Semua Bab Suami Pengangguranku Izin Poligami: Bab 41 - Bab 50

106 Bab

Malam Pertama Yang Terganggu

Pov Author"Mbak Cantik sekali." ucap Citra pada mantan kakak Iparnya saat selesai di dandani.Hari ini adalah hari pernikahan Abel dan Raja. Dengan mengenakan gaun pengantin berwarna putih, Abel terlihat sangat anggun dan cantik."Benarkah? bukankah make up ini terlihat sangat tebal?" tanya Abel tak percaya diri."Enggak tebal kok, Bel. Hari ini kamu terlihat sangat cantik." sahut Sisil yang sudah sembuh sepenuhnya dari sakitnya."Jangan terlalu memuji gitu, Sil. Aku sangat malu." ucap Abel dengan raut wajah malu."Baru aku yang muji sudah salah tingkah seperti itu kamu, Bel. Bagaimana kalau nanti suamimu yang muji!" kekeh Sisil. Wajah Abel makin memerah menahan malu."Aku lagi gerogi malah kamu ngledek gitu!" bebel Abel yang tak suka mendengar ledekan temannya membuatnya makin gerogi."Mbak mari kita turun, takutnya Mas Raja gak sabar nungguin calon istrinya turun!" ucap Citra menghentikan niat Sisil untuk kembali menggoda sahabatnya."Bener kata Citra, mari kita turun!" sahut Sisil
Baca selengkapnya

Ibu Raja Tak Suka Dengan Citra

Mobil Raja telah masuk ke halaman rumahnya. Abel membantu Citra berjalan memasuki rumah Raja."Asalamualaikum, Bu. Kami pulang!" ucap Abel saat masuk ke dalam rumah.Ibu Raja yang mendengar suara Abel langsung keluar dari kamarnya lalu menghampiri Abel."Syukurlah kamu sudah pulang sayang. Kasian kamu harusnya sibuk melayani suami malah di repotkan dengan urusan gadis ini!" ceplosan ibu Raja membuat Citra tersinggung. Namun dia hanya bisa menahan diri agar tidak marah."Enggak apa-apa, Buk. Kami masuk dulu, ya." Abel cepat-cepat menghindar dari ibu mertuanya. Dia takut makin membuat Citra tak enak hati dengan ucapan-ucapan mertuanya.Saat dia meminta izin ingin membawa Citra ke rumah Raja awalnya memang tak di setujui ibu mertuanya namun karena dia terus membujuk wanita itu menjadikan wanita itu tak tega.Ibu mertua Abel sebenarnya orang yang sangat baik. Dia juga sangat menyayangi Abel. Tapi karena Citra adalah adik Putra, mantan suami jahat Abel yang pernah juga berhasil melukai Raj
Baca selengkapnya

Citra Diusir

"Jangan banyak drama kamu, kamu nangis cuma pingin di kasihiani anakku kan?"Citra masih diam di tempat duduknya. Kali ini dia menghentikan tangisnya."Sudahla Buk, kasian Citra!" bela Raja lagi. Ibunya tersenyum kecut mendengar perintah anaknya."Kamu membelanya karena kamu suka di perlakukan seperti itu kan?""Ibu apaan, sih!" Raja mengelak tuduhan ibunya."Kamu lelaki harusnya lebih peka dari ibu. Enggak mungkin kamu enggak tahu wanita ini memperhatikanmu. Kamu pura-pura diam, karena kamu menyukai perlakuan istimewa dari gadis liar ini kan?"Ibu Raja tak tahan lagi melihat anak lelakinya terus membela gadis yang sangat di bencinya.Citra tak tahan, meski dia penasaran dengan jawaban Raja tapi dia memilih pergi meninggalkan ruang makan. Dia berlari ke kamarnya sambil terus menangis."Kita bisa bicarakan ini secara baik-baik, Bu. Tanpa membuat Citra menangis seperti ini!"Ibu Raja makin geram, Raja selalu saja membela Citra."Akan ku adukan hal ini sama Abel biar dia yang akan kasih
Baca selengkapnya

Kehidupan Citra Yang Menyedihkan

Sebelas tahun kemudian...Pov CitraTok...tok...tok.."Mbak Citra, buka pintu!" Suara ketukan pintu dan teriakan seorang tukang kredit berulang-ulang memanggilku. Aku yang bersembunyi di balik tirai kamar paling depan merasa gelisah dan tak tau harus berbuat apa. Suara itu semakin keras membuat anak sulungku Zahra terpaksa membukakan pintu."Ibumu dimana?" tanya Bang Maman tukang kredit alat-alat rumah tangga di kampung ku dengan ketus."Ibu sedang pergi ke pasar!" Jawab Zahra berbohong."Sudah 3kali ibumu tidak ada ketika ditagih, sebenarnya niat bayar atau tidak dia, hah?" bentak bang Maman meninggikan lagi volume suaranya."Maafkan ibu saya, Bang!" ucap Zahra memelas.Deg, tak terasa air mataku jatuh tanpa terencana. Anak seusia Zahra harus terus-terusan berbohong setiap hari hanya untuk melindungiku dari kejaran para penagih hutang. Sungguh aku merasa gagal sebagai seorang ibu."Bilang pada ibumu, Minggu depan dia harus membayar 4 cicilan sekaligus kalau tidak mau rumahnya saya ob
Baca selengkapnya

Masalah Terus Bertambah

Pov CitraHari demi hari ku lalui tanpa ketenangan, Usiaku yang baru menginjak 31 tahun terlihat jauh lebih tua dibanding teman seusiaku. Ditambah perut buncit dan kenaikan berat badanku secara drastis membuat penampilanku jauh dari kata standar.Tok...tok..tok..Suara ketukan pintu membuatku beranjak dari dapur, kubuka pintu lalu kudapati kejutan yang membuatku senang bercampur sedih. Suamiku pulang dari kota. Ia memberi kejutan pulang sebelum waktunya, aku benar-benar belum siap menerima kepulangannya."Mana sikembar dan Zahra, Dek?" tanyanya tak sabar"Zahra belum pulang sekolah, dan sikembar masih tidur siang, Bang." jawabku sambil membantunya mengangkat kardus bawaannya ke dalam rumah. Bang Noval segera berlari dan mencuci tangannya, dia tidak sabar menunggu Naira dan Naura bangun. Dengan hati-hati dia menggendong Naira dan Naura secara bergantian."Mandi dulu Bang, biar segar!" perintahku sama sekali tak dihiraukan Bang Noval, dia terus menggendong dan mengecup bergantian sikemb
Baca selengkapnya

Kedatangan Teman Lama

Akhirnya selesai juga aku membuat empek-empek, sengaja aku berjualan empek-empek yang masih mentah karena keterbatasan modal. Aku berhasil membuat 50 bungkus dengan harga perbungkusnya lima ribu rupiah. Kuletakan empek-empek yang sudah terbungkus rapih itu kedalam dua keranjang plastik yang mudah kutenteng keliling kampung.Baru saja keluar dari gang rumah , ku dengar suara motor yang sepertinya tak asing. Dia berhenti tepat dibelakangku, aku hampir melarikan diri tapi gagal, terlanjur dia mendapatiku yang ingin kabur."Citra, mau lari kemana?" aku membalikan punggungku mendengar panggilan Bu Ida."Anu bu.. saya...." belum sempat melanjutkan kalimat Bu Ida memotong."Kenapa takut melihat saya, kaya punya utang saja sama saya sampai lari begitu!" Aku kebingungan mendengar ucapan Bu ida. Apakah dia sedang menyindirku karena selalu telat bayar?"Kalau kamu butuh pinjaman lagi telepon ya, saya segera datang!" ucapan bu ida membuatku makin bingung. Bukankah hutangku yang sudah berbunga ba
Baca selengkapnya

Curiga

Hari ini badan Naira hangat, aku coba meminumkan Paracetamol berharap keadaan dia membaik, namun dia tetap saja terus-terusan rewel."Bang Noval, tolong Citra hari ini saja jualkan empek-empek! Naira hangat dan rewel, sedangkan aku sudah terlanjur membuat empek-empek sebanyak ini! pintaku pada suamiku."Ogah ah, yang benar saja masa Abang yang berkeliling. Malu Abang dek!" jawab suamiku sambil memainkan ponselnya."Tapi bang, dagangan sebanyak ini takan mau dibuang?" aku mengelus dada melihat suamiku yang tidak mau tolak angsur langsung."Adek pergi saja berjualan, biar Abang yang akan urus Naira." ucap bang Noval masih tetap memainkan ponselnya. Aku kurang yakin suamiku akan mengurus Naira yang sedang sakit, tapi tidak ada pilihan lain. Aku harus tetap berjualan menjual empek-empek yang sudah terlanjur ku masak.Setelah pulang berkeliling aku melihat sebuah mobil mewah berwarna merah terpakir di depan rumah, kudengar juga suara kedua anak kembar ku yang menangis bersahut-sahutan seca
Baca selengkapnya

Niat Nita Sebenarnya

Pov NitaHari ini aku berhasil membuat suasana hati sahabat ku buruk, Sahabat? entah sebutan apa yang harus aku berikan padanya. Setahun dulu kita begitu dekat, tapi dia berpura-pura tidak tau siapa pujaan hatiku sebenarnya. Dia memiliki semuanya, wajah yang cantik, otak yang pintar, hingga begitu banyak mata yang mengemis perhatiannya.Ratu lebah, itu panggilan Citra saat SMA. Kesempurnaan fisik yang ia miliki cukup membuat para gadis iri, termasuk aku. Tapi aku terus berada disampingnya dalam suka dan duka mengabaikan rasa iriku yang makin hari makin bertambah. Hingga pada akhirnya aku berjanji akan menghancurkannya, ketika pujaan hatiku mulai mendekati dan menyatakan cinta padanya.Aku begitu hancur dan terus-terusan berpura-pura baik-baik saja di depannya. Segala amarah ku luapkan secara anggun. Pertama kusembunyikan buku PR nya, lalu kucuri uang kas kelas di tasnya sampai dia di paksa mundur menjadi bendahara oleh anak-anak dikelas. Dan masih banyak kejahatan lain yang Citra tida
Baca selengkapnya

Ancaman Ibu Mertua

Pov Citra"Ayah!""Ayah!"Aku terus memanggil Ayahku, kusandarkan tubuhnya di atas pangkuanku. Tangis Naira dan Naura tak lagi kuhiraukan, apalagi jeritan wanita sund*l yang telah tidur bersama suamiku diatas ranjangku melihat pisau menancap diperut pacar haramnya itu. Keributan membuat para tetangga datang, sebagian mengamankan putri kembarku yang tengah menangis bersahutan, sebagian menggotong suamiku yang berlumur darah untuk membawanya ke rumah sakit terdekat dan sebagian lagi menenangkanku yang tengah menangis histeris memangku tubuh ayahku yang pelan-pelan menjadi kaku."Sabar Cit, biarkan Ayahmu tenang." suara Bu RT tak kuhiraukan, aku belum siap kehilangan ayahku, aku belum siap menerima kenyataan pahit ini. Aku terus menangis dan menjerit memanggil Ayahku."Ayah...!""Ayah...!""Ibu, kenapa kakek? hikz...hikz...!" tangis Zahra yang bingung melihat kakeknya terbaring kaku dipangkuanku pecah. Aku mengusap air mataku, lalu kutenangkan Zahra yang terus menangis dan memeluk tubuh
Baca selengkapnya

Irish Ingin merubah Citra

"Kamu sudah siap Mbak?" tanya Irish sambil mengeluarkan motor matik nya keluar rumah."Ya, aku sudah siap." jawabku sambil berjalan menghampirinya."Apa kamu tidak mau membawakan sesuatu untuk anak-anakmu?""Tidak, karena aku hanya ingin melihat mereka dari kejauhan. Aku hanya ingin memastikan mereka baik-baik saja!""Kalau begitu naiklah." perintah Irish, aku segera membonceng motornya, perjalanan menuju ke rumah mertuaku hanya memerlukan waktu 30menit dari rumahku Aku turun di gang masuk menuju rumah mertuaku, lalu aku berjalan dan bersembunyi di balik pohon depan rumah mertuaku. Air mataku mengalir dengan derasnya melihat bayi kembarku merangkak mengejar kucing di halaman depan, ayah mertuaku sangat telaten mengikutinya di tambah Zahra yang benar-benar terampil menjaga adik-adiknya."Ibu!" aku terkejut dan segera mengusap air mataku, ternyata Zahra menyadari keberadaanku dari kejauhan. Aku tidak ingin dia lebih bersedih menyadari kehadiranku yang hanya sebentar, aku terus berlari
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status