Lahat ng Kabanata ng Balasan Telak Untuk Suamiku Dan Istri Keduanya: Kabanata 31 - Kabanata 40

97 Kabanata

Bab 22.A

Ahza tak dapat berkutik ataupun protes lagi pada sang mertua, tak ada pilihan lagi daripada Adiguna menarik modal dari restoran yang baru saja ia buka.Andai restoran itu dibangun menggunakan modalnya tanpa ada keterkaitan dengan Adiguna pasti ia bisa mengendalikan mertuanya yang matre itu, bukan sebaliknya."Mas, kita jadi 'kan pergi ke pengajian siang ini?" ucap Wirda membuyarkan lamunan Ahza.Ahza mendesah pelan. "Hmm.""Nih baju couple kita sudah di setrika sama Bi Marni."Bi Marni adalah ART baru di rumah itu.Ahza tak menanggapi, matanya sibuk pada laptop mengamati laporan yang diberikan para karyawannya."Pokoknya nanti kita harus bareng ya, Mas, pas keluar dari mobilnya biar orang-orang pada lihat baju couple kita yang mahal dan serasi ini." Wirda mengelus manja baju itu dan menyimpannya ke dalam lemari."Dan semua orang juga harus tahu kalau kamu sekarang sudah menjadi suamiku satu-satunya," ungkapnya tanpa rasa malu sama sekali.Ia tak pernah membayangkan bagaimana tanggapan
Magbasa pa

Bab 22.B

"Oalah iya to, saya baru kepikiran, dih Mbak Wirda nih secara ga sadar sudah menghancurkan rumah tangga Mbak Fatma lho, awas nanti kena adzab kaya di sinetron itu," sambar ibu-ibu yang lain dan mereka kompak mengiyakan.Seketika Wirda merasa kesal, apa yang diucapkan ibu-ibu itu memang betul adanya. Namun, Wirda benci mendengar kebenaran itu, ia sudah berharap jika ibu-ibu tersebut akan kagum pada penampilannya, tapi ternyata mereka kompak mencemooh.Kurang ajar! Gerutunya dalam hati."Eh ngomong-ngomong kok Mbak Fatma belum datang ya, Minggu kemarin dia datang paling awal 'kan sebelum kita-kita?" ucap salah satu dari mereka."Iya bener, Minggu kemarin Mbak Fatma datang lebih awal sama anak bungsunya, pas saya masuk masjid dia lagi baca Alquran, enak banget suaranya, saya jadi kangen," sahut ibu yang lain.Seketika Wirda mencebik tak suka."Aduh di sini panas, kita masuk ke dalam yuk ibu-ibu, pulang pengajian saya traktir makan deh," tutur Wirda mengalihkan perhatian, tentu saja merek
Magbasa pa

Bab 23.A

Ahza turun dari taxi dan langsung berjalan cepat ke dalam restoran, entah yang ke berapa kalinya Wirda membuat lelaki itu kesal."Mas!" Wirda melambaikan tangan."Berapa juta lagi sih?" Ahza mencebik kesal, ingin sekali ia mendamprat istrinya saat itu juga agar Wirda merasa jera."Cuma 3 juta kok, Mas, cepetan bayar aku malu dari tadi diem di sini terus, mana ibu-ibu tadi menghinaku lagi, uhhh sebell!" Wirda menghentakkan sebelah kakinya."Aku sudah bilang saldo Atm-nya sedikit lagi, pake so-soan nraktir temen lagi," bisik Ahza penuh penekanan, lalu lekas ia menghampiri kasir yang sedang sibuk menonton pertengkaran kecilnya dengan Wirda dan langsung membayar tagihan itu dengan uang cash."Ayo pergi!" tegas Ahza sambil berjalan cepat tanpa menggandeng Wirda seperti biasanya, amarah dalam dadanya sudah bergejolak."Kamu tahu yang dipake bayar itu uang apa?!" tanya Ahza sesaat mereka sudah sampai di dalam mobil.Wirda menggelengkan kepala pelan, perasaan kesal pada ibu-ibu tadi dan kasih
Magbasa pa

Bab 23.B

"Aku rindu Uwais dan Fatimah tapi kamu selalu menghalangi dan bodohnya aku nurut begitu saja, mulai sekarang kamu jangan halangi aku untuk bertemu mereka!" tegas Ahza tanpa menoleh, ia fokus menatap jalan di hadapannya.Wirda tersenyum getir. "Bilang aja rindu Fatma.""Kalau kamu masih terus berbicara mendingan sekarang turun!" Ahza menepikan mobilnya karena risih dengan ocehan Wirda yang selalu menyudutkannya."Iya-iya aku diem."Ahza kembali menginjak gas melajukan mobilnya, selama perjalanan tak ada lagi perdebatan diantara mereka, bahkan suasana berubah menjadi hening.30 menit kemudian mobil Ahza sudah terparkir di jalanan dekat rumah Fatma, Ahza segera turun dan mengambil semua belanjaan di bagasi, tanpa mengajak Wirda, ia melenggang masuk ke dalam gerbang rumah Fatma.Wirda mendengus memperhatikan Ahza yang pergi begitu saja tanpa mengajaknya turun, keterlaluan!.Sebenarnya ia malas untuk masuk tapi, rasa takut menghantui hati, bagaimana jika Fatma menggoda Ahza dan membuatnya
Magbasa pa

Bab 24.A

Di balik gorden Wirda celingukan, mengintip dan berusaha menguping pembicaraan Ahza dengan Fatma, tubuhnya sudah bergetar dan mengeluarkan keringat dingin saking cemburunya, ia sudah tak tahan.Ingin sekali Wirda menyeret tubuh Ahza dan membawanya pulang ke rumah, tapi tak mungkin ia lakukan, mengingat keadaan diantara mereka sedang renggang saat ini.Ia memutar badan, berusaha untuk duduk setenang mungkin, lalu pandangannya tertuju pada sosok Fatan yang sedang sibuk berbincang dengan Daijah.Pesona lelaki itu cukup menyejukkan hati Wirda yang sedang memanas, wajah klemis nan bersih, dipadukan dengan busana casual membuat Fatan terlihat berwibawa dan macho.Bibir kemerahan dengan belahan di tengah itu cukup sensual, membuat Wirda terus menatap dan enggan berpaling, ketampanannya justru dua kali lipat dibanding Ahza.Selain tampan dia juga kaya raya, uhh pokoknya sempurna, gumam Wirda dalam hati.Setelah beberapa menit berfantasi akhirnya ia tersadar saat mata Fatan balik menatap dirin
Magbasa pa

Bab 24.B

"Sudah hentikan! Aku mau masuk, dan kamu, Mas, urusan kita sudah selesai, jika kamu peduli pada anak-anak maka, temui mereka ke sini dan jika tidak, aku ga akan maksa, nanti juga kamu akan tanggung sendiri akibatnya." Fatma mendelik, lalu melengos dan masuk ke dalam rumah."Maafkan aku, Fatma!" Lagi-lagi Ahza memegang pergelangan Fatma."Aku menyesal." Air mata lelaki berbadan kekar itu menitik, sebagai pertanda bahwa dirinya memang digulung oleh rasa penyesalan sebesar gunung.Fatma tersenyum getir seraya menggelengkan kepala. "Apa yang kamu sesali." Fatma mengibaskan tangannya."Bercerai dariku? atau ... menikahi wanita ini? yang mana yang kamu sesali?!"Kering tenggorokan Ahza, tentu saja ia menyesali kedua perbuatannya itu."Mas!" Teriak Wirda"Ayo katakan!" Tegas Fatma sekali lagi."A-aku menyesali semuanya, Fatma," ucap Ahza tanpa ragu. Kini, air matanya luruh sempurna hingga kedua bahunya terguncang akibat tangisan itu, ternyata derita Ahza jauh lebih dalam."Hemmm, rasakanlah
Magbasa pa

Bab 25.A

"Minggir!" Ahza menepis kasar tangan Wirda, ia bergegas keluar lalu berlari dengan penuh khawatir menghampiri Fatma."Astaghfirullah! Darah, Bu, kita ke rumah sakit ayo." Rasa panik menyelimuti hati Ahza.Dengan cepat ia menggendong Fatma, raganya yang semula lemah kini telah kuat kembali, menyaksikan Fatma yang sedang kesakitan merupakan sebuah awal kekuatannya."Ughhh! Sakiiit!" erangan Fatma terdengar memilukan."Ahza, pake mobilku saja ya, dan Ibu lebih baik titipkan anak-anak dulu ke tetangga terus nanti baru nyusul ke rumah sakit." Usul Fatan ia pun tak kalah paniknya dengan Ahza."I-iya Fatan, cepat bawa Fatma nanti Ibu nyusul sekalian bawa barang-barangnya." Tubuh renta wanita itu bergetar hebat, pasalnya baru kali ini ia menyaksikan Fatma dalam kondisi seburuk ini.Mobil milik Fatan melaju dengan kencang, di dalam mobil Fatma terus merintih di pangkuan Ahza, rasa sakit benar-benar telah membuatnya lupa.Sedangkan Fatan nampak serius mengemudikan mobilnya dengan kecepataan tin
Magbasa pa

Bab 25.B

Semua orang tengah dilanda rasa cemas, hanya Wirda yang sibuk berpesta dalam hatinya.Setelah ini takkan kuizinkan kamu menemui Fatma lagi, Mas, karena diantara kian sudah selesai dan tak ada lagi ikatan."Terus gimana keadaan Kakak saya, Bu?" tanya Fatan dengan suara nyaris tercekat."Insya Allah sudah membaik dan tak perlu dikuret karena janin beserta plasentanya sudah keluar, hanya perlu meminum beberapa obat-obatan saja agar rahimnya pulih," ucap Dokter tersebut, setelah berpamitan ia bergegas pergi memeriksa pasien yang lain.Kedua pria itu berbondong-bondong menerjang masuk menemui Fatma, tak berselang lama Daijah datang membawa satu tas besar perlengkapan Fatma."Fatan, bagaimana keadaan kakakmu?" Daijah khawatir saat melihat Fatma menangis memegangi perutnya."Janinnya ga bisa diselamatkan, Bu," jawab Fatan sambil memandang iba pada kakak sepupunya."Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un, sabar ya, Nak, ini sudah ketetapan Allah dan ini yang terbaik." Daijah menghampiri tubuh Fatm
Magbasa pa

Bab 26

"Fatma, aku minta maaf gara-gara aku bayi kita sampai meninggal," ucap Ahza sambil duduk di kursi khusus penunggu pasien, kali ini di ruangan hanya ada mereka berdua, Daijah dan Fatan sedang keluar sebentar."Ini takdir Allah, sudahlah ga usah lebay." Suara Fatma terdengar sangat dingin.Sementara di hadapan pintu Wirda berdiri mematung, dadanya mulai panas lagi, ia ingin pergi. Namun, hatinya tak rela jika harus membiarkan Ahza berduaan dengan mantan istrinya.Bagiamana kalau mereka sampai balikan kembali?"Kita sudah resmi bercerai baik secara agama maupun secara negara, tinggal menunggu surat dari pengadilan keluar saja jadi, lebih baik kamu pulang, Mas.""Aku harus apa untuk menebus semua kebodohanku selama ini, Fatma?" Ahza gusar ia mengusap wajahnya berkali-kali."Yang harus kamu lakukan adalah pergi dari hidupku sejauh mungkin, dan jangan pernah menggangguku lagi.""Kenapa begitu? apa karena kamu mau menikah lagi?" Fatma melirik merasa heran dengan perkataan mantan suaminya itu
Magbasa pa

Bab 27

Dengan tegak Ahza melangkah perlahan, kedua pasangan itu terkejut. Namun, mereka berusaha untuk terlihat biasa saja, mencoba mengulas senyum walau secara paksa."Kamu bilang apa tadi?!" Suara Ahza pelan tapi penuh penekanan, kedua pasangan itu saling beradu pandang."He he he, kami lagi ngobrol aja kebetulan kita baru belanja, kamu sudah pulang biasanya 'kan suka malam pulangnya?" Adiguna berusaha mengalihkan perhatian, akan tetapi, Ahza sama sekali tak terkecoh."Ga usah basa-basi! Aku sudah dengar semuanya tadi!" Mata Ahza tajam menyorot mereka berdua.Sepasang suami istri itu menunduk dengan mata yang terus mendelik ke kiri dan kanan.Sial! Adiguna merutuk dalam hati."Kamu denger apa, Ahza?" Ardila berusaha bersikap setenang mungkin."Aku dengar jika kamu yang sudah menipu ayahku hingga dia kena serangan jantung, setelah itu kamu bisa menikmati uang Ayahku dan seluruh hartanya, begitu 'kan?" Ahza bertepuk tangan perlahan, hari ini ia merasa beruntung karena dengan mudah bisa meng
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status