Home / Pernikahan / Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas! / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!: Chapter 141 - Chapter 150

158 Chapters

Mengajar di sekolah baru

Bab 141Mengajar di sekolah baru*********Sebuah bangunan rumah dengan pondasi batu hitam dan dinding bercat abu-abu tampak sepi. Ada sebuah saung di pojok pekarangan rumah yang dihiasi bunga-bunga, dan tanaman hias lainnya. Pohon Palem berjejer di dekat jendela kamar utama. Sepasang burung merpati beterbangan di halaman rumah tersebut.Seseorang tersenyum miring mengawasi rumah tersebut dari balik kaca mobilnya. Dia terus mengawasi setiap detail rumah tersebut dengan sesekali mengambil gambar dari ponselnya.Setelah puas mengambil beberapa gambar dan mengamati rumah tersebut dengan seksama, perempuan itu kembali melajukan mobilnya meninggalkan lokasi.Yana sudah siap dengan seragam blazernya. Hari ini adalah hari pertama Yana berangkat ke tempat kerjanya yang baru, yaitu sebuah taman kanak-kanak yang terkenal unggul dan Megah.Yana kembali merapikan hijab segi empat yang diulurkannya menutupi dada sampai ke pinggang. Model seragam yang diberikan oleh ibu kepala sekolah menurut Yana
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

Pekerjaan baru

Bab 142*******Bu Lidya lalu meminta Yana untuk masuk kelas Bu Maya sebagai guru pendamping untuk hari itu. Sedangkan selanjutnya jika Bu Yana sudah mampu maka Bu Yana akan menjadi guru inti untuk sebuah kelas. Yana memahami prosedur sekolah tersebut dan menganggukkan kepala ketika Bu Lidya menanyakan pemahamannya tentang kelas yang di rolling."Ucapan Bu Linda jangan diambil hati ya, Bu. Dia orangnya emang begitu," ujar Bu Maya tersenyum ketika mereka memasuki kelas apel."Nggak apa-apa, kok, Bu. Saya mengerti. Lagi pula, saya memang harus banyak belajar untuk menyesuaikan diri dengan majelis Guru dan para siswa di sini. Saya mohon bimbingannya ya Bu," jawab Yana tersipu."Ibu tenang aja, guru di sini semuanya baik-baik, kok. Apalagi Bu Lidya. orangnya baik banget. ya ... cuma Linda aja yang memang orangnya suka julid," bisik Bu Maya tertawa kecil.Mereka pun segera masuk ke dalam kelas dan anak-anak sudah duduk dengan rapi menanti para guru untuk memberi materi dan mengajak bermain
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

Kedatangan Reka

Bab 143Kedatangan Reka********"Reka ...?!" Bu Indah terperangah menatap perempuan berpakaian seksi itu. Sedangkan perempuan yang dipanggil Reka itu segera berhambur memeluk Bu Indah. Perempuan itu memeluk Bu Indah dengan mencium pipi kiri dan kanan Bu Indah. Lalu mengambil bayi mungil yang berada di gendongan baby sitter itu dan menyodorkannya kepada Bu Indah.Bu Indah tercenung menatap bayi mungil yang tengah menggeliat tersebut. Bayi itu memang tampan, berkulit putih dan bermata sipit, namun Bu Indah tidak merasakan chemistry dalam bayi tersebut.Bu Indah menolak ketika Reka menyodorkan bayi tersebut Ke hadapannya. Entah mengapa Bu Indah merasa tidak memiliki kontak batin dengan bayi tersebut. Yana yang menyaksikan pemandangan itu hanya terdiam. Ada rasa sesak di dalam dadanya. Yana tidak menyangka jika Reka akan datang dalam kehidupan rumah tangganya. Yana tidak tahu bagaimana nanti reaksi Fikri jika melihat kedatangan Reka. Dari ekor matanya, Yana menatap penampilan Reka yang
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

Keinginan Reka

Bab 144******"Aku mau tinggal di sini untuk memastikan kalau Farhan mendapat kasih sayang dari Bang Fikri." Reka tersenyum sinis."Apa? Kamu pikir kamu siapa?" Bu Indah menatap Reka dengan garang."Aku ibunya Farhan. Dia masih membutuhkan ASI dariku. Jadi aku juga harus tinggal di sini." Reka menyibak rambut panjangnya yang tergerai.Yana menarik napas berat. Fikirannya kacau. Bagaimana mungkin di rumah ada perempuan yang pernah mengisi relung hati Fikri? Bagaimana jika suaminya itu tertarik dengan kecantikan Reka? "Aku pikir istri kamu tidak berhak untuk bersuara karena di sini dia hanya sebagai istri." Reka menatap sinis ke arah Yana."Dia adalah istri sah Fikri. Sedangkan kamu? Kamu siapa?" Bu Indah membalas senyum sinis Reka."Baiklah. Jika kamu ingin tinggal di sini. Silahkan. Kamu bisa menempati kamar tamu. Soal bayi itu, terserah kamu mau menempatkan dia dikamar khusus bayi atau di kamarmu. Yang penting tidak di dalam kamarku." Fikri angkat bicara.Ucapannya membuat Yana men
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

Mulai percaya diri

Bab 145Mulai percaya diri********"Perempuan seperti itu harus ditenggelamkan!" Cinta menyunggingkan senyumnya dan menatap Yana dengan sorot mata yang sulit diartikan."Maksud kamu gimana, Cinta?" tanya Yana bingung.Cinta tersenyum dan mengetuk-ngetuk bibirnya seraya menatap Yana dengan senyum licik. Mendapat tatapan yang berbeda dari biasanya ,Cinta membuat Yana mulai risih. Berikutnya, Cinta tertawa kecil dan mengajak Yana masuk ke dalam kamarnya.Yana memindai kamar Cinta yang begitu mewah dengan desain elegan dan mewah. Ranjang king size dan sprei mewah berwarna putih senada dengan warna gorden dan dinding kamar yang mendominasi. Ada sebuah lemari besar dan mewah dan sebuah televisi berukuran jumbo.Cinta membuka sebuah lemari dan mengeluarkan sebuah kotak, lalu meletakkan kotak tersebut di hadapan Yana.Cinta meminta Yana untuk duduk di sebuah sofa yang unik. Sofa itu terlihat melengkung dan ketika Yana mendudukinya, punggungnya merasa rileks."Oke, aku akan mulai dengan menat
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

Percaya semuanya baik-baik saja

Bab 146 *****Fikri menatap Reka dengan datar. "Maaf, semua urusan rumah aku serahkan pada istriku. Jadi kalau dia nggak menyiapkan sarapan untukmu. Itu hak dia. Lagi pula, istriku benar. Kamu siapa di rumah ini?" "Bang. Aku ini ibunya Farhan. Dan Farhan adalah anakmu. Jadi tentu saja aku harus dilayani." Reka bersidekap dada."Melayani? Siapa yang kamu minta melayani? Aku? Maaf, aku sibuk." Yana melanjutkan sarapannya dan tidak menggubris ocehan Reka."Kalau gitu, aku minta uang buat beli susu dan diapers Farhan. Nggak banyak, cuma lima juta aja." Reka menadahkan tangannya pada Fikri."Kamu minta aja sama Yana. Uangku sama dia semua." Fikri mengangkat dagu dan menunjuk ke arah Yana."Mana uangnya?" Reka menadah tangan pada Yana."Aku udah pesan susu dan diapers buat Farhan. Sebentar lagi juga kurirnya datang," ujar Yana santai."Apa? Kamu beli susu dan diapers apa buat anakku? Nggak usah sok tahu, deh." Reka menatap Yana dengan tajam.Yana membalas tatapan tajam Reka dan bersidekap
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

Tipu daya Bu Wongso

Bab 147Tipu Daya Bu Wongso******Pagi dengan sinar matahari yang begitu terang. Embun masih terasa sejuk di kulit. Burung-burung sudah keluar dari sarangnya hendak mencari makan untuk anak-anaknya yang baru menetas. Pohon yang baru saja berbunga menebarkan aroma wangi. Semerbak bersama semilir angin pagi. Bu Wongso keluar dari rumahnya. Dia berniat untuk menemui orang kepercayaan Arif di desa. Bu Wongso meminta klarifikasi tentang kiriman hasil panen yang menurun semenjak kematian Arif. Bu Wongso menghentikan sebuah mobil yang biasa membawanya berangkat ke desa. Segera Bu Wongso meminta sopir mobil untuk melajukan kendaraannya.Sesampai di desa, Bu Wongso langsung menemui orang yang telah dipercaya oleh almarhum Arif untuk mengelola sawah yang berada di desa Bulian Jaya. Bu Wongso mengetuk pintu berkali-kali rumah yang terbuat dari dinding papan dan atap rumbia Itu tampak sepi. Di sekelilingnya tumbuh beberapa pohon pinang dan juga pohon buah-buahan seperti jambu air dan mangga.Bu
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

Tipu Bu Wongso

Bab 148*****Pak Suwarno menerima surat dari tangan istrinya tersebut dengan senyum, lalu menyerahkannya kepada Bu Wongso. Bu Wongso mengernyitkan keningnya, lalu membuka map tersebut dengan buru-buru. Matanya membulat sempurna saat melihat isi surat dari map tersebut. Surat yang telah mengesahkan bahwa Pak Suwarno dan istrinya sudah diberikan kepercayaan oleh Arif dalam kurun waktu seumur hidup. Surat tersebut telah disahkan secara hukum yang berarti tidak ada seorangpun yang bisa mengganggu gugat keputusan tersebut. Terlebih di dalam surat tersebut juga tertulis bahwa kontrak tersebut tetap berlaku jika Arif meninggal dunia.Wajah Bu Wongso berubah merah padam. Tampak kemarahan yang teramat sangat dari raut wajahnya. Bu Wongso meremas salinan surat tersebut Lalu mengambil tas jinjingnya dan pergi meninggalkan rumah Pak Suwarno tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Pak Suwarno dan istrinya hanya mampu mengelus dada. Mereka merasa lega karena Arif mengambil keputusan yang tepat sebelu
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

Kedatangan Bu Wongso

Bab 149Kedatangan Bu Wongso******Bu Wongso segera memesan tiket pesawat untuk berangkat ke kota Jambi. Dengan alamat yang diberikan oleh Burhan, Bu Wongso bertekad untuk mengambil kembali surat tanah yang telah dihibahkan oleh Arif kepada Dila. Bu Wongso tidak rela jika sebagian dari harta mereka diberikan kepada Dila karena dia merasa kalau Dila dan Yana tidak pantas mendapatkan harta warisan tersebut.Sesampai di kota Jambi, Bu Wongso langsung menuju kediaman Yana dan Fikri. Rumah tersebut tampak sepi. Pintu pagar yang tinggi terkunci dengan rapat. Bu Wongso tersenyum miring memperhatikan rumah tersebut. Dia menekan tombol bel berkali-kali. Hingga seorang perempuan tergopoh-gopoh membukakan pintu."Mau bertemu siapa?" tanya perempuan itu yang tidak lain adalah asisten rumah tangga di rumah Fikri. Bu Wongso mencibirkan bibirnya."Saya mau bertemu dengan Yana, sahutnya.Perempuan itu mempersilahkan Bu Wongso masuk dan meminta beliau untuk menunggu di ruang tamu.Bu Wongso memperhat
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more

Hinaan Reka

Bab 150*****Bu Wongso melanjutkan perjalanannya pulang ke Pati. Sedangkan Reka kembali ke rumah Fikri dengan senyum seringainya. Reka merasa puas karena hari ini melihat Yana terluka.Sesampai di rumah Fikri, Reka melihat sebuah pemandangan yang membuat dadanya terasa panas. Di sofa ruang tamu, terlihat Fikri sedang membelai wajah Yana yang memerah karena tamparan Bu Wongso."Enggak nyangka, ya, ternyata perempuan kampung bisa juga berotak licik," ujar Reka seraya duduk di seberang sofa Yana dan Fikri."Apa maksud kamu?" tanya Fikri dengan wajah merah padam."Aku hanya nggak nyangka aja, ternyata Yana itu munafik. Diam-diam dia menyimpan harta warisan dari mantan suaminya seolah-olah bang Fikri tidak mampu membiayai hidupnya." Reka bersidekap di depan dada.Fikri menoleh ke arah Reka. "Kalau kamu masih ingin tinggal di sini, tutup mulutmu dengan rapat, atau aku akan menendangmu dan memisahkanmu dari Farhan," sahut Fikri geram.Reka terkejut mendengar perkataan Fikri. Perempuan itu t
last updateLast Updated : 2022-09-17
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status