Home / Rumah Tangga / VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of VIDEO PERNIKAHAN SUAMIKU : Chapter 171 - Chapter 180

614 Chapters

BAB 175. Siapakah dia?

“Mau atau tidak kalau tidak bisa bersikap sopan di sini dan juga tidak ada kepentingan lain maka harus pergi. Kami akan panggil security,” tegasku.“Wow, hebat dong, ya? Seorang penjahit bisa mengendalikan security. Jadi, curiga nih, itu securitynya dikasih apa ya, sampai mau tunduk sama perintah tukang jahit,” jawabnya ngelantur.“Tidak ada waktu lagi untuk meladeni anda. Silakan pergi!” kataku. Susanti berjalan ke arah pintu dan membukakan pintunya mempersilakan orang ini untuk keluar.“Ck, kalian ini sudah sok hebat aja. Baru jadi tukang jahit, baru bisa sewa ruko begini.”“Di sini khusus untuk jahit dan permak baju, Mbak. Bukan untuk tempat tongkrongan orang nyasar seperti Mbak. Kalau ke sini tidak jelas tahu apa tujuannya lebih baik Mbak silakan keluar dan pergi dari sini,” jawabku.“Santai dong, woles aja. Enggak sibuk juga, kan? Masa orang seperti kalian mau mengusirku. Ini kan, ruko milik Mas Fais. Kamu tidak tahu siapa saya?”“Memang ruko ini milik Mas Fais, tapi kami sud
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

BAB 176. Dituduh penggoda.

🌸🌸🌸“Oh, tidak! Aku sama sekali tidak terkejut. Tenang saja permintaan Anda akan aku penuhi, tapi satu yang harus kamu tahu antara aku dan Mas Fais tidak ada hubungan apa pun selain teman biasa. Malahan biasa banget,” jawabku jujur.“Betul kata Mbak Fatki, Mas Fais yang sering datang ke sini dan membawakan mawar untuk Mbak Fatki, bukan Mbak Fatki yang menggoda,” sahut Susanti membelaku.“Dih, mana ada maling ngaku. Kalau ngaku pasti penjara penuh,” ucap wanita di depan kami lagi.“Tapi, aku bukan maling dan Anda salah sasaran,” jawabku tidak terima disamakan dengan maling.“Duh, masa iya? Jilbabmu ini hanya untuk kedok saja, percuma deh, rajin berhijab, tapi maling suami orang,” katanya lagi.“Jangan sembarangan nuduh deh, Mbak, kalau tidak ada bukti yang kuat dan jangan bawa-bawa apa yang aku pakai karena jilbabku dengan kelakuanku itu tidak sama!” tegasku.“Oh, jelas sama, dong! Kalau orang yang pakai hijab dengan benar dia pasti akan mengontrol kelakuannya. Dia pasti tidak akan
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

BAB 177. Ternyata dia?

“Iya, Mbak, tenang saja aku berani jamin kalau Mbak Fatki tidak akan pernah melakukan itu. Sudah sana Mbaknya pulang saja kami masih banyak pekerjaan.” Usir Susanti lagi.“Eanggk usah ngusir-ngusir aku bisa pergi sendiri dari sini. Sebenarnya kalau bukan karena kakakku tersayang aku pun tidak akan pernah sudi menginjakkan kakiku di sini dan bertemu dengan manusia-manusia kotor seperti kalian!”Setelah mengumpat perempuan itu pergi menggeber mobilnya meninggalkan ruko ini.“Mas Faiz benar-benar sudah keterlaluan, San, masa dia nekat datang ke rumah mertuanya meminta izin untuk poligami dan menikahiku,” omelku.“Iya, Mbak, benar Mas Fais kelihatan nekat sekali padahal dia kan, belum bicara apa-apa pada Mbak, kok tiba-tiba dia datang ke rumah mertuanya meminta izin poligami. Pantas saja Mbak tadi sangat marah karena Mas Fais sudah terang-terangan meminta izin dan pasti Mas Fais itu sudah menyebut nama Mbak. Itu kenapa perempuan tadi datang ke sini dengan sangat marah.”“Iyalah, San, p
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

BAB 178. Memberi tahu kedatangan ipar Mas Fais.

[Mbak Fatki benar-benar sibuk ya?][Mbak, tolong angkat telepon barang sebentar saja.][Jika tidak bisa mengangkat telepon tolong balas pesan WA-ku sedang sibuk atau tidak.]Entah kenapa aku membaca pesan dari Mas Fais otakku serasa mendidih. Aku benar-benar kecewa padanya.Kami memang saling kenal, tapi belum lama dan itu memang berkenalan tidak intens. Kami tidak pernah mengobrol, kami juga tidak pernah bicara satu sama lain. Lalu ini tiba-tiba dia meminta izin pada ibu mertuanya untuk berpoligami tanpa sepengetahuanku Mas Fais sudah sangat kelewat batas.Apa Mas Fais memanfaatkan keadaanku? Walau bagaimana pun juga yang namanya orang berpoligami itu harus ada persetujuan antara dirinya dan juga calon madu untuk istrinya.Bukan seperti ini tanpa bicara apa pun padaku tahunya adik iparnya datang ke sini dan memberitahu tentang semuanya. Mending kalau ngomongnya baik-baik. Dia datang ke sini dengan tidak baik, memaki dan merendahkanku.Ting!Pesan baru lagi dari nomor Mas Fais.
last updateLast Updated : 2022-08-19
Read more

BAB 179. Kesepakatan bertemu istri Mas Fais.

“Apa perkataanku belum jelas, Mas? Sudah aku katakan kan, kalau tadi adik ipar Mas, datang ke sini dan mengatakan padaku bahwa aku ini adalah pelakor yang mengambil Mas Fais dari istri Mas Fais dan juga bilang bahwa Mas Fais sudah meminta izin pada pihak keluarga untuk berpoligami. Ini maksudnya apa Mas, antara Mas Faiz denganku itu tidak ada apa-apa.”“Tunggu-tunggu dulu, satu-satu tanyanya Mbak Fatki, biar aku tidak bingung dan aku akan mencoba menjelaskan semuanya pada Mbak Fatki.”“Pertama, aku minta maaf atas kejadian tadi yang tidak mengenakkan hati. Mbak Fatih sungguh aku tidak tahu kalau adik iparku datang ke sini. Ke dua tentang akan mau berpoligami, itu memang betul adanya, tapi itu semua tidak seperti yang ada di pikiran Mbak Fatki. Bukankah Saya sudah bilang pada Mbak Fatki bahwa saya akan serius dengan Mbak Fatki setelah nanti Hakim memutuskan perceraian dengan suami Mbak Fatki dan tentang poligami itu betul aku memang berniat melakukannya, tapi sungguh itu tidak seperti
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

BAB 180. Curhat dengan ibu.

Gara-gara pengakuan Mas Fais padaku aku jadi gagal konsentrasi dalam menjahit. Beberapa kali salah memasukkan warna benang dan juga beberapa kali salah menjahit pola. Untung saja bisa diakali oleh Susanti.“Mbak, kalau susah konsentrasi lebih baik tinggalkan dulu. Sudah sana Istirahat dulu. Sebentar lagi kan, tukang tanahnya datang ke sini, kita harus siap-siap. Semoga jadi rezeki kita ya, Mbak, tanah cepat laku biar masalah Mbak Fatki ada yang beres.”“Aamiin ... Ya, Allah. Terima kasih ya, Susanti, kamu sudah jadi partner kerja terbaik untuk Mbak ,semoga Allah balas dengan kebaikan-baikan untuk kamu ya?”“Aamiin ... sama-sama ya, Mbak juga udah baik banget sama aku.”“Ya, sudah, Aku istirahat dulu ya, San, kalau ada telepon ataupun WA ataupun apa pun itu yang berhubungan dengan HP Mbak, enggak usah kamu ladeni.”“Siap, Bos! Laksanakan, Ya sudah sana Mbak Fatki istirahat.”Dengan langkah gontai Aku menuju ranjang rasanya otak dan badanku lelah sekali. Aku benar-benar tidak menyang
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

BAB 181. Reni menyiksa ibu mertua.

“Iya, ikutlah! Nanti biar Susanti yang menemani kamu, jadi kamu merasa nyaman.”“Baik, Bu, aku akan ikuti semua nasehat dan saran Ibu.”Beginilah kalau hati sedang gundah gulana, selain menggelar sajadah dan bermunajat pada-NYA, Ibu adalah satu-satunya solusi untuk kita berbagi hati, berkeluh kesah, menumpahkan segala persoalan dan masalah hati. Setelah ini hatiku benar-benar plong dan juga tenang.~k~u🌸🌸🌸Sore ini sesuai janji kami bertiga, aku, Susanti dan calon pembeli tanah kami datang ke rumah Mas Arman untuk melihat tanah dan juga bangunan rumah yang akan mereka beli.Setelah ngobrol ke sana ke mari tentang harga tanah yang berlaku di kota ini, maka pembeli bersiap menerima harga sesuai yang berlaku di sini.Aku pun sudah menjelaskan tentang keadaan tanah dan rumah yang akan dibeli. Tidak ada yang aku tutup-tutupi semua aku jelaskan dengan detail dan juga dengan jujur. Alhamdulillah calon pembelinya mau, tapi mau dilihat dulu lokasinya.Kami bersiap untuk pergi ke rumah Mas A
last updateLast Updated : 2022-08-20
Read more

BAB 182. Mas Arman serakah.

“Dik, ini tidak seperti yang kamu kira. Aku setiap hari merawat ibu, menyuapi ibu, membawa ibu berjemur, dan juga yang lainnya. Ini tadi Reni karena sedang marah makanya dia begitu,” ucap Mas Arman membela Reni.Aku tidak mau menanggapi ucapannya lebih baik aku fokus membersihkan badan ibu. Masya Allah dakinya banyak sekali sepertinya ibu sudah beberapa hari tidak mandi karena bau rambutnya sangat menyengat. Aku juga mengambil sikat gigi untuk menggosok gigi ibu kalau begini ceritanya ibu bisa dikerubungi semut.“Susanti, tolong bantu Mbak angkat badan Ibu yang sebelah kanan!” pintaku pada Susanti.Bukan hanya Susanti saja yang membantuku, tapi Mbak Arum beserta suami yang mau beli tanah pun ikut membantu.Kurang lebih setengah jam aku membersihkan badan ibu. Sekarang ibu sudah wangi, dan rapi. Aku pakaikan diapers dewasa dan sudah dipindahkan ke kamarnya.Kamar Ibu sangat berantakan bau amis, pesing, dan kotoran manusia menyeruak mendominasi ruangan ini. Apa saja kerjaannya Intan, R
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

BAB 183. Harga tanah plus rumah diel.

“Ah, terserah sajalah yang penting aku dapat duit aku harus bayar beberapa tagihan dan aku juga harus membayar biaya perawatan ibu.”“Biaya perawatan bagaimana lagi Mas? Memangnya ibu di asuh suster? Bukankah kamu selama ini yang mengasuh ibu?”“Bukan dirawat suster, Dik, tapi dirawat oleh Reni, jadi Reni itu meminta biaya perawatan ibu.”“Astaghfirullahaladzim ada-ada saja kamu itu Mas. Reni itu istrimu dan juga menantu ibu, jadi dia berkewajiban untuk merawat ibu bukan malah minta uang bukan minta bayaran!”“Ya, tapi, memang begitu, Dik, perjanjian Reni mau merawat ibu jika dapat bagian dari penjualan rumah ini, jadi mau tidak mau maka Mas akan memberikan uang kepada Reni.”“Mas, otakmu masih berfungsi normal, kan? Rumah ini yang bangun orang tuamu, jadi hasil penjualan rumah ini uangnya mutlak milik mereka. Kamu tidak berhak sepeser pun atas uang itu, kecuali jika Ibu ikhlas memberikannya padamu. Lagi pula kamu itu laki-laki masa tidak mau uang bagian dari rumah ini.”“Ah, terserah
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more

BAB 184. Intan datang lagi.

Setelah selesai survei aku pamit undur diri pada ibu dan aku berjanji akan sering-sering datang ke sini untuk menengok keadaan ibu.“Mbak di bawah ada Intan!” seru Susanti.“Intan? Tumben amat pagi-pagi dia ke sini ada apa, ya?”“Entah deh, Mbak, tapi firasatku mengatakan tidak baik.”“Ya, sudah bilang aja sama dia suruh tunggu, tapi kamu jangan bukain pintu, ya?”“Siap, Mbak! Aku juga males bukain pintu untuk Intan.”Aku mengambil jilbab yang biasa aku gantung di belakang pintu lalu bergegas turun Ke bawah. Heran pagi-pagi sekali begini Intan datang. Apakah ada sesuatu yang terjadi pada ibu?“Iya, Intan, ada apa?” tanyaku padanya yang terlihat sangat gelisah.“Mbak, aku butuh uang Mbak. Hati ini terakhir pembayaran semester, tapi aku minta sama Mas Arman enggak dikasih malahan disuruh datang ke sini. Kata Mas Arman rumahnya ibu sudah laku makanya aku suruh minta uang duluan. Tolong Mbak, kalau hari ini aku tidak bayar semester maka aku tidak bisa ikut ujian dan aku harus mengulang la
last updateLast Updated : 2022-08-21
Read more
PREV
1
...
1617181920
...
62
DMCA.com Protection Status