"Sudah pulang?" Mama menatap heran ke arah kami. Lebih tepatnya ke arah tangan kami yang bergandengan. "Iya, Ma," jawabku. "Lepas, Bang! Aku mau duduk!" ucapnya seraya menepis tangan ini. "Pelan-pelan, Sayang." Kubantu Alia duduk meski ia menghadiahiku tatapan tajam. Sebenarnya apa yang salah? Aku hanya ingin menjaga calon anak kami. "Astaga, Rizal... Alia bukan anak kecil, biarkan dia duduk sendiri. Lihat tu wajah istri kamu yang masam, sudah seperti jeruk yang belum matang," ledek Mama semakin membuat wajah Alia ditekuk. Ah, andai saja Mama tahu jika putrinya tengah mengandung, sudah pasti beliau memperlakukan Alia sama sepertiku memperlakukannya. "Mama beli test pack kapan?" tanya Alia. "Mama lupa, itu test pack saat kamu masih menjadi istri Alvan."Aku dan Alia saling beradu pandang. Pantas saja hasilnya negatif, test pack-nya saja sudah kadaluwarsa. Mama... Mama. Hem. "Kenapa kalian melihat Mama seperti itu? Ada yang salah?"Jelas salah Mama, itu yang membuat hasil tes u
Terakhir Diperbarui : 2022-10-23 Baca selengkapnya