Semua Bab Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!: Bab 131 - Bab 140
158 Bab
Canggung 2
Bab 131******Yana dan Fikri lalu mengantarkan Bu Indah sampai ke pintu gerbang.Sepeninggal Bu Indah, Yana membereskan mainan Dila yang berserakan di lantai dan mengembalikannya ke tempat semula.Karena sudah pukul sebelas siang dan mereka belum makan, Yana segera ke dapur dan memasak. Fikri yang melihat Yana memasak di dapur segera mendekat. Sebelumnya, Fikri tidak pernah mencumbu Reka ketika di dapur, tapi, sebelum menikah dengan Yana, Fikri membaca sebuah artikel yang mengatakan tempat paling pas untuk memulai percintaan itu adalah dapur.Fikri segera memeluk Yana dari belakang. Mencium pipinya dengan mesra dan tangannya mulai bergerilya meraba dada Yana yang mulai mengencang."Bang ...!" Yana mulai menggigit bibir bawahnya menahan gejolak di dalam dadanya."Abang menginginkanmu sekarang," bisik Fikri di telinga Yana.Fikri ingin mempraktekkan artikel yang dibacanya tentang bagaimana mencumbu istri di dapur bahkan bercinta di dapur dengan menyenangkan. Namun, Fikri kembali meras
Baca selengkapnya
Kematian Arif
Bab 132Kematian Arif*********Semua terjadi begitu saja. Sinta semakin lemas karena Arif hanya memberi waktu tiga puluh menit untuk beristirahat. Setelahnya, Sinta kembali harus melayani tubuhnya yang memanas karena pengaruh obat tersebut.Saat pertama Sinta memberi obat perangsang kepada Arif dengan dosis tinggi hanya memakai takaran setengah botol saja, Sinta sudah kewalahan menahan serangan dari Arif yang di luar kendali. Saat itu memang Sinta yang menginginkan pemerkosaan itu terjadi, walaupun peristiwa itu berbuntut Sinta di rawat di rumah sakit dalam waktu yang cukup lama.Namun, saat ini, Arif bahkan meminum obat tersebut sebanyak dua botol sekaligus. Tentu saja Sinta semakin menderita dan tidak kuat menahan serangan Arif yang bertubi-tubi ditambah Sinta tengah berbadan dua.Perut Sinta mulai mengencang ke sana dan kemari. Sepertinya janin di dalam kandungan tersebut juga tidak mampu menahan serangan-serangan dari Arif.Sinta berteriak kencang seiring dengan darah yang mengal
Baca selengkapnya
Kematian Arif 2
Bab 133*******Burhan setengah berlari ke luar rumah. Lalu membuka sebuah kotak yang Arif berikan padanya hampir sebulan yang lalu. "Burhan, aku titip ini padamu. Berikan pada Yana jika waktunya tiba," ujar Arif memberikan sebuah kotak pada Burhan Kening Burhan berkerut."Apa ini, Rif?" tanya Burhan."Hadiah untuk Dila. Berikan kalau waktunya sudah tepat!" ujar Arif kepada Burhan."Apa maksudmu?" Burhan menatap Arif dengan tajam."Aku akan membalas semua yang telah dilakukan Sinta padaku. Aku akan membuat hidupnya hancur seperti hidupku," ujar Arif mengepalkan tangannya."Jangan, Rif. Dendam tidak akan menyelesaikan masalah. Justru dendam akan menjerumuskan kamu pada kenistaan," sahut Burhan menggeleng.Arif tersenyum sinis dan meletakkan kotak tersebut di pangkuan Burhan."Berikan ini pada Yana. Untuk Dila. Aku sangat mencintai mereka!" Arif lalu melangkah pergi. Sejak saat itu, Burhan tidak mendapat kabar dimana keberadaan Arif. Karena ponselnya tidak bisa dihubungi. Ketika Burh
Baca selengkapnya
Menenang Arif
Bab 134Mengenang Arif********Pagi itu, Fikri tidak dinas dan menemani Yana dan Dila di rumah. Sedangkan Bu Indah sejak pagi sudah berangkat ke Restoran karena ada hal penting yang ingin dikerjakan.Yana menawarkan diri untuk membantu Bu Indah di Restoran, tapi Bu Indah menolak karena ingin Yana fokus mengurus rumah tangganya. Lagi pula, Bu Indah memiliki banyak karyawan sehingga pekerjaan Restoran tidak begitu sibuk meski banyak pengunjung.Yana sedang bermain bersama Dila ketika terdengar pintu diketuk."Biar Abang aja yang buka," ujar Fikri melangkah ke arah pintu.Yana melanjutkan menemani Dila bermain. Bocah kecil itu sangat suka bermain boneka. Hampir setiap akhir pekan, Fikri mengajak Yana dan Dila belanja ke Mall untuk membeli semua keperluan Dila. Boneka pun tidak pernah terlupa. Karena setiap berkunjung ke Mall, tujuan pertama adalah deretan boneka.Fikri sangat memanjakan Dila. Apa pun yang diminta Dila selalu dituruti. Begitu pun dengan Bu Indah. Tidak bosan-bosannya Bu
Baca selengkapnya
Mengenang Arif
Bab 135********"Bu Wongso meneror Sinta karena menganggap Sinta lah yang telah memberikan obat perangsang itu kepada Arif yang menyebabkan Arif over dosis. Kecurigaan Bu Wongso cukup beralasan karena Sinta pernah menjebak Arif dengan memberikan obat perangsang tersebut. Namun, Sinta bersikeras mengatakan kalau Arif sendiri yang meminum obat itu sesaat sebelum memperkosa Sinta," papar Burhan membuat Yana bergidik. Yana tidak bisa membayangkan bagaimana beratnya beban yang dipikul Sinta. Telah kehilangan bayi dan rahimnya dan harus menerima teror dan perlakuan kasar dari Bu Wongso."Apa polisi tidak dapat melacaknya?" Fikri akhirnya ikut berbicara."Polisi sudah menemukan kebenarannya, karena di botol obat itu polisi hanya menemukan sidik jari Arif. Jadi polisi menyimpulkan kalau Arif sengaja meminum obat perangsang tersebut. Polisi mencurigai motif dibalik peristiwa pemerkosaan tersebut adalah balas dendam." Burhan menatap Fikri seraya memberi penjelasan."Jika kebenaran telah terun
Baca selengkapnya
Bersamamu aku bahagia
Bab 136Bersamamu Aku Bahagia******Dila sudah bangun dari tidur dan merengek meminta dibuatkan susu. Yana berusaha menenangkan karena Yana merasa sakit kepala yang cukup hebat. Namun, bocah berumur tiga tahun itu seperti tidak mengerti."Dila kenapa, Yan?" Bu Indah masuk ke dalam kamar dan melihat Dila yang menangis."Dila minta susu, Bu," sahut Yana seraya bangkit, tapi kemudian oleng dan terkulai lemas di tempat tidur."Fikri ... Nak!" Bu Indah berseru memanggil Fikri."Kenapa, Bu?" Fikri terkejut saat melihat Yana yang pingsan di tempat tidur."Nggak tahu, Nak. Tiba-tiba aja Yana pingsan," ujar Bu Indah mengendong Dila ke luar kamar.Fikri segera membawa Yana ke dalam kamarnya dan mencoba menyadarkannya dari pingsan.Setelah beberapa menit kemudian, Yana siuman dan memindai ruangan."Kamu pingsan di kamar Dila. Abang pindahin ke sini karena kamar Dila sempit," ujar Fikri seakan paham pemikiran Yana.Fikri menggenggam tangan Yana dan mengecupnya dengan mesra."Abang nggak tahu apa
Baca selengkapnya
Bersamamu aku bahagia 2
Bab 137******Yana dan Asri datang ke pesta pernikahan Cinta bersamaan karena suami Asri tidak bisa ikut. (BACA KISAH CINTA DALAM JUDUL GAIRAH TERPENDAM SEKRETARIS KESAYANGAN CEO) "Cinta masih ganti baju, lagi. Lama amat pulak, Bang Fikri mau dinas sore ini," sungut Yana."Kita susul ke kamar aja, yuk," sahut Asri menarik tangan Yana dari tempat duduknya."Bang, Yana masuk dulu, ya," ujar Yana menepuk bahu Fikri karena suara musik yang menggema.Mereka masuk ke dalam kamar Cinta dan segera berselfi ria karena Cinta sudah selesai berganti pakaian. Sedangkan Daniel menunggu di luar karena ada Tamu penting.Cinta menceritakan tentang pernikahan nya yang sengaja dirahasiakan karena takut kehilangan Carisa. Yana dan Asri kagum kepada Cinta yang akhirnya menikah dengan seorang CEO berdarah Indonesia campuran Tiongkok.Ketika mereka sedang mengobrol, Daniel, suami Cinta masuk ke dalam kamar, tapi Kembali lagi Ke luar karena merasa sungkan dengan kehadiran Yana dan Asri."Cinta, bagaimana r
Baca selengkapnya
Lingkungan baru
Bab 138Lingkungan baru*******Tiga bulan sudah berlalu ...Yana menetap di kediaman Fikri bersama Dila dan juga Bu Indah. Rumah yang dahulu sepi tanpa suara itu. Sekarang terdengar derai tawa atau tangisan Dila. Bocah mungil yang sedang asik bereksplorasi itu sungguh membuat Yana lelah.Terlebih barang-barang di rumah Fikri terbuat dari kaca yang membuat Yana khawatir kalau Dila akan menyenggol atau tanpa sengaja memecahkannya.Yana sudah mengundurkan diri dari sekolah Asri seminggu setelah mereka menghadiri pernikahan Cinta. Sebenarnya, Yana sangat berat hati untuk berpisah dengan teman-temannya seprofesi yang mengajar di sana. Teman yang sudah seperti saudara bagi Yana. Terlebih Mbak Asri yang memang berjiwa malaikat.Asri membantu Yana menyiapkan semua berkas-berkas yang diperlukan jika suatu saat Yana ingin mengajar di tempat lain."Cari lah tempat mengajar yang baru. Supaya ilmu yang kamu dapat di bangku kuliah dapat tersalur. Sayang, kan," ujar Mbak Asri ketika Yana pamit dari
Baca selengkapnya
Lingkungan baru 2
Bab 139*****Mereka segera pamit pada Bu Indah untuk mengantar berkas tersebut ke sekolah yang dituju.Ketika memasuki gerbang sekolah, hati Yana berdebar-debar karena melihat sekolah yang begitu megah dan penampilan para wali murid yang begitu berbeda dengan sekolah yang dikelola oleh Mbak Asri.Wajar saja, sekolah yang berada dihadapannya saat ini adalah sekolah yang terletak di jantung kota dan rata-rata warga yang tinggal di daerah tersebut adalah orang berada. Berbeda dengan sekolah yang dahulu tempat Yana mengajar. Sekolah tersebut terletak di daerah terpencil dengan mata pencaharian warga hanyalah petani."Bang ...!" Yana menahan tangan Fikri ketika lelaki itu hendak masuk ke dalam gerbang."Kenapa?" Fikri mengernyitkan keningnya."Yana nggak pede. Wali muridnya pada glowing gitu," ujar Yana menundukkan kepalanya.Fikri tersenyum dan mengangkat dagu Yana. "Kita coba dulu. Kalau memang diterima, mau nggak mau kamu harus mengikuti lingkungan." Fikri menggandeng tangan Yana."Tap
Baca selengkapnya
Lingkungan baru 3
Bab 140 ***** Peraturan tersebut menjelaskan untuk di larang membawa anak di bawah usia empat tahun karena khawatir akan mengganggu konsentrasi guru. Jika memang harus terpaksa membawa anak, maka guru harus membawa serta baby sitter. Selain itu, Yana juga harus ikut memakai semua pakaian seragam seperti guru yang lainnya. Fikri dan Yana menyanggupi semua persyaratan dan peraturan yang di berikan oleh kepala sekolah. Kepala sekolah juga menjelaskan seragam yang dipakai setiap hari. "Nanti sore akan saya antar seragam ibu ke rumah, ya. Sekalian silaturahmi," ujar Bu Lidia tersenyum. "Waduh, maaf, Bu. Saya jadi merepotkan," jawab Yana sungkan. "Nggak apa-apa, kok, Bu Yana. Santai saja." Bu Lidia tersenyum ramah. Setelah selesai berdiskusi dengan Bu Lidya, Yana dan Fikri segera pamit karena khawatir Dila menangis. Sepanjang perjalanan mereka tidak henti-hentinya bersyukur karena Yana kembali dipertemukan dengan orang baik seperti Ibu Lidya. "Mudah-mudahan kamu betah mengajar di s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status