Mas Mirza memutar kenop pintu, sambil mengucapkan salam.Dari dalam terdengar sahutan dua wanita secara bersamaan. Wajahku terasa panas seketika melihatibu membuka pintu.Netraku langsung menangkap sosok wanita itu berdiri memaku. Menatapku tak berkedip. Akupunsama.Gemuruh di dada serasa ingin meledak, seperti gunung apiyang segera memuntahkan lahar.Ya Allah, kuatkan. Kakiku terasa tak bertulang.“Dek, kenapa?”Usapan mas Mirza di bahu mengejutkan,sehingga membuatku berpindah pandang.“Hah, gak kenapa-kenapa,” jawabku sedikit gugup.“Itu ... Adek kenapa gak masuk-masuk. Zaki sudah kabur ke dalam tuh,” ucap masMirza sambil menunjuk bocah, entah sejak kapan lepas dari genggamanku. Zakisudah duduk bersama ibu di sofa.“Oya, Dek, kenalkan itu Hesti.”Mas Mirza merengkuh pundakku. Wanita yang diperkenalkanbernama Hesti itu berjalan maju, semakin mendekat padaku.Hawa panas mulaimengalir ke sekujur tubuh. Melihatnya berlagak ramah, mengulurkan tangan, laluberucap sangat lembut, “Hesti, Mba
Last Updated : 2022-07-25 Read more