Semua Bab Rahasia Sang Dokter: Bab 111 - Bab 120

167 Bab

Ch. 111

"Astaga, beneran lowbat?" Aline segera me-charge ponselnya, untung dia selalu bawa powerbank. Di masukkan ponsel dan powerbank itu dalam tas lalu bergegas melangkah turun. "Mama!" Aline langsung mendengar teriakan itu, ia tersenyum, menunduk dengan tangan terentang guna menyambut Refal yang sudah berlari dengan penuh semangat ke arahnya. "Sudah pulang, ya? Aduh gantengnya anak mama!" Aline memeluk erat bocah itu, namun segera ia urungkan ketika sesosok perempuan paruh baya dengan seragam cokelat mendekatinya. "Ini dengan mbak Aline, ya? Tantenya Refal? Tadi mamanya sudah info kalau mbak Aline yang mau jemput."Aline tersenyum, ia segera menegakkan badan yang mengulurkan tangan pada sosok paruh baya itu. "Benar, Bu. Tadi mbak Rosa bilang kalau ada pekerjaan dadakan jadi nggak bisa jemput. Jadinya saya yang disuruh jemput."Wanita itu tersenyum, ia mengalihkan pandangan pada Refal yang langsung bergelayut manja pada Aline. Aline sendiri heran, bisa selengket ini Refal kepadanya? Seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ch. 112

"Aline di mana?"Budi sudah dalam perjalanan pulang ke rumah. Duduk di jok belakang dengan begitu santai. Tidak salah kalau diam-diam Budi mengawasi anak menantunya. Bukan hanya Aline, Adam pun juga dia awasi. Mereka satu-satunya harapan Budi untuk memiliki penerus. "Ini lagi makan di kedai cepat saji, Pak. Saya ada tidak jauh dari mbak Aline." lapor suara itu terdengar lirih. "Dia nggak tau kalo kamu ikutin, kan?" Sejauh ini, tidak ada yang pernah tahu kalo Budi selalu mengawasi keduanya tiap tidak ada di depan Budi. Tentunya setelah peristiwa kaburnya Aline dan apa saja rahasia pelik yang Adam sembunyikan. Bahkan Erma pun tidak tahu kalau suaminya ini membayar beberapa anak buah untuk mengawasi gerak-gerik keduanya. Hanya Budi anak para anak buah rahasia yang tahu tentang misi ini. "Aman, Pak. Tadi sih mbak Alien sempat celingak-celinguk dan lihat saya, tapi aman. Mbak Aline nggak ngenalin saya, Pak.""Syukurlah!" desis Budi lega. "Awasi terus, pastikan dia aman sampai di rumah.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ch. 113

Adam mengorek telinga sebelah kanannya begitu ia beres cuci tangan. Ada masalah apa dengan telinganya? SUngguh dengungan tadi sangat tidak nyaman dan menganggu sekali. Untung dia masih bisa fokus dan semua operasinya berjalan lancar, kalau tidak? Bisa-bisa Adam akan kena masalah lagi."Kenapa telingamu, Dam?" sapa Guntur yang nampaknya juga baru beres operasi."Nggak tahu nih, tadi sempet berdengung pas di dalem.""Idris udah balik sih, kalo enggak coba deh periksa." nampak dokter bedah tulang itu mencuci tangan di wastafel, sementara Adam, ia malah melangkah dan membuka loker miliknya.Tentu benda pertama yang dia ambil adalah ponsel. Ada banyak chat masuk di sana. Obrolan tidak jelas di grup Wh*tsApp teman-teman kuliah, sampai chat yang dia pin teratas memenuhi notifikasinya. Adam tidak langsung membuka pesan-pesan itu, ia malah membuka pembaruan status Aline, di mana dua foto yang dibagikan istrinya itu kontan membuat Adam terkikik dan mengerti kenapa telinganya bisa berdengung sep
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ch. 114

Budi melangkah masuk ke kamar tanpa melepaskan pandangan dari layar ponsel. Ia tengah membaca chat di grup rahasia yang berisikan orang-orang yang diberi kepercayaan Budi untuk mengawasi dan melindungi Adam berserta Aline. Mereka tengah mencari tahu di mana lelaki psikopat itu berada, bagaimana pun Budi harus secepatnya mendapatkan kabar mengenai orang itu. "Astaga, Ma! Mau kemana?" tanya Budi yang terkejut melihat sang istri nampak tengah memasukkan pakaian ke dalam koper. Erma berhenti melipat pakaian, menoleh dan menatap gemas ke arah sangat suami. "Papa ini gimana sih? Besok jadi, kan? Katanya mau ke Bali?" ujar Erma balik bertanya. Budi kontan menepuk jidatnya seketika, ia memasukkan ponsel ke dalam saku dan mengabaikan grup chat yang sedari tadi dia simak dengan begitu serius. "Ya ampun, Ma! Kita cuma dua hari ke sana! Itu pun bakalan habis di hotel buat meeting dan lain-lain." jelas Budi yang masih tidak habis pikir, untuk apa istrinya bawa koper sebesar itu? "Ya kan yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ch. 115

"Besok langsung pulang, ya?" Adam menatap Aline dengan saksama, seperti biasa malam ini mereka kembali melakukan agenda wajib. Dan sekarang, agenda wajib lain yang selalu mereka lakukan selepas memadu kasih. Saling deep talk sambil meluapkan cinta melalui sorot mata dan sisa deru napas mereka. "Iya lah, Mas. Kalo nggak langsung pulang mau kemana?" Aline tersenyum, kenapa ia begitu suka melihat Adam dalam kondisi kuyu selepas bercinta macam ini? Asyik memandangi Adam, Aline jadi teringat sesuatu. Matanya kontan membulat dengan ekspresi terkejut, sebuah ekspresi yang langsung membuat Adam ikut membulatkan mata. "Kenapa? Ada apa, Lin?" sorot khawatir tergambar di mata Adam, membuat Aline buru-buru tersadar dari rasa terkejutnya. "Aku lupa bilang sama kamu soal info dari papa." Kening Adam berkerut, info dari papa? Kenapa Adam merasa ada sesuatu hal yang direncakan oleh papanya? Ia masih begitu bernafsu menjadikan Adam sebagai penerus bisnisnya. Adam tahu betul! "Info apa lagi? Pap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ch. 116

Adam memarkirkan mobil di depan gedung hotel, nampak satu buah armada sudah ready di sana. Adan Budi, Erma dan beberapa orang berdiri di depan loby. "Turunlah, biar aku yang bawakan kopermu."Aline tersenyum, ia segera melangkah turun, mengayunkan kaki menghampiri mama dan papa mertua yang nampak tersenyum melihat kedatangannya."Kamu nggak ikut beneran, Dam?" Tanya Erma setengah menggoda, membuat lelaki yang tengah membawa koper itu kontan mengerucutkan bibir. "Kapan-kapan deh, Ma. Titip Aline ya, Ma?"Erma mengangguk sambil terkekeh, "Memangnya mau mama apakan sih Aline? Jangan khawatir begitu ah! Kayak sama siapa aja."Adam kontan nyengir sambil garuk-garuk kepala. Tidak salah kalau dia begitu khawatir pada istrinya. Jujur kaburnya Aline dulu membuat ia sedikit trauma. Ia takut kembali ditinggalkan!"Kalo gitu Adam pamit deh. Kalian safe flights, ya? Kabari kalau udah sampai!" Adam menoleh, menyodorkan tangan yang langsung disambut oleh Aline dengan segera. Nampak di balik senyu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ch. 117

“Nggak ngotak!” gerutu Aline begitu membuka chat yang dikirimkan Aleta kepadanya. Ia sudah duduk di travel yang membawanya dan beberapa orang lain dalam perjalanan dinas kali ini.Untung dia hanya duduk sendiri di depan, jadi tidak ada yang mendengar umpatan Aline yang dia tujukan pada saudari kembarnya itu. Aline segera menghubungi Aleta, untuk apa? Tentunya untuk memaki kakak kembarnya itu. Kenapa sih orang satu itu selalu menyebalkan sekali?“Halo ... jangan lupa pesanan aku, Bestie!” ujarnya dengan tawa tertahan.Rasanya kalau bisa, Aline ingin menghampiri gadis itu dan mengacak-acak rambutnya sampai kusut. Sayang sekali saat ini dia tengah berada dalam perjalanan menuju bandara dan harus bertolak ke Bali.“Kampret!” runtuk Aline kesal. “Katanya bisa dilipat terus di masukin ke tas? Tapi ini apa, Ta? Sebanyak ini alamat penuh sesak koper aku!” protes Aline kesal, ia merasa dibohongi.“Loh ... nota dan struk pembayarannya kan bisa kamu lipat dan masukin ke tas, kan?”APA?Aline men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ch. 118

Sambungan telepon sudah terputus, namun wajah Aleta masih saya terlihat berbinar dengan senyum merekah. Bayangan pernikahan yang sudah begitu lama dia impikan bersama Kelvin tergambar dalam otak. Akhirnya ... penantian Aleta terbayar sudah! Dia hanya akan menikahi lelaki yang dia mau dan jangan lupakan bahwa kedua orang tuanya pun sudah acc setuju. Apalagi yang hendak Aleta layangkan sebagai protes pada Tuhan? "Takdir Tuhan itu emang indah pada waktunya!" gumam Aleta dengan wajah cerah berbinar. Terlebih nampak Aline yang terpaksa dia tumbalkan, kini hidupnya begitu bahagia di sisi Adam. Agaknya memang kedua orang tua mereka tidak salah memilihkan jodoh untuk anak-anaknya, namun sekali lagi, Aleta hanya mau Kelvin, bukan Adam! Sementara Aleta tengah berbunga-bunga dan tidak sabar menantikan jam makan siang, di kursi penumpang first class salah satu maskapai terbaik yang dimiliki negeri ini, Aline tengah duduk dengan perasaan tidak tenang. Hamparan laut biru yang terbentang di baw
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ch. 119

"Istri baru urus kerjaan, eh di suruh pulang mulu!"Tentu Adam melonjak terkejut ketika suara itu yang kini menyapa telinganya secara tiba-tiba. Kenapa jadi ibunya yang memegang ponsel Aline? "Ah mama! Namanya juga jauh istri." bela Adam kepalang tanggung. "Ya tapikan Aline baru ngurus kerjaan, Dam. Demi kamu juga ini. Jangan diburu begitu ah!" suara itu kembali bergumam, membuat Adam kontan garuk-garuk kepala. "Iya deh iya. Titip Aline ya, Ma. Kalo macem-macem jewer aja telinganya." ujar Adam santai sambil bersandar di kursi. "APA?"Adam kembali melonjak, jika tadi dia terkejut karena mendadak mendengar nama sangat ibu, ini dia terkejut karena mendengar suara istrinya memekik dari ujung telepon. Adam mendesah perlahan, sungguh wanita itu memang sulit dimengerti. "Bilang apa tadi, Mas?" tanya suara itu yang lantas melukiskan senyum masam di wajah Adam. "Nggak Sayangku, enggak kok. Semangat ya kerjanya. Mas tutup dulu, udah ditunggu di OK. Bye Cintaku."Tut. Adam langsung memati
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Ch. 120

"Firasat aku nggak enak, Ta! Dari tadi kebayang kamu terus." jelas suara itu yang seketika membungkam Aleta. "Aku takut kamu kenapa-kenapa, kamu serius nggak apa-apa, kan?"Aleta menghela napas panjang. Mendadak dia menjadi sedikit parno. Mereka kembar, ikatan batin mereka begitu kuat dan sekarang ... Aline bilang kalau dia begitu khawatir kepadanya? Apa yang akan terjadi?"Jangan bikin takut aku, Lin! Aku baik-baik saja!" tegas Aleta sedikit panik. Bukan salah dia kalau khawatir, sudah berulangkali setiap ada sesuatu hal buruk terjadi, satu sama lain pasti bisa merasakan. "Aku bukan bermaksud bikin kamu takut, Ta. Aku cuma khawatir aja sama kamu, syukur kalo kamu baik-baik aja."Aleta menegang, wajahnya seketika pucat. Aline belum pernah sekhawatir ini, apakah ini artinya ... "Please, tolong suruh Kelvin anter kemana aja kamu pengen pergi. Jangan sendirian, oke?" ujar suara itu yang malah makin membuat Aleta membisu. "Aku tutup dulu, Ta. Inget pesenku, hati-hati. Maaf nggak bisa ja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status