“Nah. Udah siap kan, Jun? Yuk, berangkat!” Anna mengedikkan dagunya kepada Juna. Juna jadi kikuk. Ternyata upaya mereka yang mengulur waktu dengan bercinta tadi tak membuat Anna bosan menunggunya. Apa durasi bercintanya yang kurang lama? Ah, tahu begini Juna tancap gas saja jadi 2 ronde sekaligus, masa bodoh Mei bilang capek, kalau digas terus Mei bakalan on lagi bukan? Mei memasang senyum, menyembunyikan debar jantungnya yang kesal dan cemburu. Heran dia. Anna wanita cerdas, tapi kenapa tak peka sih? Mestinya dengan melihat gesture tubuh Mei saja dia tahu kalau Mei tak rela jika Anna menumpang mobil suaminya. Juna merasakan atmosfer kecemburuan yang melingkupi istrinya. “Elu diantar sopir aja, An,” Juna pura-pura memeriksa jam tangannya, “gue udah buru-buru banget ditungguin klien,” katanya kepada Anna, lalu Juna menoleh kepada Mei, “Sayang, berangkat dulu ya?” pamit Juna sambil mengecup kening istrinya lalu menurunkan ciumannya ke bibir, “See you later, baby,” bisiknya sambil meng
Read more