"Cantik sekali aku. Waktu jiwaku belum terlepas tidak pernah aku dirias secantik ini. Saat menikah pun dirias ala kadarnya. Yang penting menikah," kata Ina lalu menyentuh pipinya yang berwarna merah muda."Mbak Ina suka, ya. Sudah bisa sedikit melapangkan hati?" tanya Angela mengalihkan pandangan ke arah wajah sendu perempuan ayu itu. "Ya, yang terpenting Arjunaku akan baik-baik saja," ujarnya lirih. "Pasti, Mbak," kata Angela meyakinkan Ina yang mulai bisa tersenyum walau sangat tipis. Angela pun bisa pulang dengan hati ringan. Setelah membereskan peralatannya, Angela mohon diri pada keluarga. Ia berpesan pada Meri, kalau Arjuna membutuhkan sesuatu dia kenal beberapa orang yang bisa membantu. "Terima kasih banyak, Kak. Ini ada sedikit untuk Kakak," kata Meri menyerahkan amplop putih tertutup pada Angela. "Tidak usah. Pakai saja untuk keperluan pemakaman," tolak Angela lalu mengatupkan kedua tangannya di depan dada. "Kami jadi tidak enak, Kak. Sudahlah semalam ini, gerimis pula.
Baca selengkapnya