YasaTubuh merinding ketika Om Dino berbisik demikian, kenapa semuanya menjadi seperti ini? Padahal aku memang sama sekali tidak ada niat untuk berpisah dengan Qiera, aku hanya suka menakutinya saja. "Bagaimana, kau siap kan untuk berpisah?" Lelaki itu kembali berbisik, tapi aku memilih diam, dan berpura-pura tidak mendengar semuanya. Bukan ini yang aku inginkan sejak awal, aku hanya ingin Qiera pintar menjaga rumah, anak-anak, juga mengelola uang dengan baik. Jiak dia tidak kunjung menurut, maka aku akan membuatnya menurut dengan luka yang akan aku torehkan lewat obat yang lama-kelamaan akan membuatnya kehilangan kesadaran, tapi bukan perceraian. "Kau nerima ataupun tidak, kalian tetap harus berpisah. Lagipula tidak mungkin aku membiarkan keponakanku untuk bersama dengan lelaki ular seperti kamu," ucapnya lagi. Tanganku mengepal semakin kuat, ingin rasanya aku meluncurkan bogem mentah ke arahnya, tapi tidak bisa. Di sini ada banyak orang, bahkan bapak dan mertuaku juga ada di sin
Read more