Tanpa pikir panjang, aku meninggalkan kamar hendak berlalu, hingga teriakan atas namaku itu terdengar dan aku menghentikan Langkah.“Nona Vivian mau kemana?”“Ke kantor Haikal.”“Tuan berpesan, untuk mengantar nona kemanapun.”“Baiklah, cepat antar aku.”Aku menunggu di depan gerbang, hingga sebuah mobil berwarna putih itu mendekat, bergegas aku masuk ke dalamnya, dan meminta lajunya untuk dipercepat.“Pak Tejo, bisa tidak jika laju mobilnya dipercepat?”Aku menatap speedometer yang maksimal hanya mencapai di 60km/jam, tak pernah lebih dari itu.“Maaf, Nona. Saya tidak berani. Tuan berpesan untuk membawa nona dengan berhati-hati, gak boleh ngebut.”“Tapi, pak, ini tentang nyawa seseorang.”“ini juga tentang nyawa saya, Bu, kepala saya jadi taruhannya. Saya gak berani.”Lagi-lagi pak Tejo mengelak, hingga kendaraan roda empat ini berjalan layaknya siput dengan kaki yang tertusuk jarum, begitu lambat.Bayangan reynan yang bersimbah darah, terus saja membuatku ketakutan, hingga hampir se
Last Updated : 2022-09-14 Read more