"Dulu, mereka adalah suami dan iparku," sahut Yana akhirnya dan membuat semua yang ada di toko tersebut terkejut. "Apa?""Tapi kalau mantan mertua dan mantan suami kamu, kenapa mereka tega sama kamu? Seharusnya kan tetap bisa saling menghormati?"Mulai terdengar gumaman-gumaman dari orang-orang yang berkerumun di sekitar Yana. "Wah, mana saya tahu alasan tentang mengapa mereka mengusik saya. Coba tanyakan langsung pada mereka kenapa mereka menjahili saya," sahut Yana dengan tenang. Terdengar gumaman dan gemuruh bersahut-sahutan."Untung saja keluarga suami saya tidak jahat.""Waduh, kalau sudah jadi mantan keluarga, jangan jahat-jahat dong sama mantan adik ipar.""Aduh, aku enggak akan mau deh jadi keluarga mereka. Hiii."Wajah Eva, Tita, dan Slamet memerah. "Ayo kita pulang, Mbak," bisik Slamet mendadak. "Ayo, Met," sahut Tita. Sedangkan Eva tidak menyahut dan tetap terdiam tapi melihat Yana dengan penuh dendam. "Ya Tuhan, masih ada yang dendam sepertinya!""Hei, Bu! Jangan ke
Read more