Home / Romansa / Istri Rahasia Kepala Sekolah / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Istri Rahasia Kepala Sekolah: Chapter 81 - Chapter 90

301 Chapters

Bab 81

Malati sudah mengikuti perkuliahan hingga menjelang sore. Ia juga sudah bolak-balik ke ruangan Prof Karim karena ia tidak sedang berada di tempatnya.Tak ingin menyerah, Malati mendatangi kembali ruangan Prof Karim usai kuliah ditemani oleh Risa.“Permisi! Assalamualaikum!” sapa Malati dan Risa bersamaan saat mereka tiba di depan kantor Prof Karim. Sebuah ruangan besar bercat putih pasi dengan daun pintu berwarna coklat moka berornamen ukiran Jepara. Setelah mengetuk pintu beberapa kali ketukan, tak ada sekalipun sahutan dari dalam. Sebelum Malati benar-benar masuk ke dalam ruangan itu, karena belum ada sahutan berasal dari dalam, ia menoleh ke arah Risa.“Ris, kau tak usah ikut ke dalam. Prof Karim menyuruhku datang seorang diri. Nanti justru Prof Karim marah padamu. Kau ‘kan tak punya masalah apapun di kampus. Jangan pernah mencari masalah! Ckck!”Rasanya Putri Melati ingin mencekik leher Risa yang bertingkah bebal. Sedari tadi ia terus mengekorinya.Sepengetahuan Malati hanya anak
last updateLast Updated : 2024-02-27
Read more

Bab 82

Selama perjalanan menuju sekolah MA Al Fatma, tak ada percakapan di dalam mobil yang dikemudikan Aldino. Biasanya Aldino yang selalu mulai berbicara. Pria bertubuh besar itu biasanya suka mengobrol dan menceritakan apapun pada orang-orang tertentu-yang menurutnya terasa dekat semisal Malati sebab gadis itu ialah satu-satunya orang yang selalu berada di sisinya. Bahkan saat ia bangun tidur orang yang pertama kali ia lihat ialah gadis bermata sipit.Malati memang jarang bicara. Ia akan mengeluarkan suaranya di saat akan mengemukakan hal-hal yang menurutnya penting. Baginya Aldino tak mengajaknya ngobrol bukanlah masalah besar. Tentu saja, Aldino merasa kesal karena melihat Malati dekat dengan lelaki lain.Sesekali Malati hanya melirik Aldino yang fokus mengemudikan kendaraan beroda empat miliknya. Dalam hati, Malati ingin sekali membahas perihal apa yang ia temukan dalam rekaman CCTV. Tak perlu mencari tahu lebih jauh soal video Aldino yang mendatangi Prof Karim. Namun melihat sikap Ald
last updateLast Updated : 2024-02-28
Read more

Bab 83

“Risa, please!”Kini Malati yang memohon dan memelas pada gadis yang sok jual mahal itu.Risa tengah berpikir keras lalu berkata, “sorry, Mala, aku tak bisa mengajakmu lagi! Sudah cukup! Aku justru malu pada Om dan sepupu ku. Mending kau cukup belajar teknik Krav maga saja atau teknik defensif lainnya. Sorry, ya, sepertinya memang kau tak cocok dengan olahraga manapun!”Risa terlihat kecewa pada sahabatnya. Benar-benar kecewa!Entah apa yang terjadi pada Putri Melati saat itu. Tiba-tiba ia ingin belajar olahraga sebelum belajar bela diri. Dengan pertimbangan ia ingin hidup sehat dan tubuhnya kuat tak lagi ringkih. Jelas, ia memiliki sebuah tujuan tersembunyi melakukan hal yang merepotkan itu.Flashback onSeingat Malati, Risa suka berolahraga basket. Oleh karena itu Malati ingin belajar basket dari Risa. Dengan antusias Risa selalu mengajak Malati bermain basket di GOR yang biasa ia ikut tanding bersama timnya dari kampus lain.Naasnya, Malati bahkan tak mampu sekedar menangkap bola b
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more

Bab 84

Dengan nafas memburu Malati berlari kencang hingga keluar gang kecil yang terlihat sepi itu. Ia bersembunyi di belakang mobil Aldino cukup lama sampai ke dua orang lelaki bertubuh tinggi besar itu menghilang.Suara pintu mobil yang berbunyi membuat Malati tersentak dan langsung menghampiri Aldino.“Mala kau dari mana? Saya mencarimu dari tadi. Saya pikir kau tersesat. Kau bikin saya panik!” omel Aldino menatap Malati yang terlihat berwajah pucat pasi.“Aku dari tadi menunggu Bapak.”Malati menjawab dengan berupaya tenang. Beberapa kali mengatur nafasnya yang terasa sesak akibat ketakutan dikejar oleh orang jahat.Aldino melepaskan jaket miliknya dan menyampirkannya pada pundak Malati. Ia takut Malati kedinginan karena hanya mengenakan sweater berbahan rajut yang tipis.Saat tangan Aldino sibuk dengan jaketnya, Malati hanya diam tergugu. Hatinya merasa hangat diperhatikan oleh Aldino. Mungkin Aldino akan melakukan hal yang sama pada setiap orang, bukan hanya dirinya saja. Begitulah Mal
last updateLast Updated : 2024-03-01
Read more

Bab 85

Siang itu Aldino sempat panik karena mendapat kabar yang mendadak dari pihak panitia perihal mekanisme olimpiade. Salah satu kabar tersebut yaitu registrasi ulang para murid peserta olimpiade harus sudah dilaksanakan siang itu. Mungkin telah terjadi kesalahpahaman di mana Aldino mengira jika registrasi ulang akan dilakukan bertepatan dengan teknikal meeting esok hari.Namun Malati meyakinkan Aldino bahwa dirinya bisa menyelesaikan registrasi ulang para murid karena sudah mengantongi data mereka. Hanya saja, dalam hal ini Malati mengantongi data anak-anak dalam kepalanya, tanpa data fisik apapun sebab semua syarat kelengkapan data dipegang oleh Mira Gumilar. Mira Gumilar juga bertugas melakukan registrasi untuk pertama kali secara online.Sementara itu Aldino memiliki tugas mengecek lokasi olimpiade dan mencarikan akomodasi agar para murid bisa tinggal nyaman di penginapan terdekat dengan tempat olimpiade diselenggarakan. Ia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk para siswa yang raj
last updateLast Updated : 2024-03-05
Read more

Bab 86

Yuda Tarumanegara mendatangi penginapan setelah mendapat lokasi yang di share lock oleh Aldino. Namun ia berangkat sendirian sebab tak ingin direpotkan oleh ke dua guru wanita yang cerewet. Lagipula ia tidak akan menginap, ia hanya ingin mengecek saja lalu akan datang lagi ke sana saat acara olimpiade tengah berlangsung.“Kau tidur, Al? Kau lupa kunci pintu? Kebangetan! Untung guru ganteng dan baik hati yang masuk rumah bukan maling.”Yuda berbicara dengan begitu santai. Ia menguak daun pintu kamar-yang ditempati Aldino dan Malati tanpa rasa canggung. Ia memang sangat dekat dengan Aldino sehingga ketika mereka bersama, mereka memanggil nama masing-masing tanpa menyematkan nama Bapak di belakang nama mereka.Tentu saja, Yuda tidak mengetahui jika Aldino pergi ke sana bersama Malati.“Kau buta Yud? Sana kau pergi ke dokter mata! Perasaan kau selalu mengganggu waktu istirahatku. Aku letih sejak kemarin mencari hotel tapi tidak ketemu. Hotel terdekat full booked oleh sekolah lain.” Aldino
last updateLast Updated : 2024-03-06
Read more

Bab 87

Pagi itu langit biru tampak cerah dihiasi awan cirrus yang berarak rapi di kota kembang. Di sebuah rumah bergaya klasik, dersik angin menyusup melalui jendela yang terbuka, melewati celah-celah vitrase putih dengan lembut dan menggoyangkan tirainya.Sejak pagi penginapan berlantai dua itu sudah terlihat ramai oleh penghuninya. Mereka tengah hibuk bersiap-siap pergi di hari yang cerah itu. Hari yang dinantikan setelah sekian lama akhirnya tiba.Para peserta Olimpiade Matematika akan mengikuti technical meeting yang akan diselenggarakan oleh salah satu universitas swasta di kota Bandung sebelum acara Olimpiade Matematika resmi dibuka keesokan harinya. Mereka sangat antusias menyambutnya sebab technical meeting memiliki peran penting dalam mewujudkan kelancaran pelaksanaan teknis olimpiade.Mereka mengikuti acara tersebut di dalam sebuah aula megah disertai para guru pembimbing yang datang menemani mereka selama mengikuti Olimpiade Matematika. Acara pembuka dibawakan oleh salah satu ketu
last updateLast Updated : 2024-03-08
Read more

Bab 88

Senja itu, seorang pemuda tampan berkunjung ke salah satu kantor biro detektif swasta setelah mendapat kabar dari seorang informan yang mengabarinya soal kasus kecelakaan yang menimpa adiknya setahun silam. Ia sempat syok saat mendengar informasi tersebut, sebab semua orang tahu jika kecelakaan yang menimpa adik dan kekasihnya itu ialah karena murni kecelakaan dan kelalaian kekasih adiknya yang berada dalam pengaruh alkohol. Pemuda bertubuh tinggi atletis itu memasuki gedung tersebut dan langsung disambut oleh salah satu staf di sana untuk bertemu sang detektif di ruangannya. Ia pun dipersilahkan masuk oleh bagian resepsionis dan mulailah bercerita tentang apa yang dialami adiknya. “Seseorang telah melakukan sabotase pada kendaraan yang digunakan adikmu dan kekasihnya malam itu. Seseorang menjadi saksi. Lalu orang itu meninggal setelah mengungkapkan hal itu karena serangan jantung,” ujar seorang pria berkumis baplang di hadapan pemuda berwajah Arab-yang tengah duduk bersilang kaki
last updateLast Updated : 2024-03-10
Read more

Bab 89

Kini Malati, Linda dan para murid mereka tengah berada di sebuah kafe yang terletak di sudut gang buntu. Siapa sangka di sana ada tempat nongkrong yang cozy untuk para kaula muda.Beberapa terlihat seperti anak mahasiswa yang tengah menumpang mengerjakan tugas sembari menikmati suasana syahdu kafe kopi. Beberapa dari mereka para pemuda-geng motor-tengah asik mengobrol riang gembira. Sisanya pasangan muda mudi yang tengah dilanda mabuk asmara.“Malati, aku merasa menjadi muda berada di sini.”Linda membisiki telinga Malati dengan tawa kecil. Kemudian tatapan beralih pada muridnya yang tengah asyik mengobrol dan menunggu pesanan mereka. Terlihat sesekali mereka melakukan wefie untuk mengabadikan momen kebersamaan mereka.Malati mengikuti arah pandangan Linda, ia menatap para murid dengan wajah minim ekspresi. Lalu kepalanya berputar menghadap Linda kembali seraya merespon perkataannya barusan, “usia boleh tua, tetapi jiwa harus muda,”“Aish, amboi! Kau pandai menyenangkan hatiku, Malati
last updateLast Updated : 2024-03-11
Read more

Bab 90

Setiap guru yang berada di ruangan khusus-ruang tunggu merasakan kegugupan di level tertinggi saat melihat para siswa mereka memasuki gedung untuk mengikuti babak pertama Olimpiade Matematika yakni babak penyisihan.Berdebar-debar jantung mereka seakan mereka tengah menanti gaji belum turun juga sedangkan tagihan pinjol sudah jatuh tempo dan suara token listrik sudah melolong. Perasaan campur aduk bercampur di sana, berbaur dengan aroma tubuh berbau peluh.Mungkin pengecualian untuk Aldino yang merupakan seorang cucu pengusaha di mana ia tidak merasakan apa yang namanya mengalami masalah finansial. Hidupnya tidak tergantung pada gaji sebagai seorang guru maupun kepala sekolah. Berbeda dengan para guru pada umumnya yang mengandalkan gaji bulanan yang tak seberapa. “Semoga anak-anak lancar mengerjakan soal di babak penyisihan.”Linda angkat bicara. Ia tengah duduk menikmati hidangan kecil yang disediakan panitia lomba. Tak benar-benar lapar namun makan setidaknya mengurangi rasa cemasn
last updateLast Updated : 2024-03-12
Read more
PREV
1
...
7891011
...
31
DMCA.com Protection Status