“S-top!” pekik Ana dengan suara yang lirih. Ia terlihat begitu ketakutan saat melihat kedatangan seorang pemuda yang ingin ia hindari. “Kenapa, Sweety? I do miss you!” (Aku sangat merindukanmu) Pemuda itu tersenyum miring lalu menghampiri Ana dalam sekejap mata. Semenjak Ana bangun dari koma, pemuda itu benar-benar baru datang menghampirinya sendiri. Sebelumnya ia tak berani menampakan diri, hanya mengintipnya dari bibir pintu secara diam-diam. Ana belum bisa bicara banyak. Ia ingin berteriak tetapi tak bisa. Meskipun ia seringkali menelepon Aldino, biasanya ia bicara dibantu oleh ibunya dengan terbata-bata. Keringat dingin sudah membasahi pelipisnya, menampakan ia mulai merasa gelisah dan cemas berlebih. Ia menarik selimut hingga sebatas dadanya, memejamkan matanya erat lalu menggeleng. “Kenapa Sayang? Aku sangat merindukanmu. Um, aku bersyukur kau telah bangun. It means kita bisa berpetualang lagi. Kau mau pergi kemana?” Sekonyong-konyong pemuda itu duduk di dekat Ana yang terb
Last Updated : 2024-03-30 Read more