"Berhenti, Dewi! Sekali saja kau melangkah keluar maka ..." Mas Bagas tak melanjutkan ucapannya. Kubalikkan badan demi melihat laki-laki yang sebentar lagi akan ku gugat cerai itu. Setelah kejadian ini, hatiku mantap untuk berpisah darinya. Tiada lagi keraguan. "Maka apa, Mas? Ayo lanjutkan ucapanmu. Kenapa berhenti," ucapku menantangnya. Pria itu menelan ludahnya, terlihat dari jakunnya yang naik turun. "Ok. Biar aku yang lanjutkan. Maka kau akan menalakku, itu 'kan lanjutannya, Mas? silahkan saja!" Kuteruskan langkah yang sempat berhenti. Langkah kakiku ini, adalah awal dari kehancuran kalian. Lihat saja! "Dewi, tunggu! Sayang ... Yang jangan pergi. Jangan begini, Yang! Jangan tinggalin Mas." Dasar pecundan*! Dia pikir ancamannya mempan. Tidak lagi sekarang, aku bahkan sudah siap ditalak olehnya. Dengan sedikit berlari Mas Bagas menyeret kaki mendekat. Pria itu melepas pegangannya pada madu busuknya, mencoba mencegahku, tapi aku tak peduli. Tekatku sudah bulat, har
Last Updated : 2022-08-20 Read more