RidwanTak lama, Tiwi dan keluarganya datang dan bergabung dengan kami di ruang makan. "Perkenalkan, Pak, Bu, ini anak saya yang sering saya ceritakan," ujar Ibu dengan senyum merekah di bibirnya.Aku tersenyum, seraya mengulurkan tangan untuk bersalaman. "Ganteng anaknya ya, Bu. Kayak artis," kelakar ibunya Tiwi, membuat aku tersenyum malu-malu."Ah...Bu Salmah, bisa aja. Oya, Wan yang itu adiknya Tiwi," ucap Ibu lagi, memperkenalkan seorang pemuda, memiliki hidung yang mancung seperti Tiwi dan kulit sawo matang."Saya Dedi, Bang," ujarnya seraya menjabat tanganku dengan ramah. Aku membalas dengan senyum ramah pula. "Acara perkenalannya sudah selesai. Sekarang kita makan. Anggap saja ini acara syukuran kecil-kecilan atas kepulangan anak saya. Ayo, Pak Bu, Tiwi, Dedi, Ridwan, kita makan! Jangan malu-malu, semua hidangan ini, Tiwi yang masak," ujar Ibu seraya tertawa bahagia.Susana hangat dan penuh kebahagiaan tercipta di tengah-tengah obrolan kami sembari menikmati hidangan yang di
อ่านเพิ่มเติม