Home / Pernikahan / DERITA ISTRI PERTAMA / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of DERITA ISTRI PERTAMA: Chapter 11 - Chapter 20

129 Chapters

11. MEMENDAM RINDU

Demi memenuhi rasa ingin tahunya Meyra segera membuka pintu. Kedua matanya membeliak ketika melihat sosok yang tak pernah diduganya kini berdiri di hadapannya dengan menyajikan segaris senyum sempurna yang membuat hatinya berbunga bahagia. ”Bunda!” seru Meyra sembari segera menghambur ke dalam pelukan sosok yang sudah merawatnya sejak bertahun-tahun silam sejak ibu kandungnya sendiri sudah tak bisa menjalankan peran sebagai ibu, dan beberapa saat setelah peristiwa yang menghancurkan hidupnya terjadi. Meyra merasakan pelukan bundanya terlalu erat seperti disertai sebuah perasaan yang teramat dalam yang untuk beberapa saat bahkan tak bisa Meyra eja. Tapi Meyra selalu merasa bahagia bila mendapati sosok yang selama ini sudah membesarkannya dengan penuh kasih sayang itu, membersamainya. Ketika akhirnya pelukan mereka terlepas, Meyra sempat melihat tetes bening di wajah sang bunda, meski wanita yang selalu berpenampilan elegan itu menghapusnya dengan cepat. Meyra kembali merasa ada sesu
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

12. KEDATANGAN YANG TAK TERDUGA

Meyra semakin tak bisa mengenyahkan segala prasangka yang kini meraja di hatinya. Rasa rindu yang bersarang di hatinya membuat hatinya lebih sensitif. Dia yang biasanya selalu bisa tegar menghadapi apapun kini malah tak bisa menahan air matanya. Di saat ia berbaring sendirian seperti ini di dalam kamarnya, tanpa kehadiran sosok Nehan yang sangat dicintainya membuat wanita itu merapuh. Untuk beberapa saat Meyra membiarkan dirinya menangis. Sampai akhirnya ia merasa lelah dan mulai jatuh tertidur dengan sendirinya. Meyra terbangun saat alarm yang selalu dipasangnya itu berbunyi. Meyra memaksa tubuhnya yang masih terasa lelah itu untuk bangkit. Ia dipaksa dengan tuntutan kewajiban yang harus dilaksanakannya di rumah sakit. Setelah menjalankan kewajibannya sebagai seorang muslim, Meyra kemudian bergegas bersiap, dan pagi-pagi sekali ia sudah tampak rapi. Selanjutnya Meyra bergegas turun dari kamarnya untuk menuju dapur demi menyiapkan sarapan. Meyra sudah terbiasa untuk mengisi perutn
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

13. SESUATU YANG SEDANG TERJADI

”Mas Nehan!” seru Meyra sangat antusias ketika mendapati sosok yang begitu ia rindukan sudah berdiri di ambang pintu dengan melemparkan segaris senyum lebar penuh aura kebahagiaan. Meyra sontak bangkit dan menghambur ke dalam pelukan sang suami. Untuk beberapa lama mereka saling berpelukan. Sementara Kenrich dan Rida hanya melihat mereka dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Setelah melepas rindu untuk beberapa saat mereka segera mendekat dan duduk di bersama di sofa ruang tamu. Meyra tak dapat menyembunyikan aura bahagia terus saja menempel pada sang suami, masih merasakan rindunya yang sangat menggebu. Tapi kemudian suasana malah menjadi hening. Meyra menjadi tak mengerti mengapa sekarang bundanya malah menatap pada suaminya dengan tatapannya yang begitu tegas, bahkan juga Kenrich yang sekarang bersikap acuh di hadapan Nehan. Meyra sama sekali tak bisa mencerna apa yang sedang terjadi di antara mereka semua saat ini. Ada sesuatu yang luput dari perhatiannya hingga membuat Me
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

14. SEBUAH KEANEHAN

Untuk beberapa saat Nehan menentang tatapan mertuanya. Sementara Meyra semakin gelisah menyaksikan semua itu. Ia semakin bisa merasakan bahwa sesuatu sedang terjadi di antara mereka sekarang. Tapi mereka masih saja tak mengatakan apapun pada Meyra. ”Katakan ada apa sebenarnya? Apa yang kalian sembunyikan dariku sekarang?” Meyra mengunggah rasa ingin tahunya dengan lugas. Nehan dan Rida kembali berpandangan meski kemudian mereka kembali memalingkan wajah. Tapi kemudian Rida memilih bangkit dari duduknya dan melangkah begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Meyra sontak mengalihkan tatapannya pada sang suami. ”Katakan Mas apa yang sedang kalian sembunyikan?” Nehan terdiam sesaat lalu menarik nafas panjang. ”Kurasa semua ini hanya sebuah salah paham. Bunda tak bisa melihatku terus meninggalkan kamu, mungkin itu yang menjadi alasan beliau bersikap seperti ini.” Meyra mengernyitkan dahinya sesaat memandang wajah sang suami dengan sangat lekat. Meyra tak menemukan sesuatu y
last updateLast Updated : 2022-09-08
Read more

15. TAK BISA MENUNDA

Meyra sontak mengernyitkan keningnya ketika mendengar pertanyaan Kenrich yang membuat hatinya segera dihinggapi bermacam praduga. Tapi nyatanya setelah itu Kenrich malah terkekeh panjang. ”Aku rasa sekarang kamu memiliki sejuta alasan untuk mencurigai suamimu,” timpal Kenrich ringan. Meyra mendesah jengah. ”Kamu sudah membuat berpikir buruk pada suamiku.” Setelah itu Kenrich malah menatap wanita cantik yang sedang duduk di hadapannya itu. ”Apa kamu tidak lelah menjalani pernikahan yang semacam ini?” Meyra dengan tegas menggeleng. ”Kamu tak berhak untuk berkomentar mengenai pernikahan kami meski kamu adalah saudara sepupu suamiku.” Meyra semakin menegaskan tatapannya. ”Lagipula sebentar lagi kami akan bersama-sama lagi setelah aku kembali ke tanah air.” ”Jadi kamu akan benar-benar kembali ke Jakarta?” tanya Kenrich terdengar tak yakin. Meyra mengernyit gusar. ”Tentu saja aku harus kembali agar kami bisa kembali bersama-sama lagi.” Kenrich kemudian malah mendesah panjang da
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more

16. SUARA TANGISAN BAYI

”Katakan padaku kenapa Mas ingin aku menunda kepulanganku ke Indonesia?” Meyra kembali mengulangi pertanyaannya. Nehan kini bahkan tak kuasa menentang tatapan tajam dari sang istri. ”Kumohon jangan salah sangka dulu.” Nehan kembali menarik nafas panjang dan menghembuskannya kasar. ”Aku merasa belum menyiapkan apapun untuk tempat tinggal kita, bahkan kita belum melakukan apapun untuk mengurus semua dokumen yang kita butuhkan. Kurasa masih membutuhkan sedikit waktu sampai semua proses itu terlalui.” Meyra yang sudah tak bisa lagi menunggu untuk menjalani pernikahan yang wajar bersama sang suami tanpa harus tinggal berjauhan seperti selama ini, masih tak bisa menerima alasan Nehan. ”Untuk tempat tinggal kita bisa saja tinggal di rumah mami, aku nggak keberaran kok tinggal di sana. Lagian selama ini kamu juga tinggal di sana kan Mas sambil memantau kesehatan mami? Lalu untuk masalah dokumen kepindahan juga untuk urusan properti kita yang ada New York kita bisa memakai jasa agensi yang
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

17. SUARA TANGISAN BAYI 2

Ketika semakin lama suara bayi itu semakin dekat, Meyra semakin menajamkan telinganya. Ia menjadi sangat ingin tahu, bayi siapa yang sedang menangis itu. Meyra sontak mengarahkan tatapannya ke ambang pintu di sana ia melihat bundanya sedang memunggunginya tampak sedang berbincang dengan seseorang dan beberapa saat kemudian suara tangisan bayi itu mulai menjauh. Meyra yang ingin melihat keluar langsung ditahan Nehan dengan membawa tubuhnya ke dalam pelukannya lagi. ”Aku sangat merindukan kamu sayang, aku sangat senang melihat kamu datang dan memberikan aku kejutan seperti ini,” ucap Nehan masih mempertahan tubuh Meyra dalam pelukannya. Meyra segera melupakan tentang suara tangisan bayi itu memilih membalas pelukan sang suami yang selalu membuatnya nyaman. Sampai kemudian terdengar suara sang ibu mertuanya yang sekarang mulai menyapanya. ”Meyra sayang, kamu kembali Nak?” tanya Cyntia sembari mendekat dan merentangkan tangannya berniat memberikan pelukan pada sang menantu. Meyra ya
last updateLast Updated : 2022-09-11
Read more

18. TATAPAN YANG MENGGANGGU

Meyra segera menghentikan gerakan tangannya ketika mendengar suara teguran ibu mertuanya. Meyra segera menoleh ketika mendapati sosok bertubuh subur itu mulai mendekat. ”Jangan, tak usah masuk ke sana,” cegah Cyntia tegas. Meyra sontak menatap tak mengerti pada ibu mertuanya yang sekarang tampak begitu bersikeras mencegahnya untuk masuk. ”Aku merasa bayinya sedang sakit Mi, aku harus memeriksanya.” Meyra mengungkapkan kekhawatirannya. Cyntia langsung menggeleng tegas. ”Jangan, bayi itu memang sering menangis, sekarang biarkan saja aku yang masuk aku tahu bayi itu hanya sedang lapar saja.” ”Kalau begitu aku juga ingin melihatnya.” Meyra masih saja enggan untuk bergerak menjauh di depan pintu. Cyntia segera menatap tegas ke arah Meyra yang sangat ingin memastikan keadaan bayi yang masih saja terdengar menangis itu. Lama-lama ia mulai menjadi cemas. Sebelum Meyra bisa mendesak keinginannya untuk bisa masuk ke dalam kamar, mendadak Nehan datang dengan memasang wajah yang sangat an
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

19. TAKJUB

Meyra sontak menatap lurus pada sang suami yang masih saja menampakkan gurat ketenangan yang tak tertebak. ”Siapa yang sudah temanmu lihat itu di rumah Mas?” tanya Meyra yang menjadi tak dapat menahan rasa ingin tahunya. ”Kenapa dia mengaku sebagai istri kamu?” cecar Meyra yang sudah tak sabar kala mendapati suaminya hanya diam tak segera menjawab. Nehan merasa sedikit tersudut tapi kemudian dia memberikan senyumannya. ”Itu pasti sepupuku yang sukanya bercanda sama teman-teman aku,” jelas Nehan dengan sangat percaya diri. Kemudian tatapan Nehan terarah lekat pada wajah sang istri yang sorot matanya menguarkan aroma curiga. ”Itu lho sayang dia yang datang sama anaknya yang masih balita juga sama bayinya,” imbuh Nehan yang sedang berusaha mengenyahkan segala praduga sang istri padanya. Kemudian Nehan segera menghampiri sang teman. ”Bro lu, ini jangan bikin istri gue curiga lah. Kalau kayak gini bisa-bisa gue nggak dapat jatah nanti malam,” gurau n berusaha mencairkan suasana yang
last updateLast Updated : 2022-09-13
Read more

20. BALITA MENGGEMASKAN

Meyra mulai mendekat pada sosok menggemaskan yang sekarang juga menatapnya dengan sangat lekat. ”Hai, sayang, siapa nama kamu?” tanya Meyra pada seorang balita yang sedang bermain dengan mobil-mobilannya di atas lantai yang berkarpet. Meyra kemudian duduk bersimpuh untuk bisa berinteraksi dengan sosok lelaki kecil yang wajah bulatnya begitu manis. ”Arka, Tante,” jawabnya dengan suaranya yang cadel sangat menggemaskan. Meyra tersenyum lebar mendengarnya. ”Kamu main sendiri Arka?” Balita itu mengangguk. ”Apa Tante mau main ama Arka?” Meyra tersenyum lagi menjadi sangat senang karena ajakan anak kecil yang lucu itu. ”Kamu mau tante temani?” Balita bernama Arka itu mengangguk cepat dengan sepasang matanya memberikan tatapan yang sangat jernih. ”Ntar ya Te, Arka ambilin mainannya lagi,” ucap Arka yang kemudian malah berlari dengan sepasang kaki kecilnya tampak begitu lucu ditambah lagi tubuhnya yang bulat dan berkulit bersih. Meyra segera menyukai lelaki kecil itu. Ketika akhir
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status