“Niar, sepulang sekolah, nanti bawa Thalita ke rumah Mama, ya. Kamu masih ingat, ‘kan rumahnya di mana?”Setelah ada pembantu baru yang mengurus rumah, aku fokuskan Niar mengurus semua keperluan Thalita termasuk mengantanya ke sekolah.“Iya, Bu. Saya masih ingat,” ujar Niar.Setelah berpesan pada Niar, dan menemani putriku sarapan, aku pun berangkat ke kantor. Seperti biasa aku akan membawa mobil sendiri dan Pak Ari, akan mengantar jemput Thalita dan Niar ke sekolah.Pemandangan yang sudah biasa aku lihat saat pertama masuk ke ruanganku, ialah tumpukkan berkas yang harus dipelajari dan aku tanda tangani. Juga agendaku yang harus bertemu dengan klien sedang menanti.Seandainya Mas Mirza tidak pergi, biasanya pada jam segini aku sedang maskeran. Mempercantik diri menyuguhkan wajah yang fresh pada suamiku.Aku jadi teringat kembali pada Mas Mirza. Saat dia sedang banyak kerjaan dan membawanya ke rumah. Dia selalu mengajakku untuk ikut duduk bersamanya. Bukan untuk menemaninya, tapi dia m
Read more