“Mama! Mama bangun!”Aku mengerjapkan mata, membukanya perlahan. Loh, kok wajah Reza mengecil dan imut banget? Aku mengucek mataku lalu membukanya kembali. Rupanya Thalita putriku yang aku lihat.“Thalita? Kok kamu di sini, Nak?”“Bangun, Mah. Kita sholat subuh. Mama, tidur terus, emang gak denger, ayam jantan berkokok? Tuh, dengerin ... ayam jantan punya Abahnya Alvin, aja udah manggil-manggil terus dari tadi, kok Mama, gak bangun-bangun, sih?” Thalita yang sudah siap dengan mukenanya, terus berbicara dengan nyaring.“Iya, Sayang. Mama, juga ini udah bangun, kok. Emang Thalita, mau sholat di sini?” Aku duduk, membenarkan letak mukena yang dipakai Thalita.“Iya, kata Papa Dokter, sholat berjamaah itu pahalanya banyak. Jadi, mulai sekarang Thalita mau sholat berjamaah aja,” ucap Thalita manja.“Yaudah, Mama ke air dulu, ya. Mau Ambil wudhu, Thalita tunggu bentar, ya?” Thalita mengangguk. Aku beringsut turun dari ranjang.Saat akan berjalan ke arah kamar mandi, mataku bersitatap dengan
Read more