Home / Rumah Tangga / Hadiah Madu Untuk Suamiku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Hadiah Madu Untuk Suamiku: Chapter 61 - Chapter 70

90 Chapters

Bab 61: Berubah

“Naya. Aku menaruh janji padanya untuk segera pulang dan akan menemui ibunya di hari jum’at besok,”“Astaghfirullahal adzim,” keluh Inda seraya menekan dada yang terasa nyeri.Sakit. Kenapa semua menjadi rumit seperti ini.“Aku minta izin padamu Sayang, atas keiklasan dan keridhoanmu, Mas menerima perjodohan itu,”“Pulanglah Mas, penuhi janjimu pada Naya,”“Aku mau kita pulang bersama. Aku tidak mau membahagiakan wanita lain disana sementara istriku menangis sendiri disini,” tuturnya.“Bagaimana dengan tugasmu Mas? Selesaikan!” Tegas Inda menyadarkan Jidan akan tugasnya.Terlihat raut wajah Jidan yang tersadar dengan ucapan Inda. Ia harus bertanggungjawab atas kepercayaan orang lain atas dirinya.TING NONG!Suara bel rumah berbunyi. Suara dua wanita terdengar bergantian dari luar, tidak lain, suara itu adalah suara Sofia dan Rena yang baru pulang dari rumah sakit.“Ren, Sof. Eh kalian sudah sarapan?” sambut Inda.“Ini kami beli tomiyah bil bidh di simpng empat depan,” kata Rena sambil
last updateLast Updated : 2023-03-23
Read more

Bab 62: Kekhawatiran Luna

Luna sedikit berlari menuju lantai dasar, disana para pegawai pun ikut ramai ingin tahu apa yang terjadi.“Pak Dani kecelakaan!” teriak seorang pegawai yang berhasil melihat kejadian tersebut.Mata sipit Luna membulat sempurna.Tidak lama kemudian terdengar sirine ambulance menguar di udara memberikan duka.‘Semoga dia baik-baik saja ya Allah’ bathin Luna.Entah mengapa, pertemuan kali ini sangat berbeda, menyisakan jejak baru untuk seorang Dani setelah terakhir kali pria itu mengganggunya. Ingin peduli, namun terlanjur jauh. Tetali Luna tidak membenci. Ada sesuatu yang ia lihat dari mata pria atletis itu. Setitik makna yang berbeda dalam penuh nafsu. Ia akan mencari tahu.Klik. Tombol telpon telah Luna tekan. Satu nama yang ingin sekali ia hubungi tadi.“Assalamu’alaikum?” sapa kyai tampan khas dengan suara beratnya.DeghSenyum mengembang dari bibir manis Luna. Apakah rindu menjadi penyebabnya?“Wa’alaikumussalam, Jidan?” jawab Luna.“Ada apa Lun?”“Tidak apa-apa Jidan. Saya baru s
last updateLast Updated : 2023-03-27
Read more

Bab 63: Keberuntungan

“Ya. Abi memang suka padamu karena kamu memiliki pribadi yang teguh dan tegas Sayang, Abi sering memujimu dulu saat kita baru saja menikah dan Abi tahu semua tentangmu,” beber Jidan.“Tentangku Mas? Yang bagaimana?” heran Inda tak percaya ternyata kyai Nur pernah memuji dirinya.“Kamu tidak akan menyadari itu Sayang. Begitu banyak yang menyukaimu, entah karena prestasi, paras yang cantik atau pribadi yang menarik,”“Bisa aja sih Mas,” kilah Inda tersipu.***Di ruang rawat inap pukul 20:00 CLT. Disana sudah ada Sofia, Rena dan Firhan. Terasa kosong bagi Zein, karena tidak ada kekasihnya di antara mereka.“Inda nitip salam buat Ka Zein,” kata Rena menyadari bagaimana perasaan Zein saat ini.“Pasti suaminya melarang dia untuk tidak kesini kan?” tanya Zein.“Inda Cuma mau menjaga perasaan suaminya Ka. Ka Jidan juga bertanya keadaan Kaka. Sebenarnya Ka Jidan sangat pengertian,” jelas Rena.“Ka. Sofia tadi bikin bubur sumsum. Dimakan ya?” sela Sofia.“Terimakasih Sofia,” ucap Zein melirik
last updateLast Updated : 2023-03-30
Read more

Bab 64: Rencana pulang

Setelah melihat keadaan Zein, Inda dan Jidan berniat untuk melihat rumah sewa yang ditawarkan oleh Hikam di sekitar taman Azhar. Udara dingin 16°c serasa menembus jaket tebal yang mereka kenakan. Meski begitu, malam-malam musim dingin masih tetap ramai oleh aktifitas penduduk dan hulu hilir kendaraan.“Cairo itu indah jika musim dingin,” ucap Jidan sambil terus menggenggam erat jemari sang bidadari.“Ya, tapi aku lebih suka musim semi sih Mas,” timpal Inda.“Kenapa?”“Bukan cuma alam yang warna-warni, namun dia adalah puncak kebahagiaan dan keindahan setelah musim panas yang datang membuat emosi meningkat, musim gugur yang menghabisi pepohonan juga musim dingin yang membuat sebagian orang malas untuk beraktifitas. Musim semi lah musim yang memperbaiki suasana ketiga musim tersebut Mas,” jelas Inda.“Betul, semoga cinta kita selalu bersemi sebagaimana kita dulu memupuknya dengan kebahagiaan,”Mereka tersenyum bersamaan. Menaut rindu yang kian lama tersimpan. Berjalan berdua, berganden
last updateLast Updated : 2023-04-05
Read more

Bab 65: canda tanya

Esoknya, Jidan kembali mengurus pemberkasan ke lima anak yang tereliminasi dari data asrama. Bekerjasama dengan Yusuf, setelah membawa bukti-bukti dari KBRI dan konsuler, tahap akhir adalah mengajukan kembali kelima nama anak tersebut ke asrama Cairo.“Assalamu’alaikum Pak, Permisi. Saya ada perlu dengan ketua pengurus asrama Pak,”“wa’alaikumussalam, ahlan-ahlan,” sambut pria paruh baya yang beberapa kali sudah bertemu dengan Jidan. “Tunggu sebentar disini, saya akan temui beliau,”“Baik Pak, terimakasih,”Tak lama petugas jaga asrama tersebut menyampaikan kedatangan Jidan dan Yusuf pada ketua pengurus asrama. Ia pun mengabarkan Jidan dan Yusuf untuk segera masuk ke ruang pribadi ketua.“Assalamu’alaikum Ustadz Muhsin,” ucap Jidan penuh hormat.“Wa’alaikumussalam, ahlan ya abnai,” jawab Ustadz Muhsin tak kalah hormat pada tamunya.“Kedatangan kami disini adalah untuk menyampaikan sebuah kesalahan yang ada saat ujian seleksi Timur Tengah di Indonesia, Ustadz,” beber Jidan mulai menyam
last updateLast Updated : 2023-04-07
Read more

Bab 66: Senyum keberhasilan

Hari ini tepat Jidan dan Yusuf akan menemui sang pemilik asrama yang berada di Giza. Di temani oleh Mustafa, tangan kanan Ustadz Muhsin yang telah diperintah untuk membantu mereka.Pagi ini cuaca sangat dingin mengembus tubuh, kali ini Jidan dan Yusuf memakai pakaian musim dingin yang lengkap, mengingat daerah Giza adalah daerah gurun yang akan terasa sangat dingin menusuk tubuh. Memakai jaket kulit tebal serta syal berwarna hitam yang melilit menghangatkan leher dengan bagian kepala dibiarkan tanpa penutup. Keren sekali penampilan keduanya pagi ini.Setelah beberapa menit menunggu Mustafa di kursi depan gedung pemberkasan. Akhirnya yang ditunggu pun datang. Mustafa tak kalah keren dalam berpenampilan, memiliki ketampanan khas pribumi, membuat pesonanya semakin menguar memakai pakaian musim dingin yang sama.“Ayo ke dekat gerbang, kita akan menaiki mobil milik asrama,” kata pria Arab yang hampir sebaya dengan Jidan.“Oh oke,” sahut Jidan.Mereka telah masuk kedalam mobil sedan hitam d
last updateLast Updated : 2023-04-09
Read more

Bab 67: Syari' Mu'iz

“Assalamu’alaikum Sayang,” ucap Jidan dari depan pintu rumah sewanya.“Wa’alaikumussalam, Mas?” jawab Inda sambil membukakan pintu.Inda menyambutnya dengan senyuman, melihat ekspresi wajah sang suami yang penuh bahagia.“Apa berhasil?” Tanya Inda. Ia ingin memastikannya lebih cepat, tidak sabar akan berita bahagia yang dibawa oleh sang suami.“Berhasil,” jawab Jidan sumringah. Sambil mendaratkan punggungnya di sandaran sofa“Alhamdulillaaah,” sambut Inda ikut bahagia. “Luar biasa sekali perjuanganmu Mas,’ apresiasi Inda.“Semua berkat do’amu Sayang,” Jidan mengecup kening Inda. “Apa malam ini kita keluar?” tawar Jidan.“Boleh, kemana?” jawab Inda antusias.“Terserah,”“Syari Mu’iz aja deh, kalau malam kayanya bagus,”“Oke, siap tuan putri,”“Mas bisa aja,” Inda mengilah salah tingkah.***Malam pun tiba, Inda dan Jidan sudah bersiap dengan sama-sama memakai hoody couple berwarna hijau mint. Keduanya terlihat sangat modis dan kekinian. Pasangan yang amat serasi, memiliki paras yang ca
last updateLast Updated : 2023-05-01
Read more

Bab 68: kedatangan Inda ke tanah air

Bab 68Tepat pengembalian jenazah santri korban pembulian ke rumah duka, dokter Rio memutuskan untuk datang ke pesantren Al-Hidayah untuk menjelaskan kondisi korban.Hari sudah mulai sore, suasana pesantren masih begitu riuh dengan kabar duka menimpa sahabat sekaligus keluarga mereka bernama Fikri. Suara tangisan terdengar bersahutan dari para santri yang dekat dengan Fikri.Beberapa langkah sebelum sampai ke rumah pengasuh, Rio berhenti sejenak, melihat sekitar, mencari seseorang yang ia kenal beberapa waktu lalu.“Dok!” Sapa Seseorang dari arah asrama pengurus.Tiba-tiba angin sejuk menerpa. Tenang, nyaman, dan lega. Telah menemukan seseorang yang dicari.“Kan,” Senyumnya merekah indah.“Ada yang bisa Kana bantu Dok?”“Oh, iya. Saya ingin menyampaikan sesuatu pada Jidan. Tapi karena dia masih di luar negeri, mungkin saya bisa bicara dengan salah satu pengurus disini, karena malam nanti saya akan menangani pasien operasi,”“Tentang apa Dok?”“Tentang keadaan Fikri,”“Oh. Sampaikan sa
last updateLast Updated : 2023-05-08
Read more

Bab 69: Aneh

Kedua netra beradu dengan syahdu. Naya, dia akan segera menyalami punggung tangan seorang istri kyai muda sekaligus wanita yang akan menjadi kaka madu dalam rumahtangganya nanti.“Jangan,” cegah Inda dengan lembut.Naya tertegun, kemudian melihat kembali sorot mata indah wanita di hadapannya. Terlihat wanita itu tersenyum dan mengelus punggung tangan Naya.“aku tidak mengerti, mengapa ada wanita sebening ini hatinya,” bisik hatinya terkagum.Kali ini Naya akan bersalaman pada sang kyai. Oh, tidak. Ada apa dengan dadanya kali ini. Mengapa degupannya seakan menghentikan nafasnya. Seperti biasa, Naya tidak bersentuhan saat menyalami Jiddan, hanya untuk menjaga hukum antara laki-laki dan perempuan.Inda menoleh memperhatikan sepintas bagaimana cara mereka bersalaman yang berbeda dengan yang lain. Tunggu, sepertinya Jiddan sudah hapal sekali dengan cara bersalaman Naya. Terlihat dengan otomatis tangan Jiddan menangkup tanpa canggung saat wanita itu telah sampai di hadapannya bahkan terliha
last updateLast Updated : 2023-06-29
Read more

Bab 70: "Maaf atas segalanya,"

Inda menghampiri Jidan dan duduk di sebelahnya.“Kenapa pucat sekali Sayang? Pasti Lelah sekali ya akhir-akhir ini?” Jidan memeriksa kening Inda untuk memastikan suhu tubuh sang istri. “Panas Sayang. Sebentar, Mas telpon dokter Rio agar mengutus temannya untuk kesini,” Jidan Bersiap untuk mengambil ponselnya di kamar.“Tidak usah Mas, Istirahat saja sudah cukup,” Cegah Inda.“Makan dulu ya? Setelah itu istirahat lagi,” Inda hanya mengangguk lesu.Keduanya beranjak menuju meja makan yang sudah tersedia beberapa menu kesukaan keduanya. Tumis kangkung, sambal cumi, tomyam udang, juga semangka yang sudah dipotong-potong, bolu pisang, juga pudding pandan yang tersedia sebagai makanan penutup pada malam itu.Setelah semua siap tersaji, Kana hendak keluar membiarkan mereka makan terlebih dahulu sebagaimana yang biasa ia lakukan untuk menjaga adab pada keluarga pak kyai.“Kan?” panggil Inda.“Iya Ustazah?” sahut Kana.“Ayo makan Bersama kami,”“Ha? Tidak usah Ustazah, Kana nanti saja makannya
last updateLast Updated : 2023-07-01
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status