Selama perjalanan pulang, aku sengaja tidak membuka suara.Rasain, memangnya enak dibuat penasaran.“Kapan-kapan aku ajak ke kafe lainnya,” ucapnya setelahsampai di apartemen.“Buat apa?” balasku ketus.“Biar tau perbedaan macam-macam kafe,” jawabnya.Aneh. Dasar manusia teraneh!“Gak usah,” jawabku sangat kesal.Aku langsung turun dan pergi meninggalkan Lian.“Kurang kerjaan, menyewa kafe semahal itu, Cuma begitudoang. Ya ampun, Lian!” Aku menggerutu.“Hei, tunggu.” Panggilannya terpaksa membuatku menghentikanlangkah.“Sudah malam. Pulanglah!” perintahku. Lagian, untuk apa dia disini?Lian berhasil membuatku kesal. Rasa kecewa memenuhi dada. Untuk apa aku kecewa? Apa alasannya coba? Dia bukan siapa-siapa. Bukan pacar, apalagi calon suami.Hei, bukankan itu kelihatan lucu? Ya ampun Mala, ada apadenganmu? Masih waras kan?“Aku antar sampai depan pintu.”Permintaannya membuatku sesak nafas. Andai saja bisamelarang. Aku ingin dia pergi Sekarang juga.“Gak usah,” balasku.Aku langsung berl
Terakhir Diperbarui : 2022-10-14 Baca selengkapnya