“Rey, hentikan!” ucapku yang semakin panik.Aku tak bisa membayangkan, bagaimana perasaan haikal jika tahu aku semobil dengan reynan, terlebih lagi saat ini kami berjalan bersama di belakangnya.Lelaki itu seperti tak menggubrisku, justru ia memepercepat laju kendaraannya dengan bringas, berbelok arah dengan menikung, begitupun Ketika menginjakkan opedal rem, tubuhku yang saat ini tak memakai sabuk pengaman hingga terpental.“Turunlah, Viv.”Pintu mobil dibuka oleh rey, hingga menampakkan sebuah pantai nan sepi dan seperti terasing. Tak ada sedikitpun tanda-tanda kehidupan di sini, kecuali para burung yang beterbangan dengan riangnya.Dengan ragu aku menurut, apalagi saat rey mengulurkan tangan, membantuku untuk turun, reflek aku menerima bantuan itu.Kutatap pemandangan nan indah itu, air yang membiru dan tenang, dnegan pasir putih di tepinya, bersamaan dengan ombak lembut yang mnyapa. Tanganku sedikit ditarik oleh lelaki di sebelahku, hingga dengan cepat gelombang lembut menyapa kak
Terakhir Diperbarui : 2022-09-07 Baca selengkapnya