Share

Bab 23.B

"Aku rindu Uwais dan Fatimah tapi kamu selalu menghalangi dan bodohnya aku nurut begitu saja, mulai sekarang kamu jangan halangi aku untuk bertemu mereka!" tegas Ahza tanpa menoleh, ia fokus menatap jalan di hadapannya.

Wirda tersenyum getir. "Bilang aja rindu Fatma."

"Kalau kamu masih terus berbicara mendingan sekarang turun!" Ahza menepikan mobilnya karena risih dengan ocehan Wirda yang selalu menyudutkannya.

"Iya-iya aku diem."

Ahza kembali menginjak gas melajukan mobilnya, selama perjalanan tak ada lagi perdebatan diantara mereka, bahkan suasana berubah menjadi hening.

30 menit kemudian mobil Ahza sudah terparkir di jalanan dekat rumah Fatma, Ahza segera turun dan mengambil semua belanjaan di bagasi, tanpa mengajak Wirda, ia melenggang masuk ke dalam gerbang rumah Fatma.

Wirda mendengus memperhatikan Ahza yang pergi begitu saja tanpa mengajaknya turun, keterlaluan!.

Sebenarnya ia malas untuk masuk tapi, rasa takut menghantui hati, bagaimana jika Fatma menggoda Ahza dan membuatnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status