Home / Pernikahan / Prahara Cinta Ustadz Tampan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Prahara Cinta Ustadz Tampan : Chapter 11 - Chapter 20

70 Chapters

Zaydan poligami?

"Zay, kamu ada niat poligami?" Ammar bertanya kepada Zaydan membuat Zaydan yang tengah meneguk teh hangat tersedak."Poligami? Apaan sih? Ya nggaklah." Zaydan menepuk bahu Ammar."Habisnya perhatian Bu Jamilah berlebihan banget ke kamu. Masa dia sampai rapiin rambut kamu kayak gitu?" Ammar menatap Zaydan intens.Zaydan menghela napas berat. Dia pun sebenarnya agak keberatan dengan sikap Bu Jamilah yang terlalu perhatian padanya, tapi Qiara terus memaksa agar Zaydan tidak memarahi Bu Jamilah yang perhatian padanya dengan alasan kasihan pada Bu Jamilah yang merindukan anaknya.Zaydan mengalihkan pandangannya pada kupu-kupu yang berterbangan di antara bunga berwarna-warni warni sejenak, lalu membalas intens tatapan Ammar. "Aku nggak tahu, Qiara memintaku untuk tidak menolak perhatian dari Bu Jamilah," ujar Zaydan."Qiara yang meminta? Aneh banget." Ammar memandang ke arah halaman rumah di mana Qiara dan Bu Jamilah sedang asik berjalan di atas rumput Jepang yang sengaja disiapkan Zaydan u
Read more

Salah paham

"Mas kok ngomong gitu sih? Aku nggak ada niat gitu kok, Mas." Qiara terbelalak mendengar perkataan Zaydan dan menatap tajam ada suaminya yang terlihat cemburu."Emang kenyataannya kayak gitu, kan? Kamu tuh sekarang udah beda banget. Dulu kamu selalu pengen dipeluk sama Mas. Kamu selalu pengen melewati waktu untuk bermesraan di rumah. Bahkan kamu menunggu waktu Mas libur di kampus karena nggak mau kalau sampai kita berjauhan. Sekarang? Kayaknya posisi Mas udah digantikan Bu Jamilah." Zaydan hendak masuk ke dalam kamar karena dia merasa tidak ada yang perlu mereka bicarakan di luar.Qiara hendak masuk ke dalam kamar. "Mas, dengerin aku dulu, dong." Namun pintu kamar tertutup rapat dan Zaydan menguncinya dari dalam.Qiara hanya mampu menghela napas panjang melihat sikap Zaydan yang tiba-tiba marah kepadanya. Bisa perempuan itu rasakan Bagaimana marahnya Zaydan melihat sikap Qiara yang memang akhir-akhir ini jauh lebih mengedepankan Bu Jamilah daripada mengedepankan kemesraan mereka berdu
Read more

Kangen Abi

Lagi-lagi Zaydan dan Qiara akhirnya saling diam karena mereka masih disibukkan dengan keegoisan masing-masing. Zaydan tetap pada pendiriannya bahwa dia tidak ingin rumah tangganya terus-terusan dihadiri oleh Bu Jamilah karena dia memang sudah terbiasa terus bermesraan dengan Qiara. Lelaki itu merasa keberatan melihat sikap Qiara yang dulu selalu ingin bersamanya, tapi akhir-akhir ini sedikit menghindar hanya karena tidak enak dengan Bu Jamilah.Sedangkan Qiara sendiri juga tetap pada pendiriannya. Dia tidak ingin menyakiti hati Bu Jamilah Dengan mengatakan kepada perempuan yang ingin selalu berada di samping anaknya, bahwa Qiara dan Zaydan keberatan dengan kehadirannya."Mas hanya kecewa melihat sikapmu akhir-akhir ini. Mas merasa memiliki istri yang kepribadiannya jauh lebih berbeda dari dahulu. Mas sangat merindukan istri Mas yang setiap saat selalu merindukan pelukan suaminya." Zaydan kemudian keluar dari kamar untuk menenangkan hatinya dan lelaki itu pun akhirnya mengambil remote
Read more

Lupa atau lupa?

Qiara yang mendengar ucapan Zaydan langsung mengerucutkan bibir. Perempuan itu sedikit menjauhkan kepala Zaydan dengan cara menarik kepala itu dengan lengannya.Namun ternyata Apa yang dia lakukan malah membuat Zaydan menempel di dadanya sehingga Zaydan langsung melakukan kecupan di dadanya, sehingga Qiara tidak bisa menghindari sengatan listrik yang mengaliri tubuhnya dikarenakan Zaydan mencumbunya dengan penuh cinta."Mas, ini udah sore loh. Sebentar lagi juga matahari mau tenggelam." Qiara berkata dengan lembut kepada Zaydan karena dia tahu arah ke mana Zaydan akan membawanya sesaat lagi."Baru jam 05.00 sore, Sayang. Mau ya." Zaydan terus membujuk Qiara agar istrinya itu bersedia menerima permohonannya kali ini dengan alasan bayinya Rindu Untuk dibesuk oleh Abi nya."Kasihan lho, Sayang. Bayi kita kayaknya kangen banget sama Abi nya. Emangnya kamu nggak bisa ngerasain perasaan dia ketika kamu kangen sama Mas? Bukannya kalau kamu kangen sama Mas, kamu selalu minta dibesuk sama Mas?
Read more

Roti cinta

Binar bahagia terbit di wajah Rangga saat dia melihat Bu Jamilah yang pagi ini tidak bersiap-siap berangkat ke pemayung. Anak kecil itu langsung berhambur memeluk baby sitter yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri karena memang hanya Bu Jamilah lah yang bisa mengerti Rangga dan menurut Rangga Bu Jamilah adalah orang yang paling paham dengan semua keinginannya."Mbok nggak pergi ke rumah anak Mbok kan?" Rangga berkata dengan wajah penuh harap agar keinginannya untuk bisa bersama Bu Jamilah hari ini terlaksana.Perempuan paruh baya itu mengangguk dan segera menyisir rambut Rangga dengan rapi. Sebenarnya Bu Jamilah sangat sedih ketika menerima panggilan telepon dari Qiara ketika dia baru saja selesai melaksanakan ibadah salat subuh.Qiara mengatakan kalau hari ini Bu Jamilah tidak perlu datang ke rumahnya dikarenakan dia dan Zaydan ingin pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikiran Qiara dan merilekskan kandungan Qiara.Betapa Bu Jamilah ingin mempertanyakan ke mana kiranya Qiara
Read more

Membantu Ammar

Qiara tergelak mendengar perkataan Zaydan. Perempuan yang tengah memakai hijab instan berwarna navy itu akhirnya mendekatkan tubuhnya ke arah Zaydan sehingga mereka saling berhadapan. Qiara menggigit ujung bagian roti dan menahannya dengan tangan, lalu dia meminta Zaydan untuk menggigit ujung roti yang lainnya sehingga dia bisa melepaskan bagian tengah roti itu dari tangannya.Zaydan tersenyum ketika dia tahu apa maksud Qiara yang ingin saling menyuapi roti tersebut.Zaydan mulai menggigit roti sedikit demi sedikit hingga akhirnya sampai ke bagian tengah bersamaan dengan Qiara. Sedangkan di bagian pinggir lainnya mereka pegang dengan tangan masing-masing."Cerdas." Zaydan langsung membersihkan sisa selai di bibir istrinya dengan memakai bibirnya. Begitupun dengan Qiara sehingga akhirnya keduanya saling membersihkan selai yang menempel di bibir pasangan dengan bibir mereka masing-masing.Zaydan kemudian menyuapi Qiara dan Qiara pun menyuapi Zaydan dengan roti yang berada di tangan mere
Read more

Bertemu Bu Jamilah

Zaydan membelai pucuk kepala istrinya dengan lembut. Dia bisa memahami jika orang hamil memang banyak memiliki keinginan dan dia merasa sedikit lega karena Qiara tidak memiliki banyak keinginan ketika hamil dan mengidam.Walau sebenarnya Zaydan sendiri tidak yakin apakah dia bisa memenuhi semua yang diidamkan oleh istrinya, tetap saja dia harus berharap jika istrinya itu bisa mengatakan kepadanya apa saja yang diminta oleh istrinya yang sedang mengidam dan saat ini sudah hamil besar.Namun sepertinya Qiara memang tidak menginginkan apa-apa, terbukti dengan Qiara yang tidak pernah meminta dibelikan apa-apa oleh Zaydan."Kita ketemuan di cafe aja. Mas juga nggak enak kalau harus pulang ke rumah ayahnya Ammar. Kebetulan Mas memang ingin mengajak kamu makan di Cafe yang menunya sangat enak." Zaydan kemudian merogoh ponselnya di dalam saku celana dan dia pun segera menghubungi Ammar untuk memastikan Di mana keberadaan Ammar saat itu."Aku lagi berada di pondok nih Zay. Rencananya besok sor
Read more

Kesalahpahaman

Bisa Qiara rasakan Bagaimana tajamnya tatapan Bu Jamilah yang merasa kecewa karena Qiara bohongi. Qiara yang jelas-jelas tadi mengatakan ingin pergi ke suatu tempat dan ternyata Mereka pergi ke Cafe Cemara yang letaknya tak jauh dari panti asuhan dan rumah Pak Budi, tentu saja membuat Bu Jamilah merasa bahwa Qiara tidak ingin diganggu kemesraannya bersama Zaydan."Kayaknya Bu Jamilah marah sama aku karena tadi mengirimkan pesan kepadanya dengan mengatakan bahwa kita akan pergi ke suatu tempat." Qiara berkata sambil tertunduk di hadapan Zaydan.Zaydan yang melihat bagaimana tatapan marah Bu Jamilah kepada istrinya tentu saja tidak ingin jika istrinya dimarahi oleh orang lain hanya karena Qiara mengatakan bahwa mereka akan pergi ke suatu tempat, tapi pada kenyataannya mereka hanya pergi ke Cafe Cemara saja."Biar Mas yang menjelaskan kepada Bu Jamilah dan juga Pak Budi." Zaydan langsung bangkit dari tempat duduknya. Lelaki itu tidak ingin jika sampai ada kesalahpahaman antara Bu Jamila
Read more

Cincin istimewa

"Enak aja kamu ngomong gitu." Zaydan langsung mencubit pinggang Ammar. Tentu saja lelaki itu tidak setuju jika sahabatnya menganggap bahwa pertemuan hari itu sia-sia dikarenakan dia dan Qiara sudah merencanakan pertemuan itu sedemikian rupa.Bahkan Zaydan dan Qiara sudah mengorbankan kemesraan mereka di rumah demi membantu Ammar."Habisnya tadi kalian bilang kalau kalian tidak bisa menjamin bahwa rencana ini akan berhasil untuk kita memberi kejutan kepada Amira," sanggah Ammar."Memang kenyataannya seperti itu kan? Kamu tahu sendiri bagaimana kerasnya Amira dan kamu pasti tahu bagaimana karakter perempuan yang akan kamu nikahi itu. Jadi tidak menutup kemungkinan kalau rencana yang sudah kita pasang sedemikian ini bisa gagal karena penolakannya," tambah Zaydan lagi.Ammar hanya manggut-manggut mendengar perkataan Zaydan. Dia sadar betul sahabatnya itu tidak pernah gagal dalam menjalankan misi apapun. Terlebih misi ini dibantu oleh Qiara yang merupakan sahabat Amira yang tentu saja Qiar
Read more

Lambang Abadi

"Keabadian Cinta?" Qiara kembali meneliti cincin itu dengan seksama tapi dia benar-benar tidak tahu maksud perkataan Zaydan karena dia sendiri juga tidak terlalu peduli dengan bunga yang melekat di liontin cincinnya itu."Jadi selama ini kamu tidak tahu kalau cincin itu memiliki makna tersendiri?" Zaydan kembali bertanya kepada Qiara membuat Qiara seketika tersipu malu."Mas ... Kamu kan tahu sendiri kalau aku memang nggak paham soal makna-makna dan lambang-lambang sesuatu yang kamu tulis. Jadi aku benar-benar nggak tahu apa makna dari liontin cincin ini. Kasih tahu aku ya." Qiara memohon kepada Zaydan sambil memegangi lengan suaminya itu dan bergelayut manja di lengan tersebut.Zaydan memperlambat laju kendaraannya lalu mendekatkan pipinya di hadapan Qiara. Lidahnya ditonjolkan ke arah kiri sehingga pipinya membentuk gelembung dan dia pun memberi kode kepada Qiara untuk mencium pipi tersebut.Qiara yang kebingungan melihat Zaydan yang menggembungkan pipinya seketika terbelalak dan di
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status