Aku memberanikan diri membuka mata. Perlahan, setelah merasakan dia menarik diri dari pagutannya. Mataku kembali mengerjab, menyaksikan dia yang kini masih mematung setelah melepaskanku.Aku tersenyum tipis, dengan kedua tangan masih melingkari pinggangnya. Menggigit bibir bawahku, merasa malu dengan apa yang baru saja kami lakukan."Ma_maaf," ucapnya melepaskan tangannya dari rambutku."Kenapa kau meminta maaf?" Aku masih menahan posisi tanganku agar dia tak menjauh.Dia mengusap wajahnya, melepaskan tanganku dan berbalik menjauh memunggungiku."Apa yang terjadi padamu, Yan?" Aku berjalan mendekati. Mencoba menyentuh pundaknya.Dia kembali berbalik, dengan gurat penyesalan di wajahnya. Benarkah apa yang barusan dia lakukan hanya karena khilaf seperti yang dia peringatkan tadi?"Aku minta maaf. Aku harus pulang." Dia bergegas menuju pintu. Duduk di lantai agar bisa memasang kaos kaki dan juga sepatu. Aku hanya berdiri mematung, menyaksikan sikap anehnya dengan mata yang mulai menghang
Read more