ANDRA "Mas, Nyonya Antin itu kasihan, ya. Dikhianati segitunya oleh suaminya. Padahal aku melihat dia wanita baik. Apa semua lelaki begitu, sulit setia?" Kata-kata Armila terasa jelas sindirannya. Aku rangkul saja pinggangnya, lalu berbisik, "Aku sudah tobat."Kami pun tertawa perlahan. Saat ini kami sudah berjanji tidak baperan dan main emosi. Hadapi saja dengan santai dan komunikasi terbuka. Ternyata memang lebih nyaman."Kita harus segera serang Resti, Mas. Dia sudah keterlaluan. Bukti dari kak Reiga 'kan sudah ada, tinggal aksi.""Sudah, dong, Sayang! Nih, lihat!"Aku menyodorkan ponsel untuk memperlihatkan chat pada Resti. Plus jawaban brutal wanita itu.(Oh, Anjing, belum kapok digebukin? Udahlah, jangan sok ngancam segala. Gue gak takut sedikit pun, paham!""Oke, Mas saatnya kita gusur kesombongan Resti!""Oke, Sayang aku."Sebelum melangkah, aku akan mengadakan rapat dengan Reiga. Tapi, harus sepakati waktu dulu. Meski kami tetanggaan, tapi seperti dipisahkan jarak oleh samu
Terakhir Diperbarui : 2022-09-04 Baca selengkapnya