"Anak-anakku dimana? Aku harus pulang. Kasihan mereka," ujar Gita lagi mencoba bangkit dari tempat tidurnya."Rumahmu dimana? Biar kami antar," ujar Bang Ardi pula. Gita diam. Dia hanya menangis sembari memainkan ujung jilbabnya."Aku tak punya tempat tinggal. Kalau malam, aku tidur di emperan toko bersama kedua anakku," ujarnya dengan linangan air mata. " Aku minta maaf, Ris. Aku tau, keadaanku seperti ini adalah karma dari perbuatanku kepadamu. Aku minta maaf, ya. Tolong, jangan dendam padaku! Karena aku tau, waktuku sudah tak lama lagi. Penyakit ini setiap detik terasa menyiksa. Kalau bisa, aku ingin secepatnya mati saja, dari pada menahankan sakit seperti ini.""Memangnya kamu sakit apa, Git? tanyaku penasaran."Kanker serviks," jawabnya singkat."Astagfirullah. Penyakitmu separah itu, kenapa tak berobat, Gita? "Bagaimana mau berobat, Ris? Untuk makan saja aku tak punya uang," ujarnya sedih."Tadi kata dokter, kau harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar. Jadi, kami akan ba
Read more