Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 181 - Chapter 190

614 Chapters

BAB 185. Depresinya Mas Fawas.

POV Fawas.Kegagalan untuk sekian kalinya membuatku semakin takut untuk melangkah lebih jauh ke depan.Dan untuk sekian kalinya pula aku mengecewakan keluargaku, tapi kali ini cukup parah aku sudah membuat malu keluarga besarku, sudah mencoreng nama baik kedua orang tuaku dan juga sudah membuat malu diriku sendiri.Wanita yang kurasa pas untuk menjadi ibu sambung bagi kedua anakku dan juga menjadi pendamping hidupku ternyata mematahkan sayapku di saat yang tepat saat janji suci itu hampir terucap.Luka dan sakit di dalam hati bisa aku sembuhkan entah bagaimana pun juga caranya. Berganti hari dan tahun pasti luka itu akan sembuh, tapi rasa malu yang ditanggung oleh keluarga besarku terutama kedua orang tuaku sampai kapan pun tidak akan pernah hilang dan ini adalah karena kebodohanku.Pernikahan yang aku idamkan yang aku inginkan hanya terjadi sekali seumur hidup nyatanya sudah Kandas sebelum berlayar.Bukan hanya itu saja tuntutan untuk menjaga aib menjaga diri dari masa lalu itu setia
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more

BAB 186. Dinasihati Ibu.

POV FAWAS.Setelah berpikir dan menimbang-nimbang ucapan Ibu akhirnya aku memutuskan untuk ikut turun ke bawah di mana adik-adikku dan juga anakku sudah merindukanku.”Mantap melangkah turun menapaki setiap anak tangga membuatku dejavu pada peristiwa yang mungkin aku pernah mengalaminya.Mataku silau karena pintu utama dan juga jendela yang menjulang tinggi dibuka tirainya. 7 hari tidak melihat matahari ternyata membuat mataku begitu sakit.“Yei, Papya sudah sembuh! Papah sudah sembuh!” teriak Jingga senang sekali seraya menghampiri dan memelukku.Ya Allah ke mana saja aku selama ini. Penyesalan di hati sudah menyia-nyiakan kedua anakku. Aku peluk Jingga erat bergantian dengan Biru. Aku tidak boleh lemah mereka berdualah jantung hidupku, mereka berdua masa depanku. Sekarang aku tidak akan pernah lagi memikirkan tentang kebahagiaan dan pendamping hidupku. Semuanya aku pasrahkan pada Sang Maha cinta. Biarkan dia yang menentukan segalanya aku ikhlas menjalaninya Aku ikhlas siapa pun ya
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more

BAB 187. Kedatangan Sintia.

“Insya Allah, Pak, nanti akan aku pikirkan lagi bisa datang ke sana atau tidak. Akan tetapi yang jelas aku sudah tidak sudi lagi untuk bertatap muka dengan Sintia.”“Kabarnya Sintia bertolak ke Malaysia setelah pernikahan kalian gagal. Bahkan saat kami takziah ke sana pun Sintia tidak ada. Hanya ada ibunya, Kakak dan juga adiknya, mungkin Sintia pun butuh waktu untuk menenangkan diri. Bapak dan Ibu tidak mencari tahu lebih jauh yang Bapak dengar dari kakaknya dia bertolak ke Malaysia.”“Astagfirullah ... benar-benar anak tidak punya rasa malu dan juga simpati. Orang tuanya meninggal dia sudah pergi jauh sekali entah apa yang dipikirkan oleh Sintia yang jelas perempuan itu sudah benar-benar mati hatinya.”Setelah selesai makan siang kami langsung pergi ke makam Meisya untuk berziarah. Jingga dan Biru sangat berantusias.Aku bahagia dan bersyukur punya anak sehat seperti mereka yang tidak banyak menuntut ini dan itu kepada ayahnya.“Mah, Jingga datang, maaf ya, udah lama tidak datan
last updateLast Updated : 2022-08-22
Read more

BAB 188. Masuk RSJ.

🌸🌸🌸“Ayo, Mbak Fatki, Mbak Susanti, turun!” ajak Mas Fais, dia sudah membukakan pintu mobil untukku.“Mas, apa enggak apa-apa aku masuk ke dalam sana? Sepertinya waktunya tidak tepat, deh!” jawabku ragu. Jujur aku takut karena ini untuk pertama kalinya aku datang ke rumah sakit jiwa. Bukan hanya takut pada istrinya Mas Fais yang sewaktu-waktu bisa mengamuk, tapi juga takut pada pasien-pasien lainnya.“Enggak, apa-apa Mbak, Insya Allah aman. Ayo, turun!” Mas Fais meyakinkan kami.“Kalau sampai terjadi sesuatu sama kami, Mas Fais harus tanggung jawab. Ini ngeri lho Mas, di rumah sakit jiwa. Memang beneran istrinya istrinya di sini? Memang istri Mas Fais, gila?” tanya Susanti to the point. Aduh ini anak pertanyaannya benar-benar bikin aku malu. Kalau sudah di rumah sakit jiwa ya, memang kemungkinan besar orangnya terkena gangguan jiwa, dasar Susanti!Herannya Mas Fais, tidak marah. Dia justru tersenyum manis seraya mengangguk menjawab pertanyaan Susanti.“Mas Fais, kok bisa, sih, g
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

BAB 189. Bertemu Dokter Risa.

“Ya, enggaklah, San! Kalau dokter sama susternya ikut gila makin penuh rumah sakit ini, mereka itu bekerja setulus hati. Mereka mau ditugaskan ke sini dan mau mengambil jurusan tentang kejiwaan. Tugas mereka itu mulia lho, San, mau nyembuhin pasien-pasien di sini dan beruntung sekali pasien-pasien yang oleh keluarganya dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Banyak lho, orang gila yang di jalanan itu mereka diabaikan keluarga, makanya berkeliaran di mana-mana. Jadi, kalau yang ada di rumah sakit seperti ini masih sangat beruntung.”“Iya, sih, Mbak. Benar juga apa kata Mbak Fatki, kasihan ya, itu loh tadi yang rambutnya diikat sama pita semua cantik banget ya, Mbak, itu kalau jadi artis Mterus main sinetron pasti laris manis, sayangnya sakit.”“Sudah takdir dia begitu, San. Sepertinya dia juga berasal dari keluarga kaya buktinya kulitnya bersih dan juga kamarnya bukan bangsal rame-ramai, tapi tetep aja sih, kasihan.”“Mbak, kalau orang sakit jiwa begini. Orang-orang gila begini gimana nanti
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

BAB 190. Sepenggal kisah Risa.

Dia sedang menjelaskan sesuatu yang ada di layar monitor karena aku seorang penjahit, jadi aku tidak paham. Suaranya lembut terdengar dari microphone. Aku memandang Mas Fais sekali lagi, lalu melihat dokter Risa, cantik dan gagah, mereka cocok sekali, tapi kenapa Mas Fais mau menikah lagi? Sungguh aku tidak paham.Dokter Risa, sekilas melihat arah kami sebentar. Pasti dia heran kenapa suaminya datang ke sini bersama dua orang asing.“Karena kalian sudah tahu siapa istriku, ayo, kita keluar! Kita tunggu di luar saja.”Tanpa membantah ucapan Mas Fais, kami bergegas mengikuti langkah kakinya keluar dari ruangan ini.Benar saja tak lama kemudian dokter Risa keluar menemui Mas Fais.“Mas ada apa ke sini?” tanya Dokter Risa. Sungguh di luar dugaanku, tadi suaranya begitu lembut dan juga enak didengar, tapi ini kok berbeda bahkan terkesan jutek.Menyapa Mas Fais dengan cara jutek dan seperti ogah-ogahan, padahal kan, mereka suami istri. Seharusnya ketika suami istri bertemu akan saling
last updateLast Updated : 2022-08-23
Read more

BAB 191. Kisah Mas Fais dan Dokter Risa.

“Aku dan Risa dua orang asing yang disatukan dalam sebuah pernikahan,” ucap Mas Fais lagi.“Memang Mas Fais enggak nolak?” tanyaku hati-hati.“Awalnya menolak, tapi, setelah tahu Risa aku jatuh hati padanya. Gadis sederhana dari keluarga biasa saja. Mereka masih kerabat jauh Mamah. Risa yang mempunyai cita-cita mulia. Maka, aku yakinkan padanya jika menikah denganku akan aku sekolahkan sesuai kemauan dia. Risa tetap menolak dia bilang tidak cinta padaku, tapi entah kenapa di bulan ke dua perkenalan kami tiba-tiba dia setuju dengan perjodohan itu akhirnya kami menikah. Kalian tahu apa yang terjadi pada pernikahan kami? Risa banyak menuntut ini dan itu, tapi karena aku pikir dia istriku yang wajib aku bahagiakan, maka aku penuhi semua permintaannya. Di tahun pertama pernikahan kami Alhamdulillah kami dikaruniai seorang bayi mungil yang cantik. Allah berkehendak lain, Risa yang masih labil tidak mau mengurus bayinya dan terus menerus menyalahkanku atas kehadiran bayi itu. Dia bilang bayi
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

BAB 192. Candaan Susanti.

Mas Fais tidak mau membuka hati pada wanita lain dan tulus pada Dokter Risa itu membuktikan bahwa di dunia masih ada laki-laki yang baik. Padahal kalau menurutku Mas Fais bisa mencari yang lebih dari dokter Risa pun bisa. Masa, iya, di kampus atau di perusahaan dia tidak ada wanita yang lebih menarik dari Dokter Risa.Hebat sih, bisa bertahan dengan situasi yang menurutku sangat membingungkan. Kalau bukan Mas Fais pasti tidak akan ada lagi. Harta berlimpah tinggal tunjuk wanita mana yang dia mau.Kalau itu Mas Arman, halah, pasti sudah selusin kali istrinya. Tidak mampu saja berani main serong tidak hanya dengan satu wanita saja apalagi kalau kaya raya. Astaghfirullah ... kenapa aku jadi mikirin Mas Arman gini. Membanding-bandingkan mereka berdua.“Mbak Fatki, proses perceraiannya sudah sampai mana?” tanya Mas Fais.Kalau ditanya soal perceraian hatiku kembali sakit. Seperti luka yang belum kering disiram lagi dengan air garam. Sakit sekali.“Sudah mau mediasi, lusa, Mas,” jawabku sek
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

BAB 193. Intan tak tahu malu.

“Iya, benar itu, Mas, kata Mbak Fatki, duluan saja enggak apa-apa, tapi bayar dulu. He he .. peace!” sahut Susanti seraya mengacungkan dua jarinya.“Iya, enggak apa-apa kita makan aja dulu, aku juga lapar sekali,” jawab Mas Fais.Saat Mas Fais sedang makan dan sepertinya sangat tergesa-gesa, ponselnya berdering.“Wa’alaikumsalam ....”“....”“Apa? Iya, Mah, nanti aku nyusul ke sana. Aku makan siang dulu, assalamualaikum ....”“Kalau buru-buru banget enggak apa-apa, Mas, duluan saja,” kataku lagi. Mas Fais seperti menimbang-nimbang lalu mengangguk.“Maaf ya, Mbak, aku duluan ini benar-benar urgent. Barusan Mamah kasih tahu kalau mantan calon istri Mas Fawas bikin ulah di rumah Bude Halimah,” ucap Mas Fais seraya mengelap mulutnya.“Ya, Allah, semoga saja tidak terjadi apa-apa pada mantan calon istri Mas Fawas,” ucapku tulus.“kurang tahu juga, sih, Mbak, tapi kata Mamah dia mau nekat bunuh diri di rumah Mas Fawas."“Astaghfirullahl’adiim .... nekat banget sih, orangnya. Kok, bisa Kas
last updateLast Updated : 2022-08-24
Read more

BAB 194. Mas Arman ngeselin!

🌸🌸🌸“Sudah siap, Fatki?” tanya kakakku, Mas Nanang, saat aku menghampirinya.“Siap. Insya Allah!” tegasku.“Kalian hati-hati, ya? Nanang, jaga adikmu baik-baik, semoga Allah SWT melindungi kalian berdua dari marabahaya. Fii amanilah,” ucap ibu.“Aamiin ....” Kucium tangan ibu, lalu pamit berangkat.“Hati-hati ya, Mbak, aku nitip es dawet!” teriak Susanti. Aku melambaikan tangan pada mereka berdua.Ya, hari ini adalah mediasi pertamaku. Aku sangat bersemangat semoga berjalan lancar dan semuanya segera terselesaikan dengan baik tanpa ribet apalagi drama berkepanjangan.Jarak Pengadilan Agama Tanjung Karang dengan rukoku lumayan jauh, 30 menit perjalanan jika tidak macet. Itu sebabnya aku berangkat lebih pagi.Aku berboncengan dengan Mas Nanang. Dia selalu menguatkanku dan menyuruhku untuk berzikir sepanjang jalan.Sejujurnya, meski aku sangat bersemangat, tapi hatiku diselimuti rasa was-was dan juga takut. Mungkin karena ini adalah hal pertama yang sangat bersejarah dalam hidupku.P
last updateLast Updated : 2022-08-26
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
62
DMCA.com Protection Status