Semua Bab Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya: Bab 81 - Bab 90

97 Bab

Season 2 (Bab 14)

Wirda meremas kertas itu dia yakin laki laki yang menerornya barusan adalah orang suruhan Zhafran dan Selly, bukannya takut dia malah semakin tertantang, tidak peduli jika nasibnya akan seperti Prita."Lihat saja, Selly, aku nggak selemah itu, kamu salah jika menganggapku seorang penakut!" Gumam Wirda, masih menatap keluar jendela.Kemudian dia segera membereskan pecahan beling yang berserakan di lantai kamarnya, setelah selesai dia kembali melihat laptop.Namun, tiba tiba suara pintu kamarnya dibuka, nampaklah Bella yang berwajah masam."Kenapa, Bell? Kan belum satu jam?" Wirda melirik jam dinding."Balikin laptopnya sekarang aku mau pake!" "Iya nanti Mama balikin setelah satu jam ya, kan tadi kata kamu gitu.""Aku butuh sekarang mau kerjain tugas sekolah baru ingat, kalau nunggu 1 jam bisa-bisa aku ketiduran, pr-nya nggak dikerjain dong, dikoreksinya kan besok sama guru."Wirda berdecak, jika saja ATM miliknya tidak disita Faisal mungkin sekarang juga dia bisa membeli laptop secara
Baca selengkapnya

Season 2 (Bab 15)

Faisal berjalan menyusuri setiap lorong rumah sakit dengan tungkai kaki yang lemah, sesekali dia berpegangan pada tembok atau apa saja yang ada di hadapan matanya, kepala itu terasa pusing jika tidak malu pada orang-orang Mungkin dia sudah menangis, tidak terbayang dia akan tertular penyakit yang tidak ada obatnya itu.Lalu bagaimana dengan Bella dan Wirda? Bagaimana nasib mereka? Faisal tidak hanya sibuk memikirkan dirinya tetapi juga anak gadis dan istri pertamanya.Kenapa aku bisa sampai menikah dengan Selly? Padahal sama sekali tidak pernah mencintainya sedikitpun? Apa perkataan Wirda itu benar kalau saya lihat memang benar pergi ke dukun.Tidak kuat lagi berjalan, Faisal pun duduk di bangku tunggu, menatap surat hasil tes laboratorium itu beberapa kali, tetapi yang ada membuat hatinya tambah sakit, ingin menjerit sekeras mungkin, meratapi kebodohan dan ketol*lan nya.Jam makan siang tiba, ponsel Faisal tiba tiba berdering dan menyadarkan lamunannya, dilihatlah ponsel miliknya it
Baca selengkapnya

Season 2 (Bab 16)

"Cukup!" Teriak Faisal, meskipun hatinya ketakutan ditinggalkan oleh Selly, tetapi logikanya mulai menguat saat ini, dia tidak bisa dibodohi dan dibohongi parempua, jiwa kelakuannya mulai berontak mengalahkan rasa cinta di hati.Faisal memandangi wajah Seli dengan bengis, dadanya kembali bergerak turun naik."Mas, kamu percaya dong sama aku." Perempuan itu masih tidak tahu diri memperlihatkan wajah memelas."Wirda itu nggak megang uang banyak, dia mau nyogok pakai apa hah?! Pakai daun?!"Seketika Selly langsung bungkam, dia tidak memikirkan tuduhannya itu matang-matang, padahal semua orang rumah tahu jika memang tidak memegang uang akhir-akhir ini, dialah yang berkuasa memegang uang."Ya mungkin aja, dia punya kenalan di rumah sakit itu." Selly masih mengelak."Aku kecewa sama kamu, Sell, kamu pembohong, sudah ketahuan bohong malah masih nggak ngaku, sudah jelas jelas petugas lab nya bilang kalau surat ini asli." Faisal kembali duduk di ranjang, apapun yang dikatakan Selly logikanya s
Baca selengkapnya

Season 2 (Bab 17)

Mobil itu melaju semakin jauh dari area perkotaan membawa Wirda yang diam dengan tatapan kosong, ada dua orang lelaki di dalam sana yang berjaga di jok belakang serta mengemudikan mobil.Beberapa jam kemudia Wirda seperti sedang bangun dari tidurnya, dia baru sadar jika saat ini tidak sedang di rumah."Hah, di mana ini?" Dia celingukan di ruang sempit itu, satu buah rantai besar dan panjang mengikat kakinya."Ya Tuhan, kok aku bisa ada di sini?"Wirda masih bingung kemudian dia pun mengingat kejadian sebelumya dalam keadaan kepala yang terasa berputar."Tadi kan aku mau belanja, kok bisa ke sini?" Dia pun menepuk nepuk pipinya, berharap dia mengalami mimpi buruk, tetapi tepukan itu terasa menyakitkan."I ini beneran?" Dia terkejut memandangi sekeliling, duduk di sebuah ruangan berukuran dua meter kurang, berdinding usang, bau dan lembab, lalu dia meilirik ke belakang, di bagian ujung ada sebuah toilet kecil tanpa pintu."Hah, ini di mana sih?" Wirda semakin panik karena tidak mengen
Baca selengkapnya

Season 2 (Bab 18)

Sekujur tubuh terasa sakit, berat dan mengigil itulah yang Wirda rasakan, dia terbaring lemah di atas kasur, dirantai tidak berdaya lagi.Di hadapannya seorang pria berjas putih itu tersenyum sambil mengangguk nganggukkan wajahnya."Ya sukses, kalian bawa dia ke ruang perawatan," titah lelaki itu."Baik, Mister."Setelah pria itu pergi, brankar Wirda didorong kembali menuju sebuah ruangan, meskipun dalam keadaan lemah tetapi dia bisa merasakan tempat tidurnya bergerak serta bisa melihat ruangan sekeliling, lalu dia perempuan itu pun pergi meninggalkannya.Kepalanya berusaha digerakkan dan ternyata di sisi kiri serta kanan juga ada orang yang sedang terbaring lemah sepertinya, tetapi Wirda tidak kuat lagi untuk bicara walaupun hatinya sangat ingin bertanya.*Sementara di rumah Faisal semakin panik, sudah satu malam dia melewatkan waktu tanpa Wirda, apalagi Sekarang sudah pukul 04.00 sore, tetapi belum ada kabar dari polisi atau dari istrinya tersebut."Ya Tuhan, aku harus cari kamu ke
Baca selengkapnya

Season 2 (Bab 19)

Uwais mulai keluar dari dapur besar itu, suasana di sana memang sepi, lalu dia berjalan menyusuri lorong yang terasa dingin, sesekali ada yang lewat dia bersembunyi dibalik tembok yang gelap."Duh, aku cari Om Faisal ke mana ya?" Dia masih diam kebingungan sambil bersembunyi."Gimana kalau misal Om Faisal bohong? Sia sia aku ke tempat ini."Uwais merasa menyesal atas keputusannya tadi, dia merasa ibunya terlalu berlebihan dalam menyikapi sesuatu apalagi Fatma terkenal tidak tegaan orangnya."Mau ke mana?" Ada orang yang datang lagi, entah beberapa menit dia bersembunyi dibalik tembok gelap, belum berani keluar karena banyak yang lewat."Itu loh, lelaki yang namanya Faisal belum dikasih makan, kebetulan makanan udah datang jadi langsung mau aku kasih."Uwais pun mengintip sedikit, terlihat dua orang perempuan yang sedang berbincang."Baiklah, aku ke sana dulu."Setelah kedua perempuan itu pergi dia memberanikan diri untuk keluar dan membuntuti orang itu, sempat beberapa kali kehilangan
Baca selengkapnya

Season 2 (Bab 20)

"Mas!" Teriak Fatma.Dia sungguh tidak menyangka ternyata selentingan yang selama ini adalah nyata adanya, Zhafran memilik bisnis gelap untuk menunjang bisnis bisnisnya yang lain."Fatma, tempatmu di rumah, bukan di sini, pulanglah aku akan segera pulang," sahut Zhafran, dia paling tidak bisa kasar pada perempuan itu.Dahulu Zhafran rela melakukan penyamaran demi mendapatkan Fatma, dia sudah bosan dengan perempuan perempuan yang suka menjajakan aurat pada setiap mata, karena seburuk apapun lelaki tetap saja menginginkan perempuan baik baik.Pada saat istirahat di sebuah masjid, dahulu Zhafran tidak sengaja melihat Fatma yang kebetulan tidak memakai cadarnya, meskipun penampilannya tertutup rapat tetapi kala itu Fatma sangat cantik, dan kecantikan itu tidak dia temukan pada perempuan lain.Kecantikan yang alami dan berseri, tidak pernah dia temukan pada perempuan perempuan yang selama ini dia temui.Sejak saat itu Zhafran tidak pernah lelah memikirkan cara merebut hati wanita bercadar
Baca selengkapnya

Season 2 (bab 21)

Uwais mulai keluar dari dapur besar itu, suasana di sana memang sepi, lalu dia berjalan menyusuri lorong yang terasa dingin, sesekali ada yang lewat dia bersembunyi dibalik tembok yang gelap."Duh, aku cari Om Faisal ke mana ya?" Dia masih diam kebingungan sambil bersembunyi."Gimana kalau misal Om Faisal bohong? Sia sia aku ke tempat ini."Uwais merasa menyesal atas keputusannya tadi, dia merasa ibunya terlalu berlebihan dalam menyikapi sesuatu apalagi Fatma terkenal tidak tegaan orangnya."Mau ke mana?" Ada orang yang datang lagi, entah beberapa menit dia bersembunyi dibalik tembok gelap, belum berani keluar karena banyak yang lewat."Itu loh, lelaki yang namanya Faisal belum dikasih makan, kebetulan makanan udah datang jadi langsung mau aku kasih."Uwais pun mengintip sedikit, terlihat dua orang perempuan yang sedang berbincang."Baiklah, aku ke sana dulu."Setelah kedua perempuan itu pergi dia memberanikan diri untuk keluar dan membuntuti orang itu, sempat beberapa kali kehilangan
Baca selengkapnya

Season 2 (bab 22)

Gadis muda itu membawa nampan berisi air putih dingin, dia tidak tersenyum hanya menganggukan kepalanya sedikit sebagai tanda hormat."Silakan diminum.""Terima kasih, Teh.""Iya.""Kalian ini abis ngapain di atas bukit sana?" Tanya perempuan itu."Oh itu, kita tersesat, oh ya apa kamu tahu tentang bangunan besar di atas bukit itu?' Uwias balik nanya "Bangunan?" Gadis itu nampak tak mengerti "Iya bangunan gede.""Aku nggak tahu, soalnya bukan asli orang sini, aku dan beberapa teman lagi melakukan penelitian buat skripsi.""Oh kirain kamu ustazah di sini." "Bukan lah, saya masuk dulu, nggak enak berduaan.""Eh tunggu." Gadis itu kembali menoleh, hingga mereka saling berpandangan beberapa detik"Iya?""Kita mau pergi sekarang, terima kasih ya.""Oh mau pergi lagi? Sama sama, kalau gitu hati hati.""Iya." Uwais tersenyum sungkan, dia menatap wanita itu, hatinya berontak ingin kenalan."Om, tanya dong nama dia siapa ya?" "Ah tanya aja sendiri, masa gitu aja nggak berani," ledek Faisal
Baca selengkapnya

Season 2 (Bab 23)

Mobil Uwais masuk ke jurang tetapi beruntung sekali mobil itu tersangkut di sebuah batu besar, para warga yang sedang di kebun dan pengendara mobil lain berbondong-bondong turun ke bawah "Sepertinya kita harus lapor polisi.""Iya lapor saja."Sementara yang lain berusaha menyelamatkan Faisal yang terjepit di dalam mobil, lelaki itu tidak sadarkan diri, beberapa orang membuka paksa pintu mobil mulai dari memecahkan kacanya, tetapi setelah pintu terbuka Faisal masih belum bisa dievakuasi karena tubuhnya terjepit body mobil."Susah ini, tunggu polisi saja."Orang orang saling bertanya bagaimana kejadian kecelakaan itu bisa terjadi pada saksi mata."Mobil itu bunyiin klakson keras banget, entah dia lagi mabok atau mengalami rem blong saya nggak tahu, yang jelas dia menghindar," ujar sopir mobil pick up yang tadi hampir saja bertabrakan dengan Faisal.Tidak lama kemudian polisi datang bersama tim evakuasi, mereka menyuruh warga untuk naik ke atas jurang agar tim evakuasi bisa menyelamatka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status