki panjang itu mendadak berhenti melangkah. Ia menengadah, lalu menadahkan kedua telapak tangan ke atas untuk meyakinkan kalau sesuatu yang mengenai wajahnya adalah titik-titik air dari langit.Benar. Hujan sudah turun, dan Aira masih juga di sana. Seorang diri. Hampir magrib pula. Alexander mencemaskan wanita Itu. Walaupun pada kenyataannya, wanita itu tetap acuh padanya. Beberapa saat lelaki itu terdiam. Hatinya bimbang antara meneruskan langkah, atau kembali mengajak Aira. Namun, tak lama lelaki itu kembali melanjutkan langkah menuju mobil, tanpa menoleh ke belakang. Kembali dan mengajak Aira pergi? Sepertinya hal yang tidak mungkin. Wanita itu keras pendirian. Seorang pengawal berlari tergopoh-gopoh menghampiri A
last update최신 업데이트 : 2022-10-06
더 보기

SURPRISE

84Aira membaringkan tubuh Alister entah setelah berapa lama bayi itu menyusu. Bahkan wanita itu merasa kedua payudaranya kosong disedot sang anak susu. Alister benar-benar seperti kelaparan. Ia baru berhenti saat perutnya sudah membusung. Setelah meyakinkan Alister nyaman tidur di ranjang pasien, wanita itu berjalan dengan menyeret tiang pengait botol infusnya menuju ranjang lain, di mana Raka masih juga tertidur lelap. Mungkin karena rasa nyaman, atau karena di bawah pengaruh obat, atau juga capek setelah kemarin rewel seharian, anak yang baru saja ditinggal ayah kandungnya itu tertidur sangat pulas. Aira menyentuh wajah Raka dengan hati-hati agar tidak membangunkan sang anak. Kemudian memeriksa tubuhnya bekas jatuh kemarin. Masih terlihat biru-biru di sana. Kasihan Raka. Sudah ditinggal ayah kandungnya, masih terjatuh juga. Aira memejamkan mata. Menahan perih di hatinya. Sekarang sudah tidak ada lagi panutan untuk Raka. Entah bagaimana menjelaskan kepada anak sekecil itu kalau
last update최신 업데이트 : 2022-10-06
더 보기

PEMAKSAAN

85“Terima! Terima! Terima!” Suara-suara sumbang terdengar dari barisan para pelayan di sisi sana. Mereka sebenarnya ingin menyoraki lebih keras dari itu, hanya saja takut sang boss marah. Hingga hanya berupa bisikan sumbang. Aira kembali menatap wajah Alexander yang mendongak ke arahnya setelah sebelumnya mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Lelaki itu masih menunggu dengan berlutut. Wajahnya tegang penuh harap. Suara-suara sumbang para pelayan mendadak menghilang berganti dengan suasana tegang yang tercipta. Para pelayan tak dapat membayangkan bila sekali lagi Aira menolak boss mereka. Pasti harga diri Alexander akan jatuh. Namun, mereka pun tidak bisa memaksa seseorang untuk berbuat apa yang tidak disukai. Seperti Alexander, semua orang menunggu jawaban wanita yang masih juga diam, dengan harap-harap cemas. Hingga sebuah tangan mungil terulur meraih benda kecil yang berkilau dalam kotak yang dipegang Alexander. Tangan mungil itu mengambil benda yang mungkin baginya menarik
last update최신 업데이트 : 2022-10-07
더 보기

JANGAN LAKUKAN!

86“Ikutlah! Aku ingin membicarakan pernikahan kita!” Alexander yang hendak membuka pintu menoleh ke arah Aira yang baru saja membaringkan Alister ke dalam box-nya. Ya, akhirnya mereka merencanakan pernikahan itu. Bukan! Bukan mereka, lebih tepatnya Alexander sendiri. Aira hanya manut saja mengikuti kemauan lelaki itu. Baginya kini, tidak ada pilihan lain. “Apa lagi yang perlu dibicarakan, Tuan? Saya ikut saja apa kata Tuan.”Alexander yang sudah membuka pintu, kembali menoleh ke arah sang wanita yang berdiri di samping box tidur Alister. “Ini pernikahan kita, yang akan menikah kita berdua. Aku tidak mau capek sendiri. Masa kau enak saja ongkang-ongkang kaki.” Alexander menatap tajam wanita yang membuang muka dan mendengkus. “Kita bicara di balkon saja,” ujar wanita itu akhirnya seraya ingin berlalu ke arah pintu menuju balkon. “Oh, tidak! Ada banyak hal yang harus kita bicarakan. Aku pegal kalau harus berdiri lama.”Langkah Aira terhenti demi mendengar ucapan sang boss yang terd
last update최신 업데이트 : 2022-10-07
더 보기

MENGHUKUM DIRI

87Malam semakin merangkak naik. Suasana rumah sudah sepi, mungkin sebagian penghuninya sudah terlelap karena lelah dengan rutinitas harian. Sementara di kamar Alexander, lelaki itu masih berjibaku mencoba mencumbui wanita dalam penguasanya, padahal sang wanita sudah berkali-kali mencoba membebaskan diri. Semua yang dilalukan Alexander begitu cepat, hingga Aira sama sekali tidak diberi kesempatan untuk protes. Wanita itu terus coba meronta, ingin melepaskan diri dari kungkungan lelaki yang sepertinya sudah gelap mata. Aira tahu ini salah, ini belum boleh, mereka belum menikah. Namun lelaki yang sudah dikuasai hasrat itu kembali menciuminya hingga mereka bahkan hampir kehabisan napas. Lalu saat bibir mereka terlepas itulah Aira coba menyatakan isi hatinya. “Tuan, saya mohon jangan seperti ini. Ini salah, Tuan! Kita belum menikah ....”“Kita akan menikah sebentar lagi!” jawab lelaki itu dengan napas memburu. Kemudian kembali mendaratkan ciumannya hingga mulut Aira terbungkam. Namun
last update최신 업데이트 : 2022-10-07
더 보기

CENAYANG

88Alexander menepati janjinya, lelaki itu tidak menampakkan diri lagi di depan Aira hingga hari pernikahan mereka tiba. Bahkan sekadar mengirim pesan atau menelepon pun tidak sama sekali. Tidak ada sarapan dan makan malam bersama. Bahkan lelaki itu tidak menengok Alister juga. Entahlah, kalau seperti ini, malah Aira yang merasa aneh. Berkali-kali wanita itu mengintip setiap Alexander berangkat atau pulang bekerja, hanya untuk memastikan kalau lelaki itu baik-baik saja. Setiap pagi, ia akan pergi ke balkon untuk melihat Alexander naik ke mobil, dan menatap hingga mobilnya menghilang di balik gerbang tinggi. Lalu saat malam pun, ia akan mengintip dari balik pintu kamar saat Alexander lewat, hingga lelaki itu menghilang di balik pintu kamar tidurnya. Terus seperti itu selama berhari-hari, tentu tanpa sepengetahuan Alexander. Seperti malam ini, Aira sedang mengintip dari balik pintu yang sengaja dibuka sedikit. Biasanya jam begini, Alexander lewat, dan ia akan menatap punggung lelaki
last update최신 업데이트 : 2022-10-07
더 보기

HARI BAHAGIA

89“Selamat, ya, Lex. Om senang akhirnya bisa melihat dan menemanimu ke pelaminan lagi.” Sultan, lelaki yang hari ini terlihat paling bahagia setelah mempelai, memeluk Alexander dengan hangat. Lelaki itu merasa lega akhirnya bisa mengantar anak dari sahabatnya kembali menikah. “Hutang Om dengan papimu lunas, ya. Tugas Om sebagai pengganti papimu, mengantar dan memastikan kau bahagia dengan pernikahanmu sudah Om laksanakan,” lanjut lelaki yang masih memeluk dan menepuk pundak Alexander layaknya seorang ayah. “Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu dan keluarga. Jagalah apa yang sudah kau miliki, Nak. Jangan pernah kau korbankan dan kau gadaikan untuk hal apa pun yang tidak penting. Ingat! Keluargamu adalah harta berhargamu. Jaga selamanya dari hal apa pun yang mungkin merusaknya. Kau nakhoda, kau imam, kau yang akan memimpin ke mana kapal keluargamu akan berlayar. Om doakan semoga kapal kalian selalu berlayar di jalur yang semestinya, hingga kalian sampai di muara yang dituju.”Alexan
last update최신 업데이트 : 2022-10-08
더 보기

HAUS PERHATIAN

90“Tahukah yang Anda lakukan itu malah membuat Alister semakin sulit tidur, dan tambah lama menyusu, Tu ... mmppp ....” kalimat wanita itu tidak tuntas, karena Alexander keburu melahap bibirnya dengan sangat rakus dan lama. Padahal Aira masih menyusui Alister dalam pangkuannya. Sampai-sampai tangan wanita itu menarik rambut sang lelaki agar melepaskan tautan bibir mereka. Ya, berhasil. Alexander melepaskan bibirnya. Sementara dengan napas tersengal, Aira menatap kesal Alexander setelah kembali memutar tubuh menjadi menghadap lelaki itu. “Apa yang Anda lalukan, Tu ... mmmpppp ....” Lagi-lagi kalimat itu tidak tuntas karena Alexander kembali membungkam mulut Aira dengan bibirnya, tetapi kali ini tidak lama. Lelaki itu segera melepas lagi. “Sekali lagi kau memanggilku dengan sebutan Tuan, aku akan menelanjangimu di depan Alister dan Raka sekalian!”Aira terperangah. Matanya berkedip-kedip setelah beberapa saat terpaku. Lalu setelahnya menutup mulut dengan kelima jari. Aira lupa masi
last update최신 업데이트 : 2022-10-08
더 보기
이전
1
...
7891011
...
53
DMCA.com Protection Status