Home / Romansa / Madu Dari Suamiku / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Madu Dari Suamiku: Chapter 31 - Chapter 40

69 Chapters

Bab 31 Madu Busuk Pengen Diakui

"Ups, maaf! Nggak sengaja!" ucap Sandra mengejek. Ingin tertawa jingkrak melihat wajah Alika. Puas sekali rasanya. Itulah, ingin berbuat jahat malah berbalik padanya. Aku ketawa senang dalam hati. "Apa sih masalahku dengan kamu? Kenapa kamu selalu saja ikut campur, hah!" bentak Lika seraya mendorong bahu Sandra. "Loh, aku kan sudah bilang gak sengaja. Gitu aja lebay. Yuk, Wi, kita cari Mas Diki. Lama-lama di sini bisa ..." ucap Sandra tergantung, tangannya dimiringkan di jidatnya. "Yang, tunggu!" Mas Bagas melangkah lebar mengejarku dan Sandra. Pria itu meninggalkan istri sirinya yang sedang mengumpat sendiri. Bodo amat! Aku tak peduli. Tanpa berpaling aku terus saja mengikuti Sandra yang sedang menyeretku. Mas Bagas bisa menggapai tangan dan menghentikan langkahku. "Apa sih, Gas," ucap Sandra jengkel, karena Mas Bagas menghalangi jalan kami. "Sandra, aku mau ngomong sama Dewi sebentar," pintanya pada Sandra. Sandra hendak protes menolak permintaan Mas Bagas, tapi segera ku c
last updateLast Updated : 2022-09-03
Read more

Bab 32 Sikap Dingin Mas Bagas

POV Alika"Perempuan sialan! Sinting!" Mulutku terus saja memaki, mengeluarkan semua umpat kotor. Sudah seperti orang tidak waras. Mengomel sendiri, jadi pusat perhatian semua tamu. Malu rasanya sampai ke tulang sum-sum. Ingin pulang, meninggalkan acara, tapi takut nanti kecolongan. Jadilah aku terpaksa tetap bertahan walau baju basah bagian depan. Mana belang lagi, karena yang ditumpain sirup bukan air putih. Melangkahkan kaki dengan tergesa-gesa. Mata ini liar mencari di mana Mas Bagas dan Dewi. Aku harus selalu berada dekat Mas Bagas. Jangan samapi Mas Bagas berduan dengan Dewi. Bisa-bisa ia mempengaruhi Mas Bagas agar akulah yang dicerai. Bisa saja 'kan? Di depanku, Dewi pura-pura nggak mau, tapi di belakang mana ada yang tau. "Aku memaafkan mu, bukan berarti kembali dan menerima Alika, iya kan, mas!" Masih sempat aku dengar omongan Dewi. Gawat! Kenapa aku merasa ucapan Dewi seolah ancaman untukku. Wanita itu sudah memaafkan Mas Bagas. Bisa aja ia juga membatalkan gugatannya.
last updateLast Updated : 2022-09-05
Read more

Bab 33 Mengigau Nama Dewi

Setelah sampai, lekas aku turun membuka pagar dan langsung berjalan menuju pintu utama. Tanpa menutup kembali pagarnya. Biar saja Mas Bagas tutup sendiri, ini adalah bentuk protesku pada pria menyebalkan itu. Mengeluarkan kunci dari dalam tas lalu membuka pintu, lagi-lagi tanpa menunggu Mas Bagas, aku menerobos masuk. Siapa suruh tadi di acara belain Dewi. Seharusnya 'kan dia belain aku, Dewi loh sudah ninggalin dia, sebentar lagi akan digugat cerai. Apalagi mau diharapkan! Lebih baik menghargai orang yang sekarang mau bertahan, iaitu aku. "Dek, bikinin kopi ya. Mas lagi suntuk ini, pengen ngopi," suruhnya. Ku hela nafas panjang lalu menyentaknya kasar. Sabar Lika ... sabar. Tahan, kamu masih perlu bersabar sedikit lagi. Kalau brankas sudah terbuka dan menguasai isinya, baru tunjukkan taringmu. Pasti Bagas tak akan bisa berkutik lagi. Aku mensugesti diri sendiri. Kuletakkan tas jinjing di sofa dan melangkah menuju dapur. Membuatkan pesanan Mas Bagas. Sebenarnya masih kesal pada
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

Bab 34 Tamu Di Pagi Hari

Aku mendengus kesal. "Liat aja Mas, aku nggak akan membiarkan Dewi kembali masuk ke hatimu. Akan kuusir perempuan itu pergi jauh." Ku kepalkan tangan mengurangi amarah. Gagas kulangkahkan kaki ke luar kamar. Aku akan membersihkan diri di kamar mandi luar. Karena jika Mas Bagas yang dikamar mandi pasti lama sekali. Menunggunya hanya akan membuang waktu saja. Hari ini aku memanjakan Mas Bagas. Mulai dari memanjakan perutnya dan juga birahinya. Karena hari ini Mas Bagas tak ke kantor, akan kubuat hari ini, hari kami berdua, yang lain nyewa. Apalagi Dewi! Wanita itu mah lewat! Hari ini, akan kubuat Mas Bagas sedikitpun tidak mengingatnya. Akan kuusir cantik wanita itu untuk selamanya. Setelah selesai menggosok gigi dan mencuci muka. Kuikat asal rambutku ke atas kepala, hingga membentuk seperti punuk unta. Gagas kakiku melangkah ke luar dari kamar mandi lalu menuju dapur. Ingin membuat sarapan nikmat buat suamiku. Langkah awal dari mencuri perhatian Mas Bagas. Meski sebenarnya masih ke
last updateLast Updated : 2022-09-06
Read more

Bab 35 Hotel Bintang Lima VS Hotel Kaki Lima

"Mari, Bu ... silakan ikut kami," ucap Bapak polisi lagi. Karena aku menolak maka terpaksa keduanya menarik tanganku paksa. "Mas, tolongin Mas. Aku nggak mau masuk penjara," ucapku panik. "Pak, saya nggak bersalah. Lepasin, pak!" bentakku mulai memberontak. Tapi kedua polisi itu tidak memperdulikan pemberontakanku. Keduanya terus menyeret masuk ke dalam mobil polisi. "Mas ...." teriakku sebelum betul-betul masuk ke dalam mobil, dan pintu ditutup dengan kencang oleh pak polisi. Sepanjang jalan, aku terus saja memaki Dewi dalam hati. Meski semua perkataan kotor kuucapkan, tak seimbang dengan apa yang telah perempuan sialan itu lakukan padaku. Air mata akhirnya keluar, meski sedari tadi kutahan untuk tidak jatuh. Hatiku sakit atas semua ini. Dewi benar-benar telah menguras kesabaranku. Wanita itu datang merampas kebahagianku, lalu menjadikanku pembantu di rumah suamiku sendiri. Masih tidak puas, sekarang ia melaporkanku karena telah meracuninya. Padahal itu adalah bentuk perlawana
last updateLast Updated : 2022-09-07
Read more

Bab 36 Zonk! Isi Brankas Kosong

"Hmmm." Hanya itu yang keluar dari mulut Mas Bagas. Suamiku itu sedang asyik dengan gawainya tanpa peduli pertanyaanku. Entah apa yang membuatnya fokus pada benda canggihnya itu, tapi itu membuat hatiku dongkol luar biasa."Mas, kok hmm sih jawabanmu?" sewotku. Panas hati rasanya melihat tanggapan Mas Bagas. Apa dia pikir bisa enak-enak santai, jika semua masih di tangan Dewi. "Aku ketar–ketir, tanggapanmu cuma hmm," ucapku lagi. Jengkel rasanya pada suamiku ini. Bisa-bisanya dia santai."Sabarlah, Dek. Ini masih pagi loh." Mas Bagas mengangkat wajahnya menatapku. Kubalas tatapannya dengan raut wajah sinis. Apa katanya ... pagi? Sudah hampir jam sepuluh dia bilang pagi. Dasar lelet!"Ini sudah hampir jam sepuluh loh, Mas! Mau tunggu di usir dulu baru gerak?" sentakku. Mas Bagas mendengus kesal."Iya, iya .... bawel," ucapnya lalu mengotak–atik HP miliknya. Kuputar bola mata malas. Mas Bagas memang harus di dikte. Suamiku ini, sepertinya masih ogah-ogahan. Aku tidak mau ambil resiko
last updateLast Updated : 2022-09-09
Read more

Bab 37 Semua Itu Punyaku, Mas!

Aku dan Mbak Nabila sedang berkutat di dapur. Jarum jam menunjukkan pukul 11:15, sudah siang. Di meja makan sudah terhidang beberapa macam masakan, hasil olahan wanita cantik yang menjadi kakak iparku itu, aku hanya membantu. Ternyata, selain cantik, Mbak Nabila juga pintar memasak, dan nanti mengajakku membuat kue. Di pasar tadi, kakak iparku itu, membeli bahan kue, yang akan menjadi bahan percobaan kami nanti.Seharian ini aku hanya mau di rumah saja. Rasanya malas mau kemana-mana. Hari ini akanku habiskan waktu bersama Mbak Nabila.Jeritan ponsel di atas kulkas menghentikan gerakan tangan yang sedang mengelap kompor. Setelah selesai menata makanan aku dan Mbak Nabila membersihkan tempat kami memasak. Kata Mbak Nabila, setelah selesai memasak atau makan, biasakan membersihkan tempatnya, karena jika tidak, itu akan menjadi tempat jin bersarang. Sebenarnya aku juga begitu, membersihkan dahulu setelah selesai, tapi kadang-kadang lalai juga, selalu menumpuknya di wastafel baru nanti ak
last updateLast Updated : 2022-09-10
Read more

Bab 38 Surat Cinta Dari Pengadilan

Cerai adalah satu kata yang sangat angker, namun aku harus kuat menghadapinya. Hubungan yang sudah tidak sehat akan sangat sakit jika mencoba bertahan. Ibarat gigi, jika ada salah satu yang sakit dan berlubang, maka pilihannya hanya satu. Cabut! Karena, jika tidak, ia akan menyakiti seisi mulut, dan bahkan akan menjalar ke seluruh anggota tubuh akan merasakan efeknya. "Kamu pasti bisa lalui semuanya." Mbak Nabila mengelus pundakku. Sekian menit bersitegang dengan Mas Bagas dan Alika, tanpa sadar kakak iparku itu sudah berdiri di belakangku.Aku tersenyum tipis menanggapinya. Aku yakin bisa menghadapinya, walau kuakui sangat sulit, tapi aku pasti bisa. Hidupku bukan hanya tentang Mas Bagas. Jika bahagiaku bukan bersamanya, maka aku akan melepaskannya dan mencari bahagiaku sendri.Berpisah dari Mas Bagas, tak menjadikan duniaku serta merta berhenti. Aku masih mudah, hidupku masih panjang. Aku tak menyesali pernikahanku dengan Mas Bagas. Aku yakin, ini semua ada campur tangan Tuhan, d
last updateLast Updated : 2022-09-12
Read more

Bab 39 Wanita Masa Lalu

"Sayang!" panggilnya, namun tak kujawab. "Apa sudah tiada kesempatan? Aku sangat mencintaimu!" ucapnya lagi. Terdengar tulus, tapi aku takkan luluh. Kemana cintanya saat ia menghadirkan madu diantara kami. Madu busuk pula!"Kalau cinta, kamu tidak akan berkhianat, Mas! Kamu menyakitiku luar dalam, depan belakang, Mas! Kamu mendua, dan membawanya masuk ke dalam rumah tangga kita. Apakah itu yang dinamakan cinta? Bullshit! Cintamu omong kosong," ucapku panjang lebar. Semua rasa di dalam dada Kukeluarkan. "Kita harus ketemu, Sayang! Kamu tidak bisa buat Mas begini!"Lucu sekali! Kemarin-kemarin ke mana aja. Kenapa baru sekarang!"Kita ketemu di pengadilan, Mas! Satu minggu lagi." Tanpa menunggu jawaban kututup telpon sepihak."Sayang–" Masih sempat kudengar suara Mas Bagas memanggilku, tapi hatiku sudah beku. Mungkin aku bisa memaafkan, tapi untuk kembali, itu takkan pernah terjadi. Meskipun Mas Bagas memohon menangis darah sekalipun!Perbuatannya menghadirkan Alika dalam rumah tangga k
last updateLast Updated : 2022-09-14
Read more

Bab 40 Fitnah Kejam Suamiku

Apa? Alika anaknya tante Widya? Tapi kenapa selama ini aku tak pernah tau. Aku memang tau Mas Andi mempunyai seorang adik, yang sedang kuliah di luar kota, tapi aku sama sekali tak menyangka kalau itu adalah Alika. Selama menjalin hubungan, Mas Andi jarang bercerita tentang adiknya. "Apa Tante! Alika anaknya Tante? Adiknya Mas Andi?" Aku masih bingung. Heran apa sebenarnya yang terjadi. Kenapa tante Widya bilang, jika aku ingin menghancurkan Alika. Bukankah Alika yang telah menghancurkan hidupku. Dengan masuk dan merusak rumah tanggaku dengan Mas Bagas. Dendam apa sebenarnya yang dipelihara oleh keluarga Mas Andi padaku. Tuhan ... ada rahasia apa sebenarnya ini.Sulit untuk memahami semua teka-teki ini. Semua yang menimpaku secara bertubi-tubi, apakah memang sudah dirancang, tapi apa pemicu dari dendam mereka. Meski telah berpikir berkali-kali, tetap aku tidak tahu jawabannya."Iya, Alika anakku! Alika dan Andi adalah anak-anakku yang telah kau hancurkan. Dulu Andi kau khianati, dan
last updateLast Updated : 2022-09-15
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status