Aku menyunggingkan senyum, melihat dia yang kini berdiri menungguku usai menutup kedai. Berjalan bersama, sambil bergandengan tangan layaknya pasangan pada umumnya. Sesekali saling menoleh sambil tersenyum malu. Ren menemaniku pulang."Tanganmu sangat kecil. Tapi kalau memukul, sakit sekali," keluhnya, lalu mengapit genggaman tanganku ke dadanya.Aku tertawa kecil, sambil mendorong bahunya dengan bahuku. Kami mengobrol sepanjang jalan, tentang apa saja yang terkadang membuatku merengut mendengarnya. Dia hanya tertawa, seolah wajah cemberut dan marahku jadi hiburan tersendiri dalam hidupnya."Andai sejak awal kau jujur, kejadian di karaoke tak akan mungkin terjadi," sesalku, sambil berdecak. Kembali merasa rendah diri."Tak perlu malu. Apa pun yang terjadi saat itu, aku masih akan terus menyukaimu."Aku mengulum senyum, dengan mata yang menghangat pastinya. Selain umpatan dan kata-kata kasar, ternyata dia juga bisa mengeluarkan kata-kata manis yang membuatku hampir menangis.Kami sam
Last Updated : 2022-08-10 Read more