"Dian, kamu jangan salah paham. Aku membuka blokir Ayu itu karena kasian sama dia. Emang kamu gak kasian apa kalau Ayu nanti sakit hati gara-gara Akbar ternyata punya kekasih? Kemudian aku panggil dia dengan sebutan 'Ay' itu karena kecoplosan aja. Gak usah prasangka buruk, sebagian prasangka itu dosa!" kilahku panjang lebar. Dian tertawa kecil di balik telepon. "Prasangka buruk?" "Iya, kamu sudah prasangka buruk sama aku, kan? Aku juga inget dosa, Dian. Gak mungkin aku menikahi Ayu yang jelas-jelas sudah sah jadi istri Akbar walau hanya status." "Gio, semua orang yang selingkuh, mendua, mengkhianati suami atau istrinya itu rata-rata ingat dosa bahkan lebih dari tahu kalau hal itu dosa. Jangan mentang kita udah salat lima waktu, maka gak mungkin bisa lakukan dosa lagi. Bisa dan sangat bisa, Gio!" Aku menggaruk kepala yang tidak gatal. Rupanya Dian sama saja dengan Dani, tidak terlalu setuju kalau aku menunggu Ayu kembali. Mereka berkata demikian karena tidak sedang menempati posisi
Baca selengkapnya