All Chapters of Diceraikan Karena Bukan Wanita Karier : Chapter 111 - Chapter 120

231 Chapters

BAB 111

Pesan Ibu Mertua 2"Mas?" kusentuh tangan suamiku agar dia menjelaskan pada ibunya. "Apa? Sudah kuingatkan, di kehamilan muda ini rawan melakukan hal itu. Astaga Rafli. Apakah kau tak percaya kata-kata Ibu? Bahkan kau membahayakan anakmu sendiri!" "Bu. Maaf, tak ada kejadian apapun tadi di kamar. Aku berani jamin. Hanya saja aku tak tahu mengapa Mas Rafli mengunci kamar," ucapku membela diri. Tentu aku tak ingin dicap menantu pembangkang meski pada akhirnya aku terkesan mengumpankan suamiku sendiri. "Benarkah? Lalu mengapa kau tak bekerja, Rafli? Kau kira hartamu yang tak seberapa sudah lebih dari cukup memenuhi kebutuhan keempat anakmu nanti?" Ibu menajamkan pandangannya ke arah suamiku. Aku hanya melihat suamiku tersenyum sedikit saat mendengar penuturan ibunya. "Tenang, Bu. Aku sudah tahu sampai dimana kemapanan finansialku," jawab Mas Rafli sedikit jumawa. "Astaga! Apakah perlu kubenturkan kepalamu ke tembok? Pergi bekerja sekarang! Bahkan tahun depan Zoya harus masuk ke play
last updateLast Updated : 2022-09-20
Read more

BAB 112

Tayangan Masa Lalu 1 [Ibu. Tidakkah kau ingin mengulang kebersamaan ini lagi? Wita kangen Ibu. Wita ingin dipeluk Ibu seperti ini lagi… sebagai menantu ] Di bawahnya terpampang jelas foto Wita dan ibu tengah berpelukan dengan sangat hangat. Dari pakaian yang digunakan Wita aku yakin momen itu diambil saat Wita dan Mas Rafli melangsungkan pernikahan. Foto itu membuatku iri sekaligus kesal meski akal sehatku berbicara bahwa itu hanya masa lalu yang sudah terhapus. "Tak tahu malu… ." Tanpa sadar aku mengucapkan hal itu dan meremas ponsel warna silver milik ibu mertuaku. "Baca sampai atas. Ibu tak ingin dicap menusukmu dari belakang. Selain itu juga kamu lebih tahu wanita seperti apa yang sedang berusaha memasuki rumah tangga kalian berdua," sambung ibu memintaku membaca chat dari Wita padanya. Tanpa ragu kuturuti keinginannya. Jujur saja aku penasaran pendekatan seperti apa yang sudah dilakukan mantan menantu wanita di depanku. [ Ibu. Tadi nggak ikut arisan di rumah ibunya Nanda? P
last updateLast Updated : 2022-09-21
Read more

BAB 113

Tayangan Masa Lalu 2Setelah memeriksa pekerjaan kedua anak kembarku, aku meminta mereka membereskan buku-buku yang masih berserakan di lantai kamarnya. Dari arah ruang televisi kudengar suara Zoya tengah merajuk pada ayahnya. Suaranya yang manja membuat Mas Rafli terlihat asyik meledeknya. "Ayah… ayo. Cekarang. Zoya mau es klim." Ternyata Zoya merajuk meminta es krim pada ayahnya. Kulangkahkan kaki ke dapur untuk mengambil secangkir lemon tea hangat yang akhir-akhir ini lumayan membantuku mengurangi mual serta rasa di mulutku yang tak nyaman akibat kehamilan di trimester awal. "Bilang sama Bunda, boleh nggak keluar beli es krim sekarang?" ucap Mas Rafli melemparkan keputusannya padaku. Aku menoleh ke arah Zoya yang harap-harap cemas menunggu persetujuanku. "Di kulkas habis?" tanyaku sambil mencubit gemas pipi gembul Zoya. Anak itu langsung menutup mulutnya dengan tangan seraya menggeleng. "Zoya boling di rumah… pengin jalan-jalan… ." Aku dan Mas Rafli berpandangan. Dari mana an
last updateLast Updated : 2022-09-21
Read more

BAB 114

Apakah Karma? 1"Tak usah manja! Membawa barang seperti ini tak akan membuatmu keguguran. Apalagi sudah sebesar itu di perutmu! Mana mungkin dia akan m*ti begitu saja! Bukankah anakmu itu calon preman? Sudah kuberi obat penggugur kandungan saja masih adem ayem tumbuh di dalam sana!" Kalimat yang dilontarkan Bu Mirna membuat jantungku berdetak lebih cepat. Rasanya aku ikut tersayat mendengar kata-kata kasar tak manusiawi itu keluar dari mulutnya. "Kau yang bawa! Ibu mau naik ojek saja. Kau naiklah becak agar barang belanjaan kita tak ada yang tercecer di jalanan. Paham?" Dari pantulan spion aku melihat Mita mengangguk sambil mengusap air matanya. Tak lama, Bu Mirna pergi menaiki ojek yang mungkin sudah dipesannya. Tak lama setelah Bu Mirna pergi, aku melihat Mita yang tengak-tengok dengan satu tangannya mengusap perut sedangkan belanjaan di kantong plastik warna putih diletakkan tepat di kakinya. Dengan langkah hati-hati kudekati wanita itu. Matanya seketika membulat melihatku be
last updateLast Updated : 2022-09-21
Read more

BAB 115

Apakah Karma 2Penjelasan dari Mita membuatku tanpa sadar memegang mulutku. Bayanganku mengarah pada sosok laki-laki yang setahun lalu masih menunjukkan taring kesombongan di hadapanku. Kubayangkan laki-laki dengan sorot mata tajam serta rahang yang kokoh kini harus mengalami kondisi tanpa daya seperti saat ini. Aku penasaran kehidupan seburuk apa yang sedang menimpa mereka. Mas Galih yang dipecat dengan tidak hormat sebagai seorang PNS pasti sudah tak memiliki penghasilan, ditambah dengan posisinya yang kini di penjara. Pasti tak mudah hidup dengan mengandalkan uang pensiun mantan mertuaku itu. Apalagi dengan sakitnya Pak Tanu, kurasa pengeluaran jauh lebih banyak. "Lalu siapa yang sekarang menjaga toko ikan hias kalian?""Tak ada. Tutup. Modalnya habis untuk tambahan biaya rumah sakit. Belum lagi ternyata gaji pensiun bapak juga digunakan untuk jaminan hutang. Tak ada lagi yang bisa kami harapkan, Mbak. Bahkan aku sudah nekat akan meninggalkan bayi ini setelah dia lahir. Aku masi
last updateLast Updated : 2022-09-21
Read more

BAB 116

Kenyataan Wita di Masa Lalu 1"Jangan paksa anakku untuk melakukan hal sebodoh itu! Jangan pula menutup mata dengan kelakuan anak kalian selama ini. Aku yakin kalian tahu bagaimana kelakuan Wita selama menjadi menantuku. Bahkan dia mencoba merayu Tama yang merupakan kakak kandung suaminya saat itu!" teriak ibu saat aku baru saja melangkahkan kaki di teras rumahnya yang besar. Karena jarak pintu rumah dengan pintu gerbang lumayan jauh mungkin saja mereka tak menyadari kehadiranku. Apalagi tadi aku memang memakai taksi online yang otomatis hanya turun sampai di depan pintu gerbang. Kuarahkan Zoya yang tadinya sudah hampir berlari mencari ibu mertuaku untuk berhenti sejenak. Zoya memandangku lama, seolah mempertanyakan apa yang telah terjadi di rumah eyangnya? Suara ibu yang penuh emosi itu pasti membuat Zoya bertanya-tanya. "Tapi, Jeng. Kita tahu bahwa Wita dan Rafli sangat serasi. Lagi pula apa mungkin Wita sampai berbuat sejauh itu? Jangan menyalahkan anak kami saja atas kejadian
last updateLast Updated : 2022-09-22
Read more

BAB 117

Kenyataan Wita di Masa Lalu 2"Ibu, mau kubuatkan teh hangat?" tawarku sambil mencium punggung tangannya. Zoya mengikuti langkahku dan segera duduk di samping eyangnya. Matanya menelisik wajah ibu dengan tatapan penuh tanya. "Tidak. Duduklah," Ibu menepuk sofa di samping kirinya yang masih kosong. Tanpa pikir panjang aku segera duduk di sampingnya. Tiba-tiba wanita yang mengenakan dress selutut dengan motif bunga itu mengusap perutku dengan lembut. Wajahnya nampak serius menatap perutku yang masih rata. "Berjanjilah dengan eyang, jadilah anak yang kuat. Bantu bundamu untuk tetap tegar karena ke depan banyak sekali halangan yang akan mengganggu perjalanannya. Jadilah peneduh saat keadaan sekelilingnya berhawa panas. Berjanjilah dengan eyang, Nak. Jadilah penguat hubungan kedua orang tuamu." Tiba-tiba matanya melelehkan butiran kristal bening yang makin lama makin menderas. Tak ada yang dapat aku lakukan selain memeluknya dengan erat. Aku tak bisa membayangkan wanita yang sangat meny
last updateLast Updated : 2022-09-22
Read more

BAB 118

Jangan Mengusik Anak-Anakku! 1Pov Ibu MertuaDadaku rasanya sesak melihat kedua manusia itu sudah merusuh sepagi ini di rumahku. Aku yang tengah menyiapkan bubur kacang hijau untuk anakku Vinda harus menunda kegiatanku di dapur. Mereka masih seperti tiga tahun yang lalu, menampakkan wajah angkuh dan menganggap semua orang berada jauh di bawahnya. Aku tak gentar meski berkali-kali mereka memandangku penuh intimidasi. Aku penasaran apa yang mereka inginkan hingga mendatangiku seperti ini. Kuyakin ada hubungannya dengan anak mereka, Wita. Tanpa kuminta Mbok Tum sudah menyajikan dua cangkir teh hangat untuk mereka. Meskipun aku sendiri ragu, apakah mereka akan meminum buatan Mbok Tum mengingat berapa angkuh dan arogannya mereka sekeluarga. "Apa kabar, Jeng Pur?" tanya Bu Tika, ibunya Wita. Sementara Pak Santoso yang duduk di sampingnya masih terdiam. Tetapi matanya masih memandangku dengan sorot mata yang dingin penuh kebekuan. "Alhamdulillah, makin sehat dan bahagia," jawabku penuh
last updateLast Updated : 2022-09-22
Read more

BAB 119

Jangan Mengusik Anak-anakku! 2"Tak perlu takut mengetahui reaksi orang jika mereka tahu latar belakang Vinda. Justru kalianlah yang harus takut jika orang-orang tahu seperti apa tingkah laku anak kalian itu!" "Apa maksudmu, Mbak? Kau tengah membicarakan anakku Wita? Apakah ada yang ingin kau jelaskan?" "Kau tanyakan istrimu. Aku yakin dia sudah tahu apa yang kukatakan. Sebagai ibunya kau pasti sudah paham aib apa yang dimiliki oleh anak perempuanmu!" tunjukku pada Bu Tika. Wanita itu melotot setelah kuberikan serangan mendadak. "Bu? Apa yang Mbak Pur katakan?" tanya Pak Santoso pada istrinya. Aku jadi tahu selama ini laki-laki itu tak benar-benar paham alasan apa yang membuat putrinya bercerai dengan anakku. "Tak perlu didengarkan. Wanita ini sedang mempermainkan kita dengan memfitnah Wita." Bu Tika berusaha menutupi kebusukan anaknya. Padahal saat menjelang perceraian Wita dan Rafli, aku sudah menceritakan kebusukan anaknya yang terang-terangan mencoba mengusik kehidupan rumah
last updateLast Updated : 2022-09-22
Read more

BAB 120

Pil KB Wita 1Kutekan dadaku yang terasa nyeri sesaat setelah kepergian kedua manusia itu. Rasanya sekelilingku berputar setelah beradu argumen dengan mereka. Gondok luar biasa kurasakan menghadapi mantan besanku itu. Nyatanya mereka benar-benar tak punya malu sedikitpun. Terutama Bu Tika, ibunya Wita. Sudah kuberitahu kelakuan anak perempuannya saat menjelang sidang pertama perceraian Wita dan Rafli. Seharusnya dia punya sedikit malu mengajukan permintaan tersebut. Aku sedikit kasihan pada Pak Santoso, sepertinya dia tak diberitahu oleh istrinya mengenai kelakuan Wita sesungguhnya. Buktinya dia terlihat bingung dengan serangan yang kutujukan untuk istrinya. Aku sengaja memberitahu Bu Tika karena aku tak ingin dicap sebagai mertua dzalim, yang hanya perkara anak justru mendukung sebuah perceraian. Meski Wita yang memakai KB diam-diam juga merupakan kesalahan yang fatal, mengingat tujuan berumah tangga salah satunya memiliki keturunan. Akan lain ceritanya jika memang Wita atau Rafli
last updateLast Updated : 2022-09-22
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
24
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status