Sebenarnya bukan hal yang mengejutkan jika akhirnya Daryan muncul di hadapanku. Cepat atau lambat, kami pasti akan bertemu. Entah itu sekarang, ataupun nanti, dia pasti akan mempertanyakan keberadaanku selama ini, juga bagaimana kelanjutan hubungan kami.Aku tak mungkin terus menghindar, apa lagi bersembunyi. Tak ada yang perlu aku takuti. Aku bukan miliknya. Belum juga menyerahkan diri padanya. Aku masih punya hak untuk memilih, laki-laki mana yang kini membuatku merasa nyaman, sekaligus... aman.*Aku menoleh ke arah sumber suara, meski sudah tahu siapa pemiliknya. Suara tengil itu juga pernah membuatku hampir gila saking rindunya. Namun kini hanya sebatas kisah yang hampir membuatku kehilangan nyawa.Aku sedikit tertegun, melihat penampilan barunya yang kini layaknya eksekutif muda. Dengan setelan kemeja berdasi, juga jas yang membalut bentuk tubuhnya yang atletis.Aku membuang pandangan, kembali menatap layar ponsel dengan video mukbang sedang memutar.Kudengar langkah sepatunya m
Read more