Semua Bab Aku Bukan Budak (Iparku Ternyata Selingkuhan Suamiku): Bab 81 - Bab 90

146 Bab

Bab 81. Kena Batunya

"Maksud perkataanmu tadi apa, La? Kamu kenal dengan Cindi juga?" tanya Zaki yang memang belum tahu cerita sebenarnya. Nirmala menganggukkan kepalanya. Dia bingung hendak memulai cerita dari mana. "Mana mungkin kamu kenal dia? Dia itu teman anak Tante yang kaya raya," sanggah Ibu Hermin. Beliau masih tetap menatap Nirmala dengan pandangan tidak sukanya."Anak teman Mama yang mana? Mami Mey?" Fano mulai berani bicara. Dia berpikir sudah saatnya menyadarkan mamanya."Kamu tahu apa? Gak usah ikut campur, Fan!" sentak Mama Zoya."Sudah, Ma! Kita dengarkan dulu apa yang mau Nirmala ceritakan. Mama juga gak tahu persis, kan, asal usul Cindi itu? Gak ada salahnya kita mendengarkan dari orang yang tahu, Ma." Zaki mencoba menengahi agar tidak terjadi keributan di rumah Nirmala lagi.Zaki mengajak Mama Zoya untuk ikut duduk bersama dan mendengarkan cerita dari Nirmala."Begini, Ibu ... bukannya saya ikut campur, tapi memang lebih baik Ibu dengarkan penjelasan Mbak Nirmala soal Cindi. Saya saks
Baca selengkapnya

Bab 82. Disuruh Kerja

Arga dan Cindi kesal karena bukan Nirmala yang kena batunya, tapi malah mereka. Mereka pulang ke rumah Mami Mey dengan perasaan kesal. "Istrimu itu susah banget, sih, Mas, dibuat menderita? Malah kita yang kena," gerutu Cindi sambil menepuk punggung Arga cukup keras. "Aw! Kok kamu malah marahnya ke aku, sih?" sungut Arga kesal.  "Iyalah, dia, kan istrimu! Kenapa kita gak culik dan siksa aja, sih, Mas? Kan enak aku tinggal mukulin dia sepuasku," cakap Cindi lagi. Entah dendam atau kesalahan apa yang diperbuat Nirmala sampai-sampai Cindi ingin membuat hidup Nirmala hancur.  "Ideku bagus, kan, Mas? Gimana menurut, Mas Arga?"  "Nanti kita bisa berurusan sama polisi kalau ketahuan. Kamu mau?" Arga masih bisa berpikir pakai logika. Dia tentu saja tidak mau masuk dalam penjara karena keb*dohan Cindi.  "Lalu kita harus apa, do
Baca selengkapnya

Bab 83. Kena Teror Lagi

 "Perkenalkan nama saya Bayu. Saya di sini ditugaskan untuk mengantar Mbak dan Mas oleh orang yang meminta kalian kemari. Mari saya antar ke kamar!" seru Bayu dengan tangan mempersilahkan masuk. Agak ragu mereka melangkah. Tapi, sudah terlanjur mereka sampai di tempat itu. Kalau pun mereka tidak melakukan tugas mereka, siap-siap akan disiksa Mami Mey jika pulang nanti. "Mas, kok kayaknya tempat ini sudah tidak dipakai lagi?" Cindi memberanikan bertanya pada Bayu karena rasa penasarannya itu. "Oh iya, Mbak. Memang tempat ini sudah tidak difungsikan kembali seperti dulu. Tapi masih dipakai untuk hal-hal macam Mbak ini," jawab Bayu santai. Cindi yang paham maksudnya hanya bisa ber-oh saja. Mereka melanjutkan menyusuri lorong-lorong hotel yang diterangi lampu remang-remang. Tiba-tiba Bayu berhenti dan berkata, "Ini kamarnya Mbak, Mas. Silahkan masuk! Sebentar lagi tamu k
Baca selengkapnya

Bab 84. Siapa Dalangnya?

Sungguh suasana yang tidak diinginkan oleh Arga dan juga Cindi. Suasana horor memenuhi sekitaran mereka. "Kenapa, Mas? Isinya apa?"  Cindi mencoba mendekati Arga dan melihat kertas yang dibawa Arga. Dia membaca isi kalimat di kertas itu. [KAMU KIRA, KAMU BISA LARI DARIKU, ARGA? KEMANAPUN KAMU PERGI, AKU AKAN BISA MENEMUKANMU! AKAN KU BALAS PERLAKUANMU PADAKU DULU. KAMU TAK AKAN BISA LARI.] Surat ancaman yang Arga sendiri tidak tahu siapa pengirimnya. Ancaman seperti ini pernah juga dia terima sat di apartemen Tante Ria. Tapi itu sudah lama dan baru sekarang lagi dia mendapatkannya. "Sebenarnya siapa dia? Kenapa dia selalu mengancamku?" gumam Arya.  Arya berusaha mengingat kejadian di masa lalu. Mungkin saja ini perbuatan orang di masa lalu. Tapi nihil. Arya sama sekali tidak ingat pernah menyakiti orang.  "Siapa yang menero
Baca selengkapnya

Bab 85. Mama Zoya Datang

 Rasa takut mereka seketika hilang ketika melihat uang yang banyak. Cindi dan Arga yang semula ingin bercerita pada Mami Mey, menjadi urung karena ternyata klien yang ditinggal kabur tidak mengadu apapun. Tapi ada satu pertanyaan besar setelah itu. Siapa dia dan mengapa bisa memberi mereka tips padahal Cindi dan Arga padahal mereka kabur dari sana? Baru saja Mami Mey hendak beranjak, Mama Zoya datang ke rumah Mami Mey. Saat ini memang Arga dan Cindi diminta datang ke rumah Mami Mey yang dipakai sehari-hari agar tidak ketahuan kalau dia punya bisnis tidak halal. "Bu Zoya? Ada apa kemari, tumben?" tanya Mami Mey.  Saat itu Cindi dan juga Arga masih ada di sana. Mereka juga terkejut melihat kedatangan Mama Zoya ke rumah Mami Mey. "Kebetulan kamu juga ada di sini, Cindi. Saya mau bicara sama kamu dan juga Mami Mey," ucap Mama Zoya dengan tatapan dingin tidak seperti
Baca selengkapnya

Bab 86. Mami Mey Marah

Mami Mey marah besar ketika tahu kenyataan soal hubungan Cindi dan juga Arga. Setelah Mama Zoya pergi, Mami Mey memerintahkan anak buahnya menyeret keduanya ke gudang."Kunci mereka di gudang!" seru Mami Mey."Jangan, Mi! Jangan kurung aku, Mi!" rengek Cindi.Cindi tentu saja ketakutan. Dia sudah tahu rasanya dikurung di gudang yang sangat gelap dan pengap. "Lepaskan!" Arga memberontak saat tangannya dicekal oleh bodyguard Mami Mey.Mami Mey tak menghiraukan rengekan dan teriakan Cindi. Dia pun berlalu masuk ke dalam rumah. Urusan Cindi dan Arga, dia percayakan pada bodyguardnya.Bugh! Arga terkena bogem mentah tepat di wajahnya karena menendang salah satu bodyguard Mami Mey. Usahanya mau melarikan diri tidak berhasil.Arga diseret masuk ke dalam gudang. Begitupun Cindi. Tapi mereka ditempatkan di gudang yang berbeda."Masuk sana!" Dengan kasar, bodyguard Mami Mey mendorong Arga dan Cindi ke gudang yang berbeda. Kali ini tidak ada ampun untuk keduanya karena telah membuat sumber uan
Baca selengkapnya

Bab 87. Hukuman Arga dan Cindi

Arga dan Cindi masuk ke dalam kamar mandi dengan tetap dikawal beberapa orang yang berjaga di depan pintu masuk.Arga berusaha mencari cara agar bisa lari dari sana. Dia mencari celah dari kamar mandi agar bisa keluar. Kebetulan kamar mandi yang dia gunakan ada ventilasi yang cukup jika digunakan untuk tubuhnya. "Aku hidupkan kerannya dulu agar mereka tidak curiga," gumam Arga. Cukup mudah bagi Arga untuk masuk ke dalam ventilasi yang memang kacanya sudah tidak ada karena pecah. Dengan sangat hati-hati, Arga naik ke closet duduk di kamar mandi itu dan mulai memasukkan satu kakinya ke dalam ventilasi.Brak!Tanpa sengaja kaki Arga yang satu lagi menjatuhkan botol sampo yang ada di dalam. Sontak hal itu membuat anak buah Mami Mey curiga. "Hey, buka!" Dengan menggedor-gedor pintu, anak buah Mami Mey memanggil Arga. "Buka atau aku dobrak! Satu ... " Arga benar-benar panik karena dia bisa ketahuan sebelum dirinya berhasil pergi dari sana. Sebelum anak buah Mami Mey mendobrak pintu, Ar
Baca selengkapnya

Bab 88. Arga Kabur

Sungguh kali ini hati Arga benar-benar melow. Dia berada di masjid itu sampai waktu Maghrib. Setelah sholat Maghrib, ada kajian di masjid yang dia singgahi itu. "Rasulullah SAW bersabda "Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya dan aku adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap istriku" (HR. At-Tirmidzi no 3895, Ibnu Majah no 1977. Disahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Sahihah no 285).""Selain itu Rasulullah SAW juga bersabda; "Orang yang imannya paling sempurna di antara kaum mukminin adalah orang yang paling bagus akhlaknya di antara mereka, dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik akhlaknya terhadap istrinya" (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)"Hadist yang disampaikan oleh penceramah seolah menampar Arga. Dia yang selama ini bersikap cuek bahkan cenderung kasar pada Nirmala semakin merasa bersalah setelah mendengarkan ceramah itu."Astaghfirullah al'adzim! Ternyata memang selama ini aku sangat dzalim pada Nirmala. Astaghfirullah!" Berulang kali Arga mengu
Baca selengkapnya

Bab 89. Bertemu Raga

Saat menunggu mobilnya selesai diganti ban, tanpa sengaja Raga mendengar bunyi perut Arga. Dia pun menoleh ke arah Arga yang tengah memegangi perutnya yang lapar."Kamu lapar? Mau makan dulu? Yuk!" ajak Raga. Sungguh, tidak ada kata dendam ataupun kebencian dari mulut Raga. Bahkan dia merasa prihatin dengan kondisi Arga saat ini.Karena sudah tidak tahan lagi menahan lapar, Arga menerima ajakan Raga walaupun dia sedikit malu. Kebetulan tak jauh dari tempat mereka saat ini ada warung Padang. Di sanalah mereka makan bersama.Selesai mereka makan, ternyata mobil Raga juga sudah siap. Berangkat lah mereka bersama-sama naik mobil Raga. Tak ada sedikitpun percakapan diantara keduanya. Hingga sampailah mereka di tempat tinggal Raga yang dulu. Tempat tinggal Tante Ria juga."Kenapa kemari?" tanya Arga lirih."Ayo turun! Nanti kamu juga akan tahu," pinta Raga sembari melepas sabuk pengaman yang dia kenakan. Arga pun mengikuti dibelakang Raga. Sungguh, seperti flashback ke masa lalu dimana d
Baca selengkapnya

Bab 90. Pengadilan Agama

Hari yang ditunggu Nirmala telah tiba. Hari ini sidang perceraiannya yang pertama. Tentu saja dia sangat gugup karena dia baru pertama kali menghadapi persidangan."Tenang, gak usah gugup, Dek. Abang dan Kakakmu akan selalu bersamamu," ujar Kak Aisyah memberikan semangat untuk Nirmala."Terima kasih, ya, Kak. Tanpa kalian, Nirmala gak akan kuat untuk berdiri lagi." Nirmala memeluk erat kakak iparnya itu. "Ya sudah, ayo kita berangkat!" ajak Ridwan memecah keharuan kedua perempuan itu.Semakin dekat dengan pengadilan agama, jantung hati Nirmala semakin berdetak kencang. Dia takut jika nantinya, Arga akan mempersulit Nirmala."Bismillahirrahmanirrahim! Semoga Mas Arga tidak akan membuat masalah dan semoga Mas Arga mau datang. Aamiin!" Doa Nirmala dalam hati. Ridwan sudah menyewa pengacara untuk membantu perceraian adiknya itu. Dan pengacara itu sudah menunggu mereka.Karena banyaknya bisnis yang digeluti Ridwan, mudah baginya meminta bantuan temannya yang punya kenalan pengacara."Nan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status