Semua Bab Suami Pengangguranku Izin Poligami: Bab 21 - Bab 30

106 Bab

Kegagalan Dita

Pov DitaWaktu berlalu, semenjak kepergian Ayahku, ibuku menjadi seperti orang gila. Tiap hari dia menangis dan tertawa seorang diri. Karena sikapnya yang seprti itu majikannya memecatnya dari pekerjaannya. Kini aku titipkan ibuku pada keluarga budhe ku.Meski aku sudah membalas dendamku pada keluarga benalu itu, aku masih sangat-sangat membenci keluarga itu. Bayangan rasa bersalah pada Ayahku terus menghantuiku. Aku menyesal telah menghadirkan menantu brengsek seperti Mas Putra pada Ayahku.Malam ini aku kedatangan tamu tak diundang. Rumah kontrakanku di datangi pereman entah suruhan siapa. Aku segera menelpon Pak Raja. Lumayankan, aku jadi bisa bertemu dengannya tanpa harus mendatangi rumahnya. Ini kesempatan emasku untuk berpura-pura menangis dan lemah padanya nanti setelah dia datang menghajar para pereman. Kemudian saat ia lengah, aku akan memasukan obat tidur dan menjebaknya hingga dia mau menikahiku.Namun semua rencana itu hanya menjadi angan-anganku saja. Lelaki tampan itu ma
Baca selengkapnya

Dita Menjenguk Abel

Pov Author"Demi aku? jangan ngelantur lagi, dech! jangan bawa-bawa namaku lagi dalam masalahmu. Sekarang keluar dari ruanganku sebelum aku panggil polisi yang berjaga di depan untuk mengusirmu!" ancam Abel sambil mengarahkan jari telunjuknya kearah pintu keluar."Ok, aku akan keluar. Tapi ingat, Bel. Aku enggak akan menyerah cuma gara-gara kamu mengusirku.""Dasar sinting! aku rasa kau perlu ke psikiater, Mas! Jiwa dan pikiranmu pasti bermasalah. Kau perlu berobat." maki kembali Abel yang semakin jijik dengan ucapan suami temanannya itu."Terserah kamu, Bel. Mau anggap aku gila, sinting atau lainnya. Tapi tolong jangan marah-marah lagi. Kamu baru pulih dari sakitmu." ucap Heru menenangkan Abel."Makanya cepat keluar dari sini, kalau enggak mau lihat aku tambah mengamuk!"Heru mengikuti ucapan Abel, dia akhirnya mengalah keluar.Abel kembali menetralkan emosinya sepeninggalan Heru.Di dalam mobil Heru terdiam. Dia masih belum juga melajukan mobilnya. Rasanya dia sudah kehabisan akal u
Baca selengkapnya

Dimana Putra?

Putra membuka matanya pelan-pelan. Rasa sakit di bagian lengannya cukup menyiksanya. Matanya menyapu seisi ruangan ketika baru terbuka, sepertinya seseorang telah menolongnya ketika hanyut disungai dan membawanya ke rumah sakit terdekat.Dirabanya lengan yang sudah diperban, peluru yang bersarang di sanapun sudah dikeluarkan. Entah berapa lama dia tak sadarkan diri sebelumnya, yang jelas dia merasa sangat beruntung masih di beri kesempatan untuk hidup hingga sekarang.Putra bangkit perlahan-lahan, tak ada seorangpun yang menungguinya di ruangan tempatnya di rawat, ini merupakan waktu yang pas untuknya kabur dari rumah sakit tersebut.Sebelum kabur, dia mencari dompet miliknya terlebih dahulu dalam laci meja yang ada di sebelah ranjang, dia tersenyum lega melihat dompetnya ada disana.Puluhan lembaran merah masih tersusun rapih di dalam dompet. Sepertinya warga yang menolongnya sangat jujur hingga orang itu tak mengambil sepeserpun uang miliknya.Pelan Putra mengintip ke luar ruangan,
Baca selengkapnya

Dita Mendapat Teror

Pov RajaSetelah kepergianku dari rumah sakit, aku mendapat laporan tentang ditemukannya jasad manusia yang sudah hangus terbakar di dalam sebuah rumah yang terletak agak jauh dari pemukiman warga. Dari hasil sementara diperkirakan itu adalah jasad dari suami Abel 'Putra'. Karena adanya tanda pengenal palsu dengan foto lelaki itu di dalam dompet yang nyaris hangus terbakar. Namun ini masih dalam penyelidikan polisi, kami masih banyak memerlukan banyak bukti lagi untuk benar-benar memastikan bahwa itu benar-benar jasad lelaki itu.Karena kasus ini aku harus lembur dan telat pulang. Alhasil ketika aku sampai di rumah sakit, Abel sudah tertidur pulas. Malam ini, dia terlihat sangat nyenyak. Aku sampai tak tega membangunkannya sekedar untuk menanyakan apakah dia sudah makan atau belum.Karena lelah, aku juga menyusul tidur. Meski hanya tidur di sebuah kursi, aku tetap bisa terlelap.Pukul lima pagi, aku kembali terbangun. Abel masih terlelap tidur. Sekali lagi aku tak berani membangunkann
Baca selengkapnya

Susuk Mahal Dita

Pov Putra[Cit, aku butuh uang untuk beli mobil. Nanti datang, ya!]Ku kirimkan satu pesan untuk adikku. Dia yang memang sekarang menjadi simpanan om-om kaya segera membalas pesanku.[Mau mobil apa, Mas? jangan keluar kemana-kemana, bahaya. Biar nanti orang Om Farhan saja yang kirimkan mobil itu padamu.]Aku tersenyum membaca pesan adikku. Awalnya aku sangat kasihan saat mendengar dia di jual pada orang kaya. Namun melihat kebaikan lelaki yang kini mengencaninya, aku sudah tidak terlalu merasa bersalah lagi. Toh, sekarang hidupnya justru menjadi lebih baik, jauh berbeda jika di banding ketika dulu saat dia ikut bersamaku.Kalau saja dari dulu dia mau melakukan ini, mungkin aku tak perlu repot-repot lagi mencari orang kaya palsu seperti Dita yang telah membuat hidupku sekacau ini.Sehari menunggu, Mobil mewah yang ku pesan datang. Seandainya aku bukan buronan, aku sudah berkeliling kota dengan mobil ini. Membawa Abel jalan-jalan tentunya."Mas, jangan buat masalah dulu. Semua orang men
Baca selengkapnya

Kenapa Dengan Sisil?

Pov AbelDasar lelaki aneh! Masih muda sudah pikun. Masa dia memberiku ponsel tanpa charger. Sudah berapa lama dua ponsel ini tak ku charger karena aku baru sadar, namun lelaki yang bernama Raja itu memberikannya padaku begitu saja tanpa mengecek terlebih dahulu kondisi baterai. Aku hanya bisa menahan senyum sambil menggeleng-gelengkan kepala karena ulahnya.Kenapa aku diam saja tak protes padanya? Karena aku tahu dia sedang sibuk. Mata pandanya terlihat jelas ketika menjengukku. Aku tak mau kembali merepotkannya hanya karena sebuah charger. Biar kalau ada waktu nanti aku bisa membeli charger sendiri.Dalam kesibukannya, dia masih sempat datang menjengukku dan menjagaku padahal sudah tengah malam. Aku pura-pura tidur saat itu karena tak mau mengganggu waktu istirahatnya. Dia sungguh terlihat kelelahan, dengkuran halus ku dengar dalam tidur lelapnya di atas sebuah kursi di samping ranjangku. Aku hanya bisa berdoa dalam hati, semoga Tuhan membalas kebaikan lelaki tulus ini. Aku sangat b
Baca selengkapnya

Dalang Dibalik Semua Teror

Pov SisilSaat itu, tak sengaja aku mendengar perbincangan Mas Heru dan Abel di rumah sakit. Terdengar curahan hati Mas Heru ke Abel, rasanya hatiku perih seperti ditusuk oleh ribuan jarum secara bersamaan.Ku ikuti terus perbincangan mereka pada sampai akhirnya aku harus bersembunyi setelah mendengar teriakan Abel yang mengusir Mas Heru. Secinta itukah Mas Heru pada Abel, sampai dia rela di perlakukan sekasar itu oleh Abel?Mas Heru keluar dengan wajah kecewa, aku mengikutinya sampai dia masuk dalam mobil.Akhir-akhir ini diam-diam aku sering mengikuti Mas Heru, itu karena aku belum bisa move on darinya. Aku ingin tahu kemana saja dia dan pergi menemui siapa saja dia. Semua ku lakukan hanya untuk menyenangkan diriku sendiri, tiap melihatnya kembali masuk dalam rumahnya aku baru merasa lega.Seperti hari ini, aku kembali mengikutinya. Namun di luar dugaan aku justru menyaksikan hal yang begitu mengerikan.Mas Heru dan orang-orangnya membakar Putra di dalam sebuah rumah kosong. Dari ja
Baca selengkapnya

Patah Hati Sebelum Memulai

Pov Author"Sekarang telepon Raja. Minta maaflah padanya dan suruh dia kembali datang kesini untuk makan siang!"Abel melotot, "Aku tidak mau. Masa aku harus sampai melakukan itu." protesnya."Kalau tidak mau, jangan anggap aku teman lagi. Malas aku punya teman tega sepertimu." ancam Sisil pada sahabatnya."Baiklah kalau kamu begitu ngotot pingin aku menelpon lelaki itu. Berikan ponselmu padaku!""Eits! kenapa pakai ponselku. Pakai ponselmu sendiri, dong!" protes Sisil."Gimana aku mau pakai ponselku, chargernya saja baru Raja bawakan. Ponselku mati dari kemarin-kemarin."Sisil menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar cerita sahabatnya."Kamu seorang sarjana, tapi otakmu selalu lamban saat menghadapi masalah-masalah gampang seperti ini. Apa kamu gak punya inisiatif dari kemarin pinjam charger tetangga atau gimana. Pantas saja Raja tak berani menemuimu selama ini, pasti dia pikir kamu sengaja menghindarinya." bebel Sisil, Abel tetap memasang wajah songongnya."Ini ponselnya. Nomor sand
Baca selengkapnya

Dita Kembali Gembel

Pov Raja"Cukup, Sil. Aku tak mau mendengarnya lagi. Sudah ku bilang, aku belum mau dekat dengan lelaki manapun. Termasuk Raja."Kata-kata itu terus terngiang ditelingaku saat menyetir menuju ke tempat kerjaku. Patah hati tentu saja ku rasakan, sebelum aku memulai aku sudah di tolak secara tak langsung. Sakit, sungguh terasa sangat sakit.Namun apa aku akan menyerah? jawabannya tentu saja tidak. Disini akulah orang yang bersalah. Aku mulai menyukai Abel bahkan saat dia masih hamil besar dan masih dalam proses perceraian. Sejak awal aku sudah menyiapkan diri untuk hal buruk seperti ini. Aku tidak marah dengan Abel. Aku sama sekali tidak tersinggung dengan ucapannya barusan. Aku hanya perlu sedikit bersabar lagi untuk bisa memenangkan hatinya dan menyembuhkan rasa traumanya.Ketegasan Abel perlu di acungi jempol. Aku justru tidak akan merasa tertantang jika dia langsung menerimaku. Secara dia baru bercerai dan ditinggal mati mantan suaminya, meski kabar ini belum bisa kupastikan kebenar
Baca selengkapnya

Dita Patah Hati

Pov Dita"Assalamualaikum...!" tiba-tiba terdengar suara maskulin lelaki yang sangat kurindukan kedatangannya."Waalaikumsalam Mas Raja. Kamu tahu aku disini?" tanyaku penuh percaya diri. Baru beberapa menit aku disini, dia sudah datang menjengukku dengan dua bungkus makanan ditangannya. Ah, aku beruntung banget tinggal disini. Mas Raja jadi perhatian begini padaku. Semoga dia selamanya bisa bersikap manis begini padaku.Mas Raja hanya menatapku sekilas, lalu dia mendekat ke arah Mbak Abel. Jadi dia datang bukan untuk menemuiku, melainkan menemui Mbak Abel? sialan!Keduanya terlihat sangat kaku saat bertemu. Apa terjadi sesuatu di antara mereka?"Semarah apapun kamu padaku, kamu tetep wajib jawab salamku." ucap Mas Raja pada Mbak Abel. Benarkah dia Mas Raja yang selama ini ku kenal? kenapa dia tak pernah memperlakulanku semanis itu selama ini?"Walaikumsalam." jawab Mbak Abel tanpa menatap lelaki yang membuatku tergila-gila itu. Jual mahal sekali dia, aku yakin dia hanya sedang berakt
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status