All Chapters of Karir Melejit Setelah Dicampakkan Suami: Chapter 91 - Chapter 100

126 Chapters

Ikuti permainannya

Dalam perjalanan, tiba tiba ponsel Candra berbunyi. Sebuah telepon masuk ke nomernya. Dia segera menjawab telepon itu, siapa tahu penting.“Halo, iya dengan saya sendiri,” jawab Candra.“Oh begitu, ibu tertarik dengan tulisan saya? Jadi Ibu ingin menawarkan kerja sama dengan sama begitu Bu?”“Tentu Bu, saat ini saya sedang menggarap novel ke tiga saya, tapi masih baru bab bab awal Bu, Apa Ibu tidak keberatan menunggu novel ini selesai?”“Baik Bu nanti saya telepon Ibu lagi, terimakasih.”Candra lalu mengatakan jika yang menelepon adalah direksi dari sebuah penerbitan buku. Dia menawarkan kerja sama dengan Candra. Dia menyukai tulisan Candra.“Berarti bentar lagi bakalan launching buku ketiga dong Ndra?” tanyaku.“Belum sih Re, masih lama. Aku juga baru dapat beberapa ide kok, namun belum kutuang dalam sebuah tulisan,” jawabnya.“Trus? Apa dia mau menunggu selama itu?” tanyaku.“Yups, dia bilang bakalan menunggu tulisan ketigaku, tapi nanti akan kita bicarakan lagi kok,” jawabnya.“Bai
Read more

Menemui klien Singapura

Jam menunjukkan pukul sepuluh lebih. Malam ini, kita tidak tidur awal karena harus menyusun rencana untuk membalas kejahatan yang telah dilakukan Ratna. Jika polisi tidak bisa membuatnya menderita dengan cara menahannya, makan kita akan gunakan cara kita sendiri.Dua jam lebih rencana baru tersusun setengah, tapi mata ini benar benar sudah tidak bisa ditahan lagi kantuknya. Candra menyuruhku untuk tidur dahulu, dia tahu jika aku tidak terbiasa begadang sampai malam sseperti ini. Lagi pula pekerjaanku dikantor membutuhkan kejelian mata. Berbeda dengan pekerjaan suamiku. Dia bekerja dengan cara bersantai, karena dengan cara seperti itu inspirasi cerita akan muncul. Tidak membutuhkan waktu lama, aku langsung tertidur. Entah apa yang dilakukan Candra setelah itu. Akupun sudah tidak tahu. Jam setengah enam pagi aku baru saja siuman. Sedang Candra, dia sudah tidak berada di ranjang. Kemanakah dia? Apakah dia pergi pagi pagi sekali? Namun ternyata prasangkaku salah. Dia tengah berada di
Read more

Pernikahan Rendi

Hari ini hari sabtu dan aku libur bekerja. Walaupun libur bekerja namun hari ini kita akan pergi ke acara pernikahan Rendi. Acaranya jam sepuluh jadi kita akan berangkat sekitar jam setengah sepuluh. Candra sudah bersiap dari jam sembilan lebih, sedangkan aku masih bingung memilih gaun mana yang akan ku pakai. Sampai sampai Candra yang tadinya menunggu diteras akhirnya masuk ke kamar karena menungguku terlalu lama. "Kamu belum siap juga Re?” "Belum Ndra, bentar ya. Menurutmu aku lebih bagus menggunakan baju yang mana?” tanyaku seraya memperlihatkan beberapa baju padanya. Melihatku yang kebingungan memilih baju malah membuatnya tertawa. "Kenapa tertawa? Apanya yang lucu?”"Kayaknya Reina yang ku kenal tuh nggak ribet kaya gini deh, dia tuh selalu sederhana. Apa karena ini nikahan mantan jadi kamu ingin terlihat menarik didepannya?” ucap Candra sambil menahan tawa."Apasih kamu, ya enggak lah. Aku kan Cuma pengen memakai baju yang cocok dibadanku,” kataku beralasan. Namun sebenarny
Read more

Ratna terjerat kasus narkoba

Malam harinya, Candra mengajakku untuk pergi ke pasar malam. Sudah lama juga aku tidak pernah pergi ke tempat dimana keraimaian orang serta jajanan itu digelar. Karena merasa bosan juga dirumah, akhirnya aku setuju dengan ajakan suamiku.Selesai bersiap kita segera berangkat. Selain untuk mencari makanan, ini juga malam minggu, bisa dibilang waktunya kita berpacaran. Sesampai di pasar malam kita segera memarkir mobil lalu selanjutnya kita berjalan bergabung dengan orang orang. Candra menggandeng tanganku, bisa dibayangkan betapa romantisnya pasangan ini. "Menurutmu baiknya kita punya anak berapa ya Re?” tanya Cabdra tiba tiba.“Hah? Anak?” jawabku agak kaget. Dia sudah ngomongin masalah anak, itu artinya mungkin dia sudah pengin punya anak."Iya anak, kenapa kamu kaget gitu? Emang kamu nggak pengen?” Entah kenapa tapi aku masih belum berfikir untuk punya anak lagi. Mungkin karena trauma atas kehilangan Reza atau entah karena alasan lain. Mendengar Candra bertanya demikian lalu
Read more

Hadiah untuk Ibu mertua

Lega juga rasanya melihat orang yang paling ku benci selama ini sudah mendapatkan hukuman setimpal. Kini saatnya aku memulai kehidupan baru. Melupakan semua yang pernah terjadi dimasalalu dan menjalani kehidupan kedepannya dengan lebih baik.Hari ini aku akan mengajukan surat resign dari kantor, seperti apa yang pernah disarankan oleh mertuaku. Candra terlihat senang dengan keputusanku ini. Kali ini aku tidak boleh egois, aku harus memikirkan perasaan pasangan dan juga keluargaku. Surat pengunduran diri sudah ku buat semalam. Hari ini akan ku serahkan kepada Pak Ridwan langsung dengan harapan Pak Ridwan akan langsung bisa memberi tahu Pak Hisyam. Dengan begitu semoga pak Hisyam bisa mengerti.“Hati hati,” kataku setelah turun dari mobil.“Iya kamu juga,” jawab Candra sebelum akhirnya dia pergi bersama dengan mobilnya.Aku segera pergi ke ruangan Pak Ridwan untuk menaruh surat pengunduran diriku. Karena hari memang masih pagi dan Pak Ridwan belum datang, kutaruh saja surat itu dia
Read more

Kumpul keluarga

Untuk merayakan ulang tahun Ibu mertuaku, kita berencana untuk kumpul keluarga saja. Menyambung silaturohmi juga mempererat tali persaudaraan. Esok harinya, bapak dan Ibuku juga datang, tak lupa Diki juga dibawa sekalian. Aku belum memberitahu ibu dan Bapak soal pengunduran diriku, kuharap mereka tidak keberatan. “Kamu nginep sini Re?” tanya Bapak."Iya Pak,” jawabku. "Kamu cuti?” tanya Ibu.Aku segera memberi tahu mereka jika sebenarnya aku sudah resign dari kantor. Bukannya kaget mereka justru senang mendengarnya. Ternyata mereka juga sepemikiran dengan kedua orang tua Candra, hanya saja tidak pernah mereka sampaikan."Bagus dong, biar kita cepat dapat cucu,” ujar Ibu.Tante Eni juga terlihat setuju dengan perkataan Ibu. Mereka benar benar selalu kompak dalam hal apapun. "Butik bakalan terurus nih kayaknya,” celetuk Diki."Ya pasti, kan sekarang punya banyak waktu luang,” kata Om Dika.Semua orang tertawa mendengarnya. Diki Cuma cengengesan saat kupelototi wajahnya. Awas saja ya
Read more

Positif hamil

Sebulan setelah aku reign dari pekerjaan,tiba tiba perutku terasa sangat mual. Tidak biasanya aku merasa seperti ini. "Ndra, perutku tiba tiba sangat mual. Apa mungkin aku masuk angin." Ujarku pada Candra yang sedang meminum teh di teras. "Apa kita periksa ke dokter aja Re. Kamu telat datang bulan kan?" Tanya Candra."Iya Ndra. Udah telah sepuluh hari. Apa mungkin sudah ada janin di perutku?" Tanyaku kurang yakin. Sebulan yang lalu aku juga telat datang bulan. Namun ketika di cek ternyata belum ada kehamilan."Lebih baik kita periksa dulu aja, jika memang hanya masuk angin, ya biar diberi obat. Tapi mual banget kan? Libur dulu ya ke butiknya, kita ke dokter aja sekarang,” kata Candra khawatir."Ya udah kalau begitu,” Jawabku. Aku segera bersiap ke dokter agar lebih jelas tentang kondisiku. Candra segera menghidupkan mobilnya setelah melihatku selesai bersiap siap."Hati hati." Katanya ketika aku hendak masuk ke mobil."Iya Ndra." Jawabku.Pernikahan kami sudah berjalan tiga bulan
Read more

Lahirnya anak perempuan

Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Kini kesibukanku paling hanya pergi ke butik sebentar diantar sopir pribadi ataupun kalau tidak juga diantar Mas Candra. Sekarang Mas Candra jadi lebih sibuk dan lebih menekuni dunia kepenulisan, setelah novel keduanya dijadikan Film beberapa bulan lalu, kini novel ketiga yang digarapnya juga hampir rampung. Tulisan Mas Candra memang bagus dan banyak diminati oleh produser produser untuk menjadikannya sebuah Film. Banyak Produser yang akhirnya menawarkan kerja sama dengan suamiku.Semakin hari perutku juga semakin membesar. Kini aku sudah tidak sesering dulu untuk pergi ke butik. Pada akhirnya Butik ku percayakan pada Diki.Hari ini, aku merasa sangat capek hingga memutuskan untuk dirumah saja. Pagi tadi Mas Candra mengajakku untuk menemani mengunjungi sebuah acara bedah bukunya, namun aku menolak. Semenjak hamil tua aku jadi enggan untuk pergi jauh jauh. Apalagi semenjak memasuki usia kandungan sekarang, tinggal menghitung hari lagi menuj
Read more

Pulang ke rumah

Hari ini rumah sakit sudah memperbolehkanku dan anakku untuk pulang. "Kita nunggu ibu dan bapak sebentar ya, Re. Mereka bilang mau menjemputmu dan Raiqa," kata mas Candra sembari mengemasi barang-barangku. "Iya, Mas. Apa mereka sudah berangkat?" tanyaku. "Sudah di jalan. Sebentar lagi pasti sampai," jawab mas Candra. Aku merasa sangat beruntung karena mendapatkan suami dan mertua sebaik mereka. Orang tua mas Candra bahkan jauh lebih baik dari pada mertuaku dahulu. "Hati-hati," kata mas Candra saat aku turun dari ranjang. "Iya, Mas. Aku mau ke toilet dulu ya sebentar," kataku. Mas Candra pun dengan sigap langsung membantuku. Dia tahu jika istrinya ini pasti sedang tidak baik fisiknya saat ini. "Apa perlu aku antar masuk ke kamar mandinya?" "Nggak usah, Mas. Aku bisa sendiri." Mas Candra kemudian menungguku di depan kamar mandi. Dia adalah sosok suami siaga yang selalu ada di saat aku membutuhkannya. Kedua orang tua mas Candra datang beberapa menit kemudian. Tante Eni lang
Read more

Rendi datang bersama istrinya

"Re, ada tamu," kata mas Candra saat aku sedang memberikan asi pada Raiqa."Siapa, Mas?""Pak Rendi dan Istrinya. Dari mana dia tahu jika kamu melahirkan ya?" tanya mas Candra "Entahlah. Dari Fida mungkin. Sebentar ya, Mas. Aku masih menyusui Raiqa nih," lanjutku."Iya," jawab mas Candra lagi kemudian keluar untuk menemani Rendi dan Istrinya.Belum juga aku keluar tiba-tiba istri Rendi masuk. Dia lalu mengucapkan selamat padaku."Selamat ya, Mbak. Cewek apa cowok nih?" tanya Dita, istri Rendi."Cewek, Mbak Dita. "Semoga aku bisa cepat menyusul ya," katanya kemudian.Aku paham dengan perkataan istri Rendi tanpa harus menanyakannya. Dia pasti belum hamil juga sampai sekarang."Amin. Oh ya, ngomong-ngomong kok bisa tahu jika aku melahirkan, Mbak?" tanyaku."Iya, mas Rendi yang memberitahuku. Dia tahu dari Fida katanya," jawab Dita.Ternyata Fida dalangnya. Dia memang selalu begitu, belum juga berubah sampai sekarang."Oh ya sudah dibikinin minum belum sama mbok Asih, Mbak?" "Sudah kok
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status