Meyra tercenung sesaat memandang wajah bundanya yang memendam sebuah kekhawatiran. Tapi kemudian ia memilih kembali menggeleng. ”Tidak apa-apa, hanya saja ada seorang teman lama yang mendadak datang ke Indonesia sini, dan ingin aku menemuinya.” Rida menatap putrinya penuh makna. Wanita berambut cepak itu mengulas senyumnya tipis sembari menyentuh tangan Meyra yang diletakkan di atas meja makan. ”Pergilah temui teman kamu itu. Untuk apa kamu ragu? Aku tahu kamu pasti ingin bertemu dengan dia, iya kan?” Meyra diam tapi kemudian mengedikkan bahu. ”Tidak juga Bun,” jawab Meyra pada akhirnya. ”Tapi dia udah terlanjur datang, harusnya kamu temui dia.” Meyra mendesah pelan. ”Baiklah aku akan menjemputnya di bandara setelah ini.” ”Kak Mey, Bunda kenapa kalian ngomong aja, cepetan dihabiskan makanannya. Na ... na sudah me ... masaknya untuk kalian,” sahut Nana yang selalu tak senang orang-orang yang ia sayangi tak menghabiskan masakannya. Walau Nana memiliki kekurangan di dalam dirin
Last Updated : 2022-10-08 Read more