Share

Lupa atau lupa?

Penulis: Althafunnisa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Qiara yang mendengar ucapan Zaydan langsung mengerucutkan bibir. Perempuan itu sedikit menjauhkan kepala Zaydan dengan cara menarik kepala itu dengan lengannya.

Namun ternyata Apa yang dia lakukan malah membuat Zaydan menempel di dadanya sehingga Zaydan langsung melakukan kecupan di dadanya, sehingga Qiara tidak bisa menghindari sengatan listrik yang mengaliri tubuhnya dikarenakan Zaydan mencumbunya dengan penuh cinta.

"Mas, ini udah sore loh. Sebentar lagi juga matahari mau tenggelam." Qiara berkata dengan lembut kepada Zaydan karena dia tahu arah ke mana Zaydan akan membawanya sesaat lagi.

"Baru jam 05.00 sore, Sayang. Mau ya." Zaydan terus membujuk Qiara agar istrinya itu bersedia menerima permohonannya kali ini dengan alasan bayinya Rindu Untuk dibesuk oleh Abi nya.

"Kasihan lho, Sayang. Bayi kita kayaknya kangen banget sama Abi nya. Emangnya kamu nggak bisa ngerasain perasaan dia ketika kamu kangen sama Mas? Bukannya kalau kamu kangen sama Mas, kamu selalu minta dibesuk sama Mas?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Al-rayan Sandi Syahreza
wkwkwk di tagih si pak ustadz,janga pura2 lupa ya qi...
goodnovel comment avatar
Diajheng Widia
sabaar qiaraa dwngan rajin belajaar kamu psti bisaa.. kok.. yakinlaah zaydan pasti akan terus membimbing mu.. jangan menyerah yaa
goodnovel comment avatar
Inon Poenya
semangat qiara apapun bisa karena biasa nanti kalo kamu terbiasa belajar pasti kamu bisa kok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Roti cinta

    Binar bahagia terbit di wajah Rangga saat dia melihat Bu Jamilah yang pagi ini tidak bersiap-siap berangkat ke pemayung. Anak kecil itu langsung berhambur memeluk baby sitter yang sudah dianggap seperti ibunya sendiri karena memang hanya Bu Jamilah lah yang bisa mengerti Rangga dan menurut Rangga Bu Jamilah adalah orang yang paling paham dengan semua keinginannya."Mbok nggak pergi ke rumah anak Mbok kan?" Rangga berkata dengan wajah penuh harap agar keinginannya untuk bisa bersama Bu Jamilah hari ini terlaksana.Perempuan paruh baya itu mengangguk dan segera menyisir rambut Rangga dengan rapi. Sebenarnya Bu Jamilah sangat sedih ketika menerima panggilan telepon dari Qiara ketika dia baru saja selesai melaksanakan ibadah salat subuh.Qiara mengatakan kalau hari ini Bu Jamilah tidak perlu datang ke rumahnya dikarenakan dia dan Zaydan ingin pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikiran Qiara dan merilekskan kandungan Qiara.Betapa Bu Jamilah ingin mempertanyakan ke mana kiranya Qiara

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Membantu Ammar

    Qiara tergelak mendengar perkataan Zaydan. Perempuan yang tengah memakai hijab instan berwarna navy itu akhirnya mendekatkan tubuhnya ke arah Zaydan sehingga mereka saling berhadapan. Qiara menggigit ujung bagian roti dan menahannya dengan tangan, lalu dia meminta Zaydan untuk menggigit ujung roti yang lainnya sehingga dia bisa melepaskan bagian tengah roti itu dari tangannya.Zaydan tersenyum ketika dia tahu apa maksud Qiara yang ingin saling menyuapi roti tersebut.Zaydan mulai menggigit roti sedikit demi sedikit hingga akhirnya sampai ke bagian tengah bersamaan dengan Qiara. Sedangkan di bagian pinggir lainnya mereka pegang dengan tangan masing-masing."Cerdas." Zaydan langsung membersihkan sisa selai di bibir istrinya dengan memakai bibirnya. Begitupun dengan Qiara sehingga akhirnya keduanya saling membersihkan selai yang menempel di bibir pasangan dengan bibir mereka masing-masing.Zaydan kemudian menyuapi Qiara dan Qiara pun menyuapi Zaydan dengan roti yang berada di tangan mere

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Bertemu Bu Jamilah

    Zaydan membelai pucuk kepala istrinya dengan lembut. Dia bisa memahami jika orang hamil memang banyak memiliki keinginan dan dia merasa sedikit lega karena Qiara tidak memiliki banyak keinginan ketika hamil dan mengidam.Walau sebenarnya Zaydan sendiri tidak yakin apakah dia bisa memenuhi semua yang diidamkan oleh istrinya, tetap saja dia harus berharap jika istrinya itu bisa mengatakan kepadanya apa saja yang diminta oleh istrinya yang sedang mengidam dan saat ini sudah hamil besar.Namun sepertinya Qiara memang tidak menginginkan apa-apa, terbukti dengan Qiara yang tidak pernah meminta dibelikan apa-apa oleh Zaydan."Kita ketemuan di cafe aja. Mas juga nggak enak kalau harus pulang ke rumah ayahnya Ammar. Kebetulan Mas memang ingin mengajak kamu makan di Cafe yang menunya sangat enak." Zaydan kemudian merogoh ponselnya di dalam saku celana dan dia pun segera menghubungi Ammar untuk memastikan Di mana keberadaan Ammar saat itu."Aku lagi berada di pondok nih Zay. Rencananya besok sor

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Kesalahpahaman

    Bisa Qiara rasakan Bagaimana tajamnya tatapan Bu Jamilah yang merasa kecewa karena Qiara bohongi. Qiara yang jelas-jelas tadi mengatakan ingin pergi ke suatu tempat dan ternyata Mereka pergi ke Cafe Cemara yang letaknya tak jauh dari panti asuhan dan rumah Pak Budi, tentu saja membuat Bu Jamilah merasa bahwa Qiara tidak ingin diganggu kemesraannya bersama Zaydan."Kayaknya Bu Jamilah marah sama aku karena tadi mengirimkan pesan kepadanya dengan mengatakan bahwa kita akan pergi ke suatu tempat." Qiara berkata sambil tertunduk di hadapan Zaydan.Zaydan yang melihat bagaimana tatapan marah Bu Jamilah kepada istrinya tentu saja tidak ingin jika istrinya dimarahi oleh orang lain hanya karena Qiara mengatakan bahwa mereka akan pergi ke suatu tempat, tapi pada kenyataannya mereka hanya pergi ke Cafe Cemara saja."Biar Mas yang menjelaskan kepada Bu Jamilah dan juga Pak Budi." Zaydan langsung bangkit dari tempat duduknya. Lelaki itu tidak ingin jika sampai ada kesalahpahaman antara Bu Jamila

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Cincin istimewa

    "Enak aja kamu ngomong gitu." Zaydan langsung mencubit pinggang Ammar. Tentu saja lelaki itu tidak setuju jika sahabatnya menganggap bahwa pertemuan hari itu sia-sia dikarenakan dia dan Qiara sudah merencanakan pertemuan itu sedemikian rupa.Bahkan Zaydan dan Qiara sudah mengorbankan kemesraan mereka di rumah demi membantu Ammar."Habisnya tadi kalian bilang kalau kalian tidak bisa menjamin bahwa rencana ini akan berhasil untuk kita memberi kejutan kepada Amira," sanggah Ammar."Memang kenyataannya seperti itu kan? Kamu tahu sendiri bagaimana kerasnya Amira dan kamu pasti tahu bagaimana karakter perempuan yang akan kamu nikahi itu. Jadi tidak menutup kemungkinan kalau rencana yang sudah kita pasang sedemikian ini bisa gagal karena penolakannya," tambah Zaydan lagi.Ammar hanya manggut-manggut mendengar perkataan Zaydan. Dia sadar betul sahabatnya itu tidak pernah gagal dalam menjalankan misi apapun. Terlebih misi ini dibantu oleh Qiara yang merupakan sahabat Amira yang tentu saja Qiar

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Lambang Abadi

    "Keabadian Cinta?" Qiara kembali meneliti cincin itu dengan seksama tapi dia benar-benar tidak tahu maksud perkataan Zaydan karena dia sendiri juga tidak terlalu peduli dengan bunga yang melekat di liontin cincinnya itu."Jadi selama ini kamu tidak tahu kalau cincin itu memiliki makna tersendiri?" Zaydan kembali bertanya kepada Qiara membuat Qiara seketika tersipu malu."Mas ... Kamu kan tahu sendiri kalau aku memang nggak paham soal makna-makna dan lambang-lambang sesuatu yang kamu tulis. Jadi aku benar-benar nggak tahu apa makna dari liontin cincin ini. Kasih tahu aku ya." Qiara memohon kepada Zaydan sambil memegangi lengan suaminya itu dan bergelayut manja di lengan tersebut.Zaydan memperlambat laju kendaraannya lalu mendekatkan pipinya di hadapan Qiara. Lidahnya ditonjolkan ke arah kiri sehingga pipinya membentuk gelembung dan dia pun memberi kode kepada Qiara untuk mencium pipi tersebut.Qiara yang kebingungan melihat Zaydan yang menggembungkan pipinya seketika terbelalak dan di

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Kuntilanak pengganggu wanita hamil

    Napas Ammar seketika menderu mendengar perkataan Qiara. Dia menyesal karena mengambil keputusan secara mendadak dan tidak berdiskusi terlebih dahulu dengan Qiara tentang perhiasan yang akan diberikannya kepada Amira. Sedangkan uang untuk membuat cincin itu harganya cukup mahal dan sudah menguras tabungannya."Kalau begitu bakalan gagal rencanaku ini. Kalau Amira pernah menolak pemberian cincin dari ibunya berbentuk belah rotan, tidak menutup kemungkinan dia juga akan menolak cincin pemberian dariku," ujar Ammar dengan rasa sedih.Qiara merasa bersalah melihat ekspresi Ammar. Perempuan itu sedikitpun Tidak pernah berniat untuk membuat Ammar kecewa atas keputusan yang sudah diambil. Qiara pun menoleh ke arah Zaydan dengan tetapan sedih membuat Zaydan hanya mengusap punggungnya karena Zaydan tidak ingin jika istrinya itu merasa terluka."Karakter seseorang kan bisa saja berubah oleh orang yang memberinya sesuatu. Siapa tahu saja nanti tiba-tiba Amira menerima cincin yang diberikan oleh A

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Tidak boleh ganjen

    Pak Bustomi hanya mengendikkan bahunya kepada Zaydan. Dia sendiri juga bingung bagaimana cara membujuk Qiara jika perempuan yang sedang berbadan dua itu merajuk."Ayah minta maaf kalau terkesan parno ataupun percaya kepada hal-hal yang berbau mistis, tapi Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaan Qiara kalau sampai Qiara pergi ke danau malam hari dan menginap di sana. Soalnya memang banyak kejadian orang-orang di sini yang ketika sedang hamil muda selalu diikuti oleh kuntilanak." Pak Bustomi berkata dengan hati-hati kepada Zaydan karena dia tahu Zaydan pasti akan menertawakannya mengingat menantunya itu adalah seorang Ustadz yang tidak percaya dengan hal-hal yang dianggap syirik seperti itu.Zaydan hanya tersenyum mendengar perkataan Ayah mertuanya. Meskipun dia kurang percaya dengan hal-hal yang berbau syirik ataupun mistis, tetap saja dia mengkhawatirkan Qiara jika menginap di danau memang takut ada aura aura yang tidak baik di danau tersebut dan mereka pun memang akan kesulitan memi

Bab terbaru

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Kesayangan Abi (End)

    2 tahun kemudian. "Jangan peluk Abinya Zahwa." Zahwa mendorong tangan Qiara yang melingkar di perut Zaydan saat mereka berbaring di saung samping rumah. "Abinya Zahwa kan kesayangan Umi." Qiara tetap memeluk Zaydan. "Lepasin! Abinya Zahwa!" "Sayangnya Abi dan sayangnya Mas kok berantem gitu sih? Sini-sini, peluk Abi sama-sama." Zaydan meletakkan Zahwa di atas perutnya dan membaringkan kepala Qiara di atas bahunya. Setiap hari selalu ada keributan karena memperebutkan perhatian Zaydan dari Qiara dan Zahwa. "Sayang, kita mandi yuk. Udah sore nih." Qiara membujuk Zahwa agar mandi. "Nggak mau." "Tapi ini udah sore." "Nggak mau!" "Zahwa, jangan lari-lari gitu. Umi capek." Qiara menyeka dahinya yang berkeringat karena mengejar Zahwa di halaman rumah. "Sayang, kamu aja deh yang bujuk Zahwa. Aku capek banget." Qiara akhirnya pasrah. Ia duduk di tepi kolam ikan sambil melipat tangan di dada. "Ya udah, Mas bujuk dia dulu. Kamu mandi duluan gih." "Oke." "Tunggu." "Apa lagi, Mas?"

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Pernikahan Amira

    "Ayah harus mencicipi tumis kangkung buatan Mas Zaydan. Kali ini tumis kangkungnya pakai cumi loh." Qiara meletakkan satu sendok tumis kangkung ke dalam piring ayahnya."Kalau Zaydan yang masak, tentu saja ayah tidak meragukannya lagi. Tapi kalau kamu yang masak, ayah masih agak sedikit ragu.""Iihhhh. Ayah kok gitu sih? Di sini kan Qiara yang anaknya ayah."Suasana makan malam begitu hangat karena Pak Bustomi yang sudah merindukan masakan Zaydan hari itu terbalaskan sudah kerinduannya.Zahwa selalu terkekeh setiap kali digoda oleh Pak Bustomi. Bayi mungil itu merasa teramat sangat senang karena bertemu dengan seorang lelaki yang sangat mirip dengan ibunya."Ayah sangat setuju dengan ide Zaydan memakaikan Zahwa hijab sejak bayi. Jangan sampai kesalahan ayah dan ibumu akan terulang kembali pada cucu ayah ini." Pak Bustomi membantu Zaydan memasangkan hijab untuk Zahwa karena bayi itu baru saja selesai gumoh.Ponsel Pak Bustomi berdering dengan kencang ketika mereka masih asyik berbincan

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Melepas rindu

    "Saya tidak pernah menimpakan kesalahan Zaydan di bahu saya. Justru Zaydan lah yang sudah mengemban dosa saya sehingga perseteruan ini bisa terjadi. Kalau saja saya tidak mendorong Qiara dengan keras. Kalau saja saya menuruti permintaan Qiara untuk menceritakan tentang jati diri saya. Kalau saja saya tidak memiliki pemikiran buruk pada Qiara, mungkin semua ini tidak akan pernah terjadi." Air mata meleleh membanjiri pipi Bu Jamilah.Pak Budi dan istrinya yang berada di dalam mobil tidak tahan melihat perdebatan antara Pak Bustomi dan Bu Jamilah yang tak kunjung usai. Sepasang suami istri itu pun menghampiri Pak Bustomi yang masih berdebat dengan Bu Jamilah."Budi?""Apa Anda percaya jika saya yang menceritakan kejadian sebenarnya?"Pak Bustomi menatap sepasang suami istri yang wajahnya begitu tegang. Hubungan baik sebagai sesama donatur di yayasan kasih ibu membuat Pak Bustomi mempersilakan sahabatnya itu masuk ke dalam rumah.Pak Budi pun menceritakan semua yang terjadi antara Bu Jami

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Benang merah

    "Harganya 150 juta?" Zaydan terbelalak ketika cincin itu sudah diletakkannya di toko berlian terbesar di kota Jambi."Benar sekali, Pak. Berlian ini penuh dengan permata dan hanya gagangnya saja yang kecil. Sehingga harganya memang relatif tinggi.""Sebentar. Saya tanya istri saya dulu." Zaydan segera menghubungi Qiara dan mengabarkan bahwa harga berlian itu dibeli dengan nilai 150 juta."Alhamdulillah. Berarti tidak terlalu banyak mengalami penyusutan. Mas minta pihak toko berlian mentransfer ke rekening Mas saja supaya lebih aman.""Oke, Sayang."Zaydan merasa lega karena satu permasalahan telah selesai di rumah tangganya. Kemarin setelah berdebat dengan Qiara, Zaydan akhirnya memenuhi keinginan istrinya itu untuk menjual cincin berlian tersebut dan segera mengambil program S2.Pak Rektor kampus IAI Nusantara merasa bersyukur karena akhirnya Zaydan memutuskan mengambil program S2. Pihak kampus memang teramat sangat menyayangi Zaydan karena kedisiplinannya di kampus dan beberapa pres

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Cincin berlian

    "Bukan begitu, Sayang." Zaydan menarik Qiara ke dalam pelukannya dan mencium pipi istrinya itu Dengan mesra."Aku tahu, Mas, tapi aku tetap sependapat dengan kamu. Aku tidak ingin jika nanti calon menantuku memiliki nasib yang sama dengan suamiku. Aku tidak ingin Zahwa seperti ibunya yang sangat membangkang soal memakai hijab karena tidak dibiasakan dari kecil." Qiara mengecup telapak tangan Zahwa dengan lembut."Dia cantik sekali. Kulitnya putih bersih dan wajahnya ....""Fotocopy Mas Zaydan. Sepertinya aku hanya tempat penampungan benih saja.""Bukankah lebih baik seperti itu, Nak? Hari-hari kamu akan ditemani oleh dua Zaydan yang generasi dan versinya berbeda."Qiara hanya terkekeh mendengar ucapan Bu Jamilah. Dia sendiri sebenarnya merasa bangga melihat kemiripan Zaydan dan Zahwa. Dari raut wajah Zahwa yang menandakan bahwa Qiara memiliki cinta yang begitu teramat sangat besar kepada Zaydan. Sehingga sedikitpun tak ada celah wajahnya di tubuh bayi mungil itu.***"Ibu mau ke mana?

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Hijab Zahwa

    Pak Bustomi mengusap kasar wajahnya. Menyesal karena sudah mendatangi rumah anak menantunya yang akan berdampak pada kekecewaan di hatinya sendiri."Terserah bagaimana kemauanmu. Ayah tidak akan pernah peduli lagi apapun yang terjadi padamu." Pak Bustomi pergi meninggalkan kediaman Qiara dan Zaydan."Sayang, Mas tahu Mas bukanlah suami yang baik untukmu. Mas mungkin tidak bisa memberikan kehidupan yang baik seperti ayahmu. Tapi Mas berjanji tidak akan pernah membiarkan kalian tidak makan seperti yang ditakutkan oleh Ayah." Zaydan merangkul bahu Qiara dan mengecup kening istrinya itu dengan mesra.***"Kamu keberatan nggak kalau ibu pulang ke rumah kita?" Zaydan menggulung lengan baju sambil menatap Qiara yang tengah menyusui Zahwa."Mas kok nanya sama aku sih? Mas kepala keluarga yang wajib mengambil keputusan di rumah ini.""Tapi kamu adalah istri Mas. Keputusannya Mas ambil harus sesuai dengan persetujuan darimu.""Masalahnya, apa ibu juga setuju untuk tinggal di sini?"Zaydan mengh

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Qiara vs Pak Bustomi

    "Mas, mobil kita ke mana? Selama pulang dari rumah sakit, aku tidak melihat keberadaan mobil kita." Qiara yang tengah menjemur Zahwa di halaman rumah menoleh ke arah garasi mobil yang kosong."Nanti Mas ceritakan sama kamu. Sekarang kamu fokus aja menjemur Zahwa dan mengajaknya berbicara."Zaydan segera masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Qiara yang menjemur Zahwa di bawah sinar matahari pagi.Bu Jamilah masih dirawat di rumah sakit di kota Jambi. Dokter belum mengizinkan Bu Jamilah pulang sebelum perempuan paruh baya itu sembuh total. Zaydan pun sepakat dengan ucapan Dokter karena dia khawatir jika sampai terjadi hal yang buruk pada ibunya.Satu minggu sudah berlalu. Qiara sudah pulang dari rumah sakit dan mulai belajar menjaga bayinya melalui arahan-arahan yang disampaikan oleh Dokter kandungan.Zaydan pun dengan begitu cekatan membantu segala sesuatu yang dibutuhkan oleh Qiara. Mulai dari membantu memandikan, sampai menyiapkan pakaian bayi tersebut."Sayang, air hangat untukmu su

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Penjelasan Zaydan

    "Apa maksud ibu? Meminta Zaydan memilih antara Qiara atau ibu? Itu artinya ibu tidak ingin tinggal satu atap dengan Qiara?" Zaydan melepas genggaman tangannya dan berdiri sambil melipat tangan di dada."Dari sini sudah bisa membuktikan kalau kamu pasti tidak akan memilih ibu. Kamu pasti akan memilih Qiara," sahut Bu Jamilah sambil menyunggingkan senyumnya."Tentu saja, Bu. Qiara adalah perempuan yang aku nikahi dan Aku bersumpah di hadapan Tuhan dan orang tuanya bahwa aku akan menjaga dan merawat dia dengan baik. Bahkan sekarang Qiara sedang melahirkan benih yang sudah aku tanam. Bagaimana mungkin aku meninggalkan Qiara demi memenuhi permintaan ibu.""Tapi aku adalah ibu kandungmu.""Lalu apa salahnya kalau ibu kandung dan istriku bisa bersama-sama? Toh selama ini Qiara teramat sangat menyayangi ibu. Bahkan ibu selalu memuji kebaikan Qiara.""Itu dulu. Sebelum ibu tahu bagaimana karakter Qiara yang sebenarnya. Setelah ibu tahu bahwa Qiara ingin menguasai mu sepenuhnya, sedikit pun tak

  • Prahara Cinta Ustadz Tampan    Pilih ibu atau istri

    "Ibu kenapa, Mas? Kritis?" Qiara yang ikut mendengar keterkejutan Zaydan menoleh ke arah suaminya itu."Iya. Pak Budi meminta Mas untuk segera berangkat ke rumah sakit." Zaydan mengusap kasar wajahnya. Ia tidak mungkin meninggalkan Qiara dan Zahwa di rumah berdua saja dengan kondisi Qiara yang baru saja melahirkan.Rumah mereka yang terletak di pinggiran kota tentu saja membuat Zaydan khawatir jika anak dan istrinya ditinggal berdua saja di rumah."Ya sudah. Kalau begitu Mas langsung saja pergi ke sana. Aku nggak papa kok berdua saja sama Zahwa.""Nggak bisa gitu dong, Sayang. Mas nggak mau meninggalkan kalian berdua di sini. Itu sangat berbahaya." Zaydan menggeleng sambil memikirkan langkah apa yang harus dia ambil."Apa begini saja. Kalian ikut Mas aja ke kota Jambi. Mas akan booking sebuah hotel untuk kalian tempati. Hotel yang letaknya dekat dengan rumah sakit." "Tapi, Mas ...."Zaydan langsung membereskan barang-barang Zahwa dan Qiara. Lelaki itu segera memasukkan barang-barang

DMCA.com Protection Status