Beranda / Pernikahan / Suami Pengangguranku Izin Poligami / Kehidupan Citra Yang Menyedihkan

Share

Kehidupan Citra Yang Menyedihkan

Penulis: Nanaz Bear
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebelas tahun kemudian...

Pov Citra

Tok...tok...tok..

"Mbak Citra, buka pintu!" Suara ketukan pintu dan teriakan seorang tukang kredit berulang-ulang memanggilku. Aku yang bersembunyi di balik tirai kamar paling depan merasa gelisah dan tak tau harus berbuat apa. Suara itu semakin keras membuat anak sulungku Zahra terpaksa membukakan pintu.

"Ibumu dimana?" tanya Bang Maman tukang kredit alat-alat rumah tangga di kampung ku dengan ketus.

"Ibu sedang pergi ke pasar!" Jawab Zahra berbohong.

"Sudah 3kali ibumu tidak ada ketika ditagih, sebenarnya niat bayar atau tidak dia, hah?" bentak bang Maman meninggikan lagi volume suaranya.

"Maafkan ibu saya, Bang!" ucap Zahra memelas.

Deg, tak terasa air mataku jatuh tanpa terencana. Anak seusia Zahra harus terus-terusan berbohong setiap hari hanya untuk melindungiku dari kejaran para penagih hutang. Sungguh aku merasa gagal sebagai seorang ibu.

"Bilang pada ibumu, Minggu depan dia harus membayar 4 cicilan sekaligus kalau tidak mau rumahnya saya ob
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Masalah Terus Bertambah

    Pov CitraHari demi hari ku lalui tanpa ketenangan, Usiaku yang baru menginjak 31 tahun terlihat jauh lebih tua dibanding teman seusiaku. Ditambah perut buncit dan kenaikan berat badanku secara drastis membuat penampilanku jauh dari kata standar.Tok...tok..tok..Suara ketukan pintu membuatku beranjak dari dapur, kubuka pintu lalu kudapati kejutan yang membuatku senang bercampur sedih. Suamiku pulang dari kota. Ia memberi kejutan pulang sebelum waktunya, aku benar-benar belum siap menerima kepulangannya."Mana sikembar dan Zahra, Dek?" tanyanya tak sabar"Zahra belum pulang sekolah, dan sikembar masih tidur siang, Bang." jawabku sambil membantunya mengangkat kardus bawaannya ke dalam rumah. Bang Noval segera berlari dan mencuci tangannya, dia tidak sabar menunggu Naira dan Naura bangun. Dengan hati-hati dia menggendong Naira dan Naura secara bergantian."Mandi dulu Bang, biar segar!" perintahku sama sekali tak dihiraukan Bang Noval, dia terus menggendong dan mengecup bergantian sikemb

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Kedatangan Teman Lama

    Akhirnya selesai juga aku membuat empek-empek, sengaja aku berjualan empek-empek yang masih mentah karena keterbatasan modal. Aku berhasil membuat 50 bungkus dengan harga perbungkusnya lima ribu rupiah. Kuletakan empek-empek yang sudah terbungkus rapih itu kedalam dua keranjang plastik yang mudah kutenteng keliling kampung.Baru saja keluar dari gang rumah , ku dengar suara motor yang sepertinya tak asing. Dia berhenti tepat dibelakangku, aku hampir melarikan diri tapi gagal, terlanjur dia mendapatiku yang ingin kabur."Citra, mau lari kemana?" aku membalikan punggungku mendengar panggilan Bu Ida."Anu bu.. saya...." belum sempat melanjutkan kalimat Bu Ida memotong."Kenapa takut melihat saya, kaya punya utang saja sama saya sampai lari begitu!" Aku kebingungan mendengar ucapan Bu ida. Apakah dia sedang menyindirku karena selalu telat bayar?"Kalau kamu butuh pinjaman lagi telepon ya, saya segera datang!" ucapan bu ida membuatku makin bingung. Bukankah hutangku yang sudah berbunga ba

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Curiga

    Hari ini badan Naira hangat, aku coba meminumkan Paracetamol berharap keadaan dia membaik, namun dia tetap saja terus-terusan rewel."Bang Noval, tolong Citra hari ini saja jualkan empek-empek! Naira hangat dan rewel, sedangkan aku sudah terlanjur membuat empek-empek sebanyak ini! pintaku pada suamiku."Ogah ah, yang benar saja masa Abang yang berkeliling. Malu Abang dek!" jawab suamiku sambil memainkan ponselnya."Tapi bang, dagangan sebanyak ini takan mau dibuang?" aku mengelus dada melihat suamiku yang tidak mau tolak angsur langsung."Adek pergi saja berjualan, biar Abang yang akan urus Naira." ucap bang Noval masih tetap memainkan ponselnya. Aku kurang yakin suamiku akan mengurus Naira yang sedang sakit, tapi tidak ada pilihan lain. Aku harus tetap berjualan menjual empek-empek yang sudah terlanjur ku masak.Setelah pulang berkeliling aku melihat sebuah mobil mewah berwarna merah terpakir di depan rumah, kudengar juga suara kedua anak kembar ku yang menangis bersahut-sahutan seca

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Niat Nita Sebenarnya

    Pov NitaHari ini aku berhasil membuat suasana hati sahabat ku buruk, Sahabat? entah sebutan apa yang harus aku berikan padanya. Setahun dulu kita begitu dekat, tapi dia berpura-pura tidak tau siapa pujaan hatiku sebenarnya. Dia memiliki semuanya, wajah yang cantik, otak yang pintar, hingga begitu banyak mata yang mengemis perhatiannya.Ratu lebah, itu panggilan Citra saat SMA. Kesempurnaan fisik yang ia miliki cukup membuat para gadis iri, termasuk aku. Tapi aku terus berada disampingnya dalam suka dan duka mengabaikan rasa iriku yang makin hari makin bertambah. Hingga pada akhirnya aku berjanji akan menghancurkannya, ketika pujaan hatiku mulai mendekati dan menyatakan cinta padanya.Aku begitu hancur dan terus-terusan berpura-pura baik-baik saja di depannya. Segala amarah ku luapkan secara anggun. Pertama kusembunyikan buku PR nya, lalu kucuri uang kas kelas di tasnya sampai dia di paksa mundur menjadi bendahara oleh anak-anak dikelas. Dan masih banyak kejahatan lain yang Citra tida

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Ancaman Ibu Mertua

    Pov Citra"Ayah!""Ayah!"Aku terus memanggil Ayahku, kusandarkan tubuhnya di atas pangkuanku. Tangis Naira dan Naura tak lagi kuhiraukan, apalagi jeritan wanita sund*l yang telah tidur bersama suamiku diatas ranjangku melihat pisau menancap diperut pacar haramnya itu. Keributan membuat para tetangga datang, sebagian mengamankan putri kembarku yang tengah menangis bersahutan, sebagian menggotong suamiku yang berlumur darah untuk membawanya ke rumah sakit terdekat dan sebagian lagi menenangkanku yang tengah menangis histeris memangku tubuh ayahku yang pelan-pelan menjadi kaku."Sabar Cit, biarkan Ayahmu tenang." suara Bu RT tak kuhiraukan, aku belum siap kehilangan ayahku, aku belum siap menerima kenyataan pahit ini. Aku terus menangis dan menjerit memanggil Ayahku."Ayah...!""Ayah...!""Ibu, kenapa kakek? hikz...hikz...!" tangis Zahra yang bingung melihat kakeknya terbaring kaku dipangkuanku pecah. Aku mengusap air mataku, lalu kutenangkan Zahra yang terus menangis dan memeluk tubuh

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Irish Ingin merubah Citra

    "Kamu sudah siap Mbak?" tanya Irish sambil mengeluarkan motor matik nya keluar rumah."Ya, aku sudah siap." jawabku sambil berjalan menghampirinya."Apa kamu tidak mau membawakan sesuatu untuk anak-anakmu?""Tidak, karena aku hanya ingin melihat mereka dari kejauhan. Aku hanya ingin memastikan mereka baik-baik saja!""Kalau begitu naiklah." perintah Irish, aku segera membonceng motornya, perjalanan menuju ke rumah mertuaku hanya memerlukan waktu 30menit dari rumahku Aku turun di gang masuk menuju rumah mertuaku, lalu aku berjalan dan bersembunyi di balik pohon depan rumah mertuaku. Air mataku mengalir dengan derasnya melihat bayi kembarku merangkak mengejar kucing di halaman depan, ayah mertuaku sangat telaten mengikutinya di tambah Zahra yang benar-benar terampil menjaga adik-adiknya."Ibu!" aku terkejut dan segera mengusap air mataku, ternyata Zahra menyadari keberadaanku dari kejauhan. Aku tidak ingin dia lebih bersedih menyadari kehadiranku yang hanya sebentar, aku terus berlari

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Citra Mulai Berubah

    Keesokan paginya"Bangun Mbak, kamu harus lari pagi!" Jam masih menunjukan pukul 04.00 pagi tapi Irish terus membangunkanku."Ayolah Mbak, kamu harus semangat!" Irish terus menarik tanganku, dalam kondisi mata yang belum mampu ku buka."Kalau kamu malas begini kamu tidak akan bisa kurus, Mbak!" ucap Irish tak menyerah membangunkanku. Pelan aku membuka mata, dia terkejut melihatku setelah aku terbangun."Matamu sembab, kau menangis lagi semalam?" tanya Irish yang mendapatiku masih belum baik-baik saja."Aku baru tertidur 2jam yang lalu, aku rindu tawa anak-anak, dan aku rindu senyuman Ayah." ceritaku dengan raut wajah sedih."Aku yakin Ayahmu sedih jika melihatmu seperti ini terus Mbak. Sekarang kamu bangun dan bersihkan diri dulu baru setelah itu solat. Doakan Ayahmu dan anak-anakmu agar hatimu lebih tenang. Setelah itu baru kita lari pagi, Ok?"Aku tersenyum dengan mata sembab yang mulai pudar, meskipun aku tidak yakin dengan usahaku untuk berubah, tapi demi Irish aku ikuti semua nas

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Bertemu Noval lagi

    POV AuthorSetahun memudian... Dreettt..dreeettt..Citra membiarkan ponselnya terus bergetar, sorot kebencian jelas masih tersimpan di matanya pada makhluk yang sedang menghubunginya via telepon.Tring...Sebuah pesan masuk, ia ragu untuk membuka pesan dari mantan suaminya itu. Ponsel bergetar kembali dan kali ini ia memberanikan diri mengangkat panggilan dari duda nya itu."[Hallo!]" Citra mulai membuka obrolan."[Hei banteng betina, jual mahal sekali kamu sekarang ya! Aku menelpon bukan karena ingin tau kabarmu, melainkan karena Zahra terus merengek memintaku untuk mengajakmu mengambil raportnya besok!"] Citra hanya bisa mengelus dadanya mendengar Noval terus berbicara tanpa tata krama dan itu membuat Noval makin angkuh."[Hey Citra, apa lemakmu kini ikut menyumbat telingamu? kau dengarkan apa yang aku katakan?]"Tuttt..tuttt...!Citra memutuskan panggilan telepon tanpa menjawab ucapan tidak sopan dudanya tersebut. Ia akan datang kesekolah Zahra, itu semua demi Zahra tanpa harus me

Bab terbaru

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Tamat

    Pov Liam"Mingkem Liam, nanti kemasukan nyamuk mulutmu!"Aku baru sadar setelah Irish menyuruhku menutup mulutku. Malu? tentu saja begitu."Kamu lama sekali!" aku pura-pura geram pada Irish."Ngantri. Pengunjung salon bukan aku saja!" jawabnya.Aku membukakan pintu mobil untuknya."Aku pakai mobilku saja!" ucap Irish."Jangan membantah kenapa? Masuk!"Irish pasrah dan menuruti perintahku. Sepanjang perjalanan memang kami saling diam tapi mataku jelalatan curi-curi pandang kearahnya.Mobilku telah sampai di depan hotel yang sudah di sewa sebagai tempat pernikahan Viola dan Yudha. Aku menuntun Irish selayaknya kami betulan sepasang kekasih.Saat masuk kedalam, aku melihat Viola dan suaminya sedang sibuk mengobrol dengan tamu lainnya."Irish menunduk dan sama sekali tak berani menatap mantan pacarnya. Aku tahu hatinya sedang sangat hancur tapi dia harus mengangkat wajahnya agar tidak terlihat lemah seperti ini."Jangan nangisin jodoh orang gitu!" ucapku menggoda Irish."Siapa yang nangis

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Pernikahan Yudha dan Viola

    Pov Liam"Polisi sudah datang. Maaf, telah membuatmu malu di depan umum. Aku tak mau kamu kabur dan kembali menyakiti Irish!" ucapku. Vikha sangat marah melihat beberapa polisi datang ingin menangkapnya."Brengs*k kamu Liam. Kamu temanku tapi kenapa kamu malah membela wanita itu!" teriak Vikha saat polisi akan membawanya pergi. Pengunjung restoran yang datang semua menatap kearah Vikha.Vikha memang temanku. Kami cukup akrab semasa SMA dulu tapi bukan berarti aku diam saja saat dia melakukan kejahatan.Aku kasihan pada Irish. Hidupnya sudah sangat berantakan karena Vikha. Aku harap Irish akan kembali mendapat haknya setelah Vikha dan yang lainnya tertangkap.Setelah urusan Vikha selesai aku langsung pulang kerumah."Kau sudah makan?" tanyaku saat Irish membuka pintu rumah."Belum. Kamu sendirikan yang melarangku makan sebelum kamu pulang!" jawabnya datar. Aku tersenyum karena senang dia menuruti perintahku."Aku mandi dulu, kamu siapkan makan malamnya!" perintahku. Dia mengangguk dan

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Vikha Dicerai

    Pov LiamAwalnya aku sangat marah karena mantan istri temanku selalu saja membuat masalah. Aku kesal wanita itu selalu membuatku hampir celaka, namun setelah mendengarkan cerita menyedihkannya, semua perasaan benciku hilang. Namun meski begitu aku tak mau melepasnya begitu saja. Dia harus tetap ku hukum.Setelah keadaannya membaik aku membawanya pulang ke rumahku. Mobilnya masih di bengkel jadi dia menurut begitu saja saat aku menyuruhnya masuk ke dalam mobilku.Irish sangat rajin, dia mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan sangat rapih. Masakannya juga sangat enak. aku heran dengan Alan. Bagaimana dia bisa membuang wanita seperti Irish demi wanita egois seperti Vikha dan keluarganya."Kamu sudah makan?" tanyaku ketika akan makan malam."Sudah." jawabnya sambil menyiapkan makanan di atas meja makan."Lain kali jangan makan sendirian. Kamu harus tunggu aku sampai pulang." ucapku."Ok!" jawabnya singkat padahal aku ingin dia lebih cerewet seperti biasanya. Tapi yang tetjadi malah seba

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Keluarga Alan Bangkrut

    Pov AlanAku tak menyangka Irish tega menghancurkan kepercayaan Ayahku. Untuk apa coba dia menjual rumah dan toko pemberian Ayahku kalau bukan untuk memberi Yudha bantuan.Aku tahu keuangan Yudha pasti sedang hancur untuk mengurus ibunya. Jadi lelaki itu menggunakan Irish untuk menyelamatkannya dari kemiskinan.Awalnya aku tak percaya Irish menjadi wanita sebodoh itu demi Yudha. Nmaun setelah Vikha memberiku bukti bahwa Irish benar-benar sudah menjual toko dan rumah aku baru percaya.Meski aku tahu kesalahan Irish fatal, melihat wanita itu di maki secara kasar oleh Ayahku, aku menjadi tak tega. Entah aki masih terus menyukainya atau perasaan ini hanya perasaan kasian saja."Kamu sedang memikirkan apa, sayang?" tanya Vikha sambil mendekat kearahku. Sebelah wajahnya masih sangat menakutkan, tapi syukurnya dia sudah bisa menerima kenyataan."Aku masih saja tak habis pikir dengan perbuatan Irish. Kenapa dia makin bodoh setelah bercerai denganku. Dulu meski aku jahat, aku tak peelrnah meni

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Terusir Dari Rumah Sendiri

    Mataku hampir saja terpejam, namun bel di rumahku terus-terusan berbunyi tanpa jeda. Aku yakin orang datang berniat cari masalah.Pintu ku buka, ada lima lelaki berbadan kekar berdiri di depan pintu. Apa orang-orang ini adalah orang suruhan dari orang yang sudah menipuku kemarin?"Kami akan memberi waktu satu jam dari sekarang untuk kamu mengemas barang-barang kamu!" ucap salah satu dari mereka."Kenapa aku harus mengemas barangku?" tanyaku sambil menatap nyalang para lelaki itu."Jangan pura-pura bodoh! kamu sudah menjual rumah ini pada bos kami!" bentak lelaki tadi."Bos kalian gila. Dia sudah menjebakku. Aku tak pernah menjual rumah ini padanya!""Jangan banyak bicara kamu atau kamu akan menyesal!" lelaki yang dari tadi bicara memberi kode pada temannya untuk menyeretku. Aku melakukan perlawanan, tapi tenagaku tidak ada apa-apanya di banding mereka. Aku terlempar keluar pintu rumah.Beberapa lelaki yang tadinya masuk ke dalam rumah kembali dan membawakanku koper berisi baju-bajuku.

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Tertipu

    Pov Irish"Apa enggak ada cara lain ya, Bik? aku enggak tega menyerahkan sertifikat rumah dan toko pemberian Ayah Adit pada mereka. Aku takut Ayah Adit akan marah jika tahu.""Dia takan tahu, Bu. Rahasia ini cuma kita berdua yang tahu. Toko ibu cukup ramai sebelumnya. Anda pasti pelan-pelan bisa mencicil uang yang anda pinjam." balas bik Linda. Benar juga ucapannya, bisnis kueku cukup ramai, aku yakin bisa dengan cepat membayar cicilan hutangku."Baiklah, Bik. Kapan kita temui orang itu?" tanyaku pada Bik Linda."Kapanpun anda ingin menemuinya saya akan antarkan." jawabnya."Kalau gitu besok kita akan ke rumah orang itu.""Baik bu, esok jemput langsung saja saya di rumah kontrakan saya."Aku mengangguk setuju. Kemudian bik Linda pamit pulang. Setelah kepergiannya aku merasa kembali kesunyian di rumahku sendiri. Mengingat penghianatan Yudha aku kembali menangis. Selemah ini memang aku sekarang.Semua fotoku saat bersama Yudha sudah aku hapus, nombornya pun sudah ku blokir. Barang-baran

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Irish Patah Hati

    Pov IrishHari ini aku menemui pemilik perusahaan yang beberapa waktu lalu mengorder kueku. Butuh waktu lama dan perjuangan keras agar bisa langsung menemui orang itu. Itu karena dia selalu menyuruh asistennya untuk menyelesaikan semuanya tanpa mau bertemu langsung denganku. Aku tak puas hati hanya menyelesikan masalah dengan bawahannya yang keras kepala itu saja.Nasib para karyawanku di pertaruhkan, aku akan melakukan apa saja demi menyelamatkan mereka dari fitnah kejam ini. Aku yakin seseorang sedang dengan sengaja menjebak kami.Dalam pertemuan kami, lelaki yang menjadi bos perusahaan tersebut bilang akan mengurungkan niatnya melaporkan kami asal kami mambayar denda sebesar 500juta. Sepertinya mereka memang menginginkan kehancuranku. Tapi bisa apa aku sekarang? aku tak mau karyawanku menderita, aku akan melakukan apapun untuk menyelamatkan mereka.Setelah pertemuanku dan bos gila itu berakhir, aku segera menghubungi Yudha untuk meminta pendapatnya. Namun entah kenapa kali ini Yudh

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Perubahan Yudha

    Pov YudhaAku rasa dunia sedang sangat kejam kepadaku. Masalah datang bertubi-tubi. Keadaan ibuku kritis, aku bingung harus bagaimana sekarang.Kenapa aku seceroboh ini. Harusnya aku tak perlu dulu memberitahu ibuku tentang lamaranku pada Irish. Saat ini ibuku sangat butuh dukungan, harusnya aku bisa mengontrol diri agar keadaannya tidak menjadi seperti ini.Beberapa hari setelah ibuku berhasil melewati masa kritis, akhirnya dia sembuh juga. Aku bisa tersenyum lega sekarang.Perasaan bahagiaku tidak bertahan lama. Setelah kesembuhan ibuku, dia sama sekali tidak mau di jenguk olehku. Aku benar-benar tak tahu dengan cara apa aku bisa memandapatkan maafnya.Di tengah perasaan kacauku, aku teringat pada sebuah kartu nama yang ibuku berikan.Aku kemudian membuka dompetku lalu mengambil kartu nama itu.'Viola Amalia' itu nama wanita yang ibu bilang menginginkanku. Mungkin aku butuh bantuannya untuk bisa mendapatkan maaf wanita yang sudah melahirkanku.Aku melajukan mobil menuju perusahaan w

  • Suami Pengangguranku Izin Poligami   Yudha Diusir

    Pov Yudha Sekitar jam satu siang aku sudah sampai di depan rumah Om Adit. Meski dalam keadaan terdesakpun aku tetap mengantarkan Irish menggunakan taksi sampai ke rumahnya. Sebenarnya aku sama sekali tak punya nyali menginjakan kaki di rumah Om Adit lagi. Namun mengingat kebaikan Om Adit aku harus belajar bermuka tebal. Aku ingin minta maaf pada keluarga Om Adit, meskipun itu takan membuat lelaki itu mencabut tuntutannya pada ibuku."Den, Yudha?" satpam di rumah Om Adit langsung membukakan pintu setelah melihatku di depan gerbang. Akupun segera masuk namun baru beberapa langkah masuk aku di halangi."Den maaf, sesuai perintah Tuan saya hanya di tugaskan memberikan beberapa koper itu jika anda pulang." Mang Ucup menunjuk kearah beberapa koper yang ada di sebelah post satpam."Itu apa, Mang?" tanyaku padanya."Itu barang-barang anda."Sontak aku sangat terkejut, apakah aku sudah di usir dari rumah mewah ini setelah kejahatan ibuku pada keluarga Om Adit terbongkar?"Benarkah Tuan yang m

DMCA.com Protection Status