Share

Bab 108

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Dengan kesal Aldino melempar tubuhnya ke atas ranjang hingga terpental. Ia merasa lelah baru saja pulang dari sekolah. Selain itu ia merasa kesal karena saat pulang ia tidak menemukan Malati.

Padahal jam analog yang terletak di atas nakas sudah menunjukan pukul lima sore. Ia khawatir sekali telah terjadi sesuatu padanya. Bahkan rasa khawatir itu semakin bertambah kian hari.

Baik Aldino maupun Malati berusaha menjaga jarak dengan cara masing-masing. Namun semakin mereka melakukan hal itu, membentengi diri dari perasaan yang tak boleh tumbuh agaknya semakin sukar.

Perasaan simpatik dan iba mulai tumbuh subur bagaikan rumput liar. Namun akan menjadi lebih berbahaya saat perasaan itu berevolusi menjadi perasaan cinta sebagaimana seorang kekasih hati.

Aldino beranjak dari ranjang lalu pergi ke kamar mandi. Ia mengguyur tubuhnya di bawah shower untuk menetralisir kemelut perasaan cemasnya.

Bayangan-bayangan gadis itu selalu muncul di kepalanya. Pertama kalinya ia merasa terpukul saat
Piemar

Assalamualaikum! Hola! As you wish ya … two chapters done! Jangan lupa kasih support okay! Gems and comments are pleased.. Komawo ...

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Hairiah Riah
semoga lekas terbongkar siapa yg menghamili ana
goodnovel comment avatar
yenyen
kayanya kasus kasus yang ada jadi ngambang ya?
goodnovel comment avatar
zulfiah alamudi
makin seru alur ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 109

    “S-top!” pekik Ana dengan suara yang lirih. Ia terlihat begitu ketakutan saat melihat kedatangan seorang pemuda yang ingin ia hindari. “Kenapa, Sweety? I do miss you!” (Aku sangat merindukanmu) Pemuda itu tersenyum miring lalu menghampiri Ana dalam sekejap mata. Semenjak Ana bangun dari koma, pemuda itu benar-benar baru datang menghampirinya sendiri. Sebelumnya ia tak berani menampakan diri, hanya mengintipnya dari bibir pintu secara diam-diam. Ana belum bisa bicara banyak. Ia ingin berteriak tetapi tak bisa. Meskipun ia seringkali menelepon Aldino, biasanya ia bicara dibantu oleh ibunya dengan terbata-bata. Keringat dingin sudah membasahi pelipisnya, menampakan ia mulai merasa gelisah dan cemas berlebih. Ia menarik selimut hingga sebatas dadanya, memejamkan matanya erat lalu menggeleng. “Kenapa Sayang? Aku sangat merindukanmu. Um, aku bersyukur kau telah bangun. It means kita bisa berpetualang lagi. Kau mau pergi kemana?” Sekonyong-konyong pemuda itu duduk di dekat Ana yang terb

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 110

    Malati turun dari lantai tiga digandeng oleh Aldino. Mereka tampak seperti pasangan suami istri yang sesungguhnya dan ideal kendati perbedaan postur tubuh. Aldino bertubuh tinggi besar nan kekar sedangkan Malati bertubuh mungil.Namun hari itu gadis itu memakai sepatu yang berhak tinggi kendati belum terbiasa demi menyempurnakan penampilannya sebagai cucu pewaris salah satu pengusaha teh terbesar di Indonesia. Demi bersanding dengan Aldino, Malati berjuang memakai heel yang menyebalkan itu.Aldino Tama Waluyo yang berwajah tampan sedangkan Putri Melati yang berwajah cantik tampak sangat serasi. Beberapa pasang mata menatap takjub sekaligus iri pada Malati. Mereka adalah para sepupu perempuan Aldino dari keluarga besar istrinya Eyang Waluyo, Eyang Irawati yang sudah meninggal dunia.Siapa yang tak mengidolakan sosok Aldino yang digadang-gadang akan menggantikan Eyang Waluyo. Tampan dan kaya! Sempurna sudah sosok itu. Namun Aldino sukar didekati karena sikapnya memang dingin pada peremp

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 111

    Dari balkon lantai dua sebuah kamar mewah, seorang pria tua mengulum senyum tatkala melihat cucunya tengah menggendong istrinya. Akhirnya rencananya berjalan mulus. Aldino ternyata mematuhi perintahnya untuk menikah dengan ancaman hak waris dicabut,.“Tuan, sudah malam! Udara sangat dingin,” imbuh Bagas memperingatkan Eyang Waluyo agar segera tidur karena malam sudah larut. Kondisi pria itu tak seperti kondisi tubuh normal pada umumnya. Selain karena sudah berumur tua namun stamina tubuhnya juga sedang tidak baik.“Sebentar, Bagas! Coba kau perhatikan!”Eyang Waluyo menudingkan jarinya ke arah bawah, taman rumah yang dipenuhi berbagai jenis tanaman hias.Bagas mengikuti arah pandangan yang ditunjukan Eyang Waluyo. Seperti halnya atasannya, Bagas pun terperangah melihat pemandangan sepasang suami istri itu. Tidak dianjurkan untuk pada jomblowan ataupun jomblowati menonton mereka.“Mereka sepasang suami istri yang serasi, Tuan.”Bagas berkomentar. Lalu ia merasa sedikit gelisah ketika h

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 112

    Percakapan di antara Malati dan Adi Tanujaya semakin memanas. Kini Adi Tanujaya yang berinisiatif mengajak Malati berbincang di area restoran hotel. Ia memilih meja di paling pojok. Entah mengapa alasannya. Ia merasa tak nyaman saja berbincang di acara pesta sebab masih terdengar suara musik Pop yang dibawakan oleh band Jakarta yang terdengar berisik.“Kau mau pesan minum?” tawar Adi Tanujaya.“Tidak usah, Pak,” tolak Malati tanpa basa basi.“Well, lanjutkan hasil investigasimu!” seru Adi dengan serius. Kini ia tengah menajamkan indera pendengarannya untuk menerima sebuah kebenaran.“Baiklah, Pak.”Malati meraup oksigen sebanyak mungkin agar bisa bernafas teratur saat bercerita.Adi Tanujaya diam dengan tak kalah fokus dengannya.“Menurut asumsi saya, putra Anda, Ferry Salim Tanujaya tidak akan mungkin pergi ke rooftop gedung FK saat sore hari di mana waktunya ia pulang. Tak hanya dirinya, akan tetapi seluruh peserta Olimpiade pulang. Namun di luar kebiasaan, Ferry naik ke atas rooft

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 113

    Aldino pusing tujuh keliling mencari istrinya. Ia takut jika istrinya tersesat. Ah, rasanya, tak mungkin Malati tersesat sebab bukankah mereka berada di ruangan indoor ballroom sebuah hotel?Dan, ingatan fotografi Malati tak seperti para wanita pada umumnya. Jika wanita lain kesulitan mencari sebuah alamat, tetapi tidak dengan Malati.Paling mentok Malati berada di pojokan makan es krim gelato. Meskipun luas ballroom itu berbentuk bangun geometris persegi panjang yang lapang. Yang benar saja, Aldino! Kau harus berpikir lebih logis. Aldino mengkhawatirkan Malati belum makan. Ia belum melihat Malati mengantri makanan di stand makanan yang disajikan dengan mewah di sana.Namun alasan yang paling masuk akal ialah Malati digondol lelaki lain karena mengira jika Malati masih lajang. Malati cantik dan masih muda. Aldino merasa tak terima dengan khayalan liar yang muncul di kepalanya. Ia menghentakkan kakinya kesal.Meskipun di hatinya terukir jelas nama Raisa Silvana Basalamah. Namun, nyata

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 114

    Flashback on “Jangan berpura-pura! Duduklah! Kau sudah tahu semuanya ‘kan?” Malati memicingkan matanya menatap sosok bertubuh tinggi yang menyamar menjadi seorang lelaki. Meskipun ia melakukan penyamaran yang sempurna. Namun Malati bisa menebaknya hanya dari gerak-geriknya yang mencurigakan. Setelah kepergian Adi Tanujaya, sosok mata-mata itu datang menghampiri Malati. Sosok itulah yang dilihat oleh Aldino dari belakang. Sosok itu duduk lalu memandang lurus ke arah Malati. “Memang kau tahu jika janin yang dikandung oleh Claire itu anaknya Ferry?” tanyanya dengan suara yang rendah. Malati mengulum senyum lalu menjawab, “aku gak yakin sih! Aku hanya tahu dia mantan pacarnya Ferry. Dia hamil …” “What? Gilak!! Itu namanya hanya dugaan? Yang benar saja,” protesnya sembari menurunkan kacamatanya. Malati mengedikkan pundaknya. “Yang penting dia sudah mengaku! Itu tujuan utama.” Malati menghela nafas panjang lalu melambaikan tangannya pada seorang pramusaji. “Kopi espresso one shot du

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 115

    Malati senang bukan kepalang karena bisa ikut berjalan-berjalan bersama tiga Bude Aldino. Ke tiga wanita yang sudah tidak lagi muda namun memiliki semangat tak kalah dengan anak muda.Tidak ada supir yang mengantar mereka. Bude Gendhis yang membawa kendaraan berbentuk SUV dengan konfigurasi tujuh penumpang itu. Bude Gendhis duduk di kursi kemudi bersama Bude Gayatri yang duduk di sebelahnya.Di belakang mereka Malati dan Bude Ratna duduk di bangku baris ke dua. Baris ketiga diduduki oleh seorang ART yang bertugas membawa barang-barang keperluan mereka.Sepanjang perjalanan ke tiga Bude Aldino sibuk mengobrol ke sana kemari. Hanya saja, Bude Gayatri yang irit bicara-satu server dengan Malati. Ia bicara seperlunya.Malati memang lebih banyak mengamati daripada bersuara. Ia hanya akan bersuara jika merasa informasi yang akan disampaikan itu penting dan perlu.Tak lupa lagu nostalgia menemani keseruan mereka. Bude Gendhis sampai ikut bernyanyi saking menghayati tembang yang diputar melal

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 116

    “Ayo buka mulutmu, Sayang!” bujuk Hanum hendak menyuapi putrinya. Kini Ana sudah bisa makan dengan normal meskipun makanan yang dimakan masih berbentuk halus dan lembek semisal nasi tim dan bubur.“Ayolah, Ana! Kau ingin cepat sembuh ‘kan? Kau harus makan yang betul. Masa Mama harus meminta Masmu pulang dari Salatiga hanya untuk menyuapimu? Jangan begitu Ana! Mas Aldino pasti letih sekalipun ia selalu ada di sisimu. Bayangkan dia bolak balik kemari hanya untuk menemanimu.”Hanum memberi pengertian pada Ana, putrinya. Bagaimanapun, Ana seorang wanita dewasa. Seharusnya ia tidak terlalu manja pada Aldino.“Aku ingin VC dengan Mas Al,”Alih-alih merespon perkataan ibunya, Ana ingin melakukan panggilan video call dengan kekasihnya. Ia merindukannya dan ingin bertemu dengannya.“Ana, mungkin Mas Al emang punya urusan penting sehingga tak mengangkat telepon. Mama sudah menghubunginya dari siang.”Hanum berkomentar dengan mengayunkan sendok pada mangkuk porselen.“Biar aku saja yang menyuapi

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Extra Bab 1

    Di tempat berbeda, kini pasangan lain pun tengah diberkati kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya setelah hampir setahun lamanya, Aldino kini bisa kembali berjalan. Setelah mengikuti terapi dan pengobatan hingga berbulan-bulan lamanya di Singapura, pria berwajah tampan dan bertubuh bak binaragawan itu akhirnya bisa berjalan normal kembali. Ia sangat bekerja keras selama berada di Singapura.Ia akan pulang dengan memberikan kejutan pada istri tercinta dan putra tampannya yang kini sudah berusia setahun.Hari itu, Malati tengah mengasuh Manggala bermain di ruang bermain yang dibuat khusus, di ruang keluarga kediaman Eyang Waluyo. Cicit tersayang selalu mendapat perhatian lebih dari Eyang buyutnya. Malati dan putra tampannya mendapatkan privilege luar biasa dari Eyang Waluyo hingga keluarga besar lainnya.“Gala! Sini Nak!”Kakek tua yang masih berdiri tegap itu memanggil cicitnya. Meskipun Manggala baru berusia setahun namun anak itu sangat cerdas. Ia sudah bisa berjalan dengan baik dan bi

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 300 (Happy Ending)

    Ali pun menarik handle pintu kamar pengàntin hingga terbuka. Sulis langsung antusias melihat untuk pertama kali kamar pengàntin yang sangat indah karena dihias sedemikian rupa. “Aa, bagus banget!” Sulis mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar berukuran presidential suit tersebut. Kamarnya didominasi warna putih dan warna-warna pastel sesuai keinginannya. Matanya berbinar mengamati setiap detail hiasan bebungaan yang berada di atas ranjang. Seketika ia tertawa melihat ada dua ekor angsa yang tergolek di atas ranjang. Angsa yang dibentuk dari selimut berwarna putih. Tangannya terulur mengusap angsa tersebut. “Lucunya! Aku mau foto dulu,”Seketika Sulis mengambil ponselnya lalu memotret ranjang pengàntin yang begitu indah itu dengan senyum yang berseri-seri.“Sini, Aa yang fotoin!” imbuh Ali dari belakang tubuh gadis itu. Sulis mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia senang mendengar usulan Ali. Sulis pun duduk dengan posisi anggun di atas ranjang. Ali pun mengambil ponsel is

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 299

    Ali berusaha menormalkan perasaannya dalam menyikapi Sulis. Sulis memàng sedang sakit, penyakitnya yang dideritanya juga tidak main-main. Oleh karena itu mungkin ia mulai merasa frustasi.Sulis tidak menyadari jika calon suaminya bertopeng dingin dari luar, padahal hatinya begitu hangat. Pada adiknya saja Ali begitu mengkhawatirkannya saat ia sakit. Tak jauh berbeda pada kekasih hatinya, ia merasakan kekhawatiran yang sama. “Sulis, stop overthinking! Kita akan tetap pada rencana awal kita. Kita akan menikah! Kau juga akan ikut pengobatan.”Ali berbicara tegas. Ia tidak suka sikap Sulis yang mendadak melankolis.Sulis terdiam dengan isak yang tertahan dan menggigit bibir bawahnya, “Ali, aku takut gak bisa hamil! Aku perokok berat. Argh, Shit! Aku mungkin tak subur!”Kini Sulis berkata hal lain yang malah memperkeruh suasana. Ali semakin jengkel mendengarnya, “Terus kau mau hubungan kita berakhir begitu saja? Kita batalkan tunangan begitu?”Sulis mengangguk dengan air mata yang bercucu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 298

    Ali tertegun saat mendengar kabar dari dokter bahwa kekasihnya harus menjalani beberapa tes kesehatan di antaranya tes darah dan rontgen. Sebelum jatuh pingsan Sulis sempat muntah darah penyebabnya. Kesimpulannya ada bagian organ dalamnya yang terluka dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.Ali merasa bersalah, telah mengabaikan kekasihnya karena masalah sepele. Sederhananya, mungkin jika tidak ada drama cemburu tadi sore mungkin Sulis akan baik-baik saja. Sungguh, Ali menyesali sikapnya yang tidak dewasa. “Argh, maafkan aku Sulis. Aku kadang egois.”Ali bergumam dengan helaan nafas berat. Pria itu berjalan lesu dari ruangan dokter dan pergi menuju ruangan di mana kekasihnya dirawat malam itu. Perlahan Ali membuka pintu ruang rawat inap gadis itu. Tampak Sulis sedang tertidur pulas mungkin karena pengaruh obat. Untuk sementara ia dirawat karena kurang darah. Namun penyebab yang lebih serius belum diketahui. Ali berjalan mendekati kekasihnya. Ia berdiri di depan ranjang hidrolik s

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 297

    Dua orang pemuda tampan tengah menahan kesal menunggu kekasih mereka yang sibuk memilih gaun. Sudah lebih dari dua jam lamanya mereka berusaha memanjangkan sumbu kesabaran. Rasa panas menjalari punggung mereka karena terlalu lama duduk di sofa.Meskipun pelayan butik itu melayani mereka dengan istimewa, memberikan minuman hingga camilan, tetap saja tak bisa mengusir rasa jenuh mereka. Mereka bahkan sudah memainkan ponsel masing-masing, men scroll media sosial tak jelas untuk membunuh waktu. Nihil! “Lama banget! Mereka ngapain aja sih?” ucap pemuda berhidung bangir yang tak lain Mustafa Ali Basalamah pada pemuda tampan bermata sipit yang tengah duduk di sampingnya, dr Zain. Ali beringsut berdiri lalu merenggangkan tubuhnya beberapa saat karena rasa pegal akibat duduk lumayan lama di sofa berbentuk letter U. Ia pun memutar lehernya hingga menimbulkan bunyi kretek yang membuat dr Zain meringis mendengarnya. dr Zain hanya mendesah pelan mendengar keluhan calon iparnya. Dokter muda itu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 296

    “Mala, sini Bude yang gendong Gala!”Bude Ratna menghampiri Malati yang baru saja menyusui bayi tampannya. Malati gegas mengancingkan kancing bajunya kemudian melepas apron menyusui saat Gala terlihat sudah kenyang menyusu. Biasanya bayi yang memiliki garis wajah mirip sekali ayahnya itu tertidur saat merasa perutnya penuh, namun kali ini ia terjaga seakan ingin bermain dengan neneknya.Malati pun menyerahkan Gala pada pangkuan Bude Ratna. Bayi itu tersenyum dan menatap neneknya dengan mata yang bening. Sungguh terlihat menggemaskan.Bude Ratna menyematkan senyuman yang lebar menatap cucunya itu dengan penuh haru. Bukan tanpa alasan, Gala terlahir saat ke dua orang tuanya mengalami kecelakaan yang mengerikan.Atas kehendakNya, mereka semua selamat kendati ayahnya kini harus menjalani pengobatan di luar negeri. Seminggu sudah kepergian Aldino ke Singapura. Terpaksa, Malati mengikhlaskan kepergian suaminya bersama Bude Gendhis, suaminya dan beberapa pengawal pribadi utusan Eyang Waluyo.

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 295

    “Bulan depan!”Ali menjawab dengan penuh keyakinan pertanyaan ayah Sulis. Setelah acara lamaran selesai, Hendi-Ayah Sulis bertanya pada Ali tentang hubungan putrinya dan Ali sudah sampai sejauh mana. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab Hendi mengira jika kedatangan keluarga Basalamah itu untuk acara pertunangan. Bukan lamaran menuju pernikahan.Nyatanya, sebelum mereka benar-benar pergi dari kediaman Sulis, Ali memberanikan dirinya, secara langsung ia mengungkapkan rencananya ingin menikahi Sulis sesegera mungkin. Ali berusaha bernegosiasi dengan calon ayah mertuanya, bahwasanya meskipun hubungan mereka belum lama, namun mereka sudah bisa saling memahami karakter masing-masing sehingga ingin segera melangsungkan hubungan mereka ke arah yang serius. Terlebih usia ke duanya telah matang. Sudah sama-sama dewasa.Hendi menatap Sulis sejenak kemudian kembali menggerakan bibirnya. “Nak Ali, Bapak sebagai orang tua sangat bahagia mendengar rencana baik Nak Ali dengan melamar Sulis untuk d

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 294

    “Ali, kenapa kau belum datang juga? Kenapa juga kau tidak mengangkat telepon dariku? Argh, awas kalau kabur dari acara pertunangan! Aku tak segan memberi perhitungan padamu!” gumam Sulis dengan perasaan yang teramat gelisah. Saat ini Sulis berada di rumahnya di kota Bandung.Hari itu adalah hari bersejarah baginya. Akhirnya Sulis akan dilamar oleh pria tampan dan kaya raya seperti angan-angannya selama ini. Gadis bertubuh jangkung itu berdiri mematung di taman depan rumahnya, menunggu detik-detik kehadiran Ali bersama keluarga besarnya.Ternyata Ali tidak main-main dengan hubungan yang terjalin di antara mereka. Ia serius ingin meminang Sulis. Lamaran Ali sebetulnya ialah waktu yang tepat untuk menentukan kapan waktu pernikahan mereka akan berlangsung. Sebaliknya, Sulis hanya mengira jika lamaran Ali hanyalah pengikat atau tanda keseriusan Ali atas hubungan percintaan mereka. Atau pertunangan biasa.“Sulis, diam bisa gak?” Dari dalam rumah, sang Ibu memanggil putrinya itu dengan suar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 293

    Aldino hanya menghela nafas pelan. Ia sebetulnya tak tega jika harus meninggalkan istri dan bayi tampannya yang baru lahir. Namun niatnya sudah bulat. Ia ingin segera sembuh dan tak ingin merepotkan istrinya atau siapapun. Aldino yakin pengobatan medis di luar negeri lebih baik. Oleh karena itu ia menyetujui usulan Eyang Waluyo untuk berobat di Singapura. Aldino akan mengikuti prosedur operasi di sana dan mengikuti terapi hingga kakinya sembuh seperti sedia kala.“Sayang, udah dong! Ini demi kebaikan kita semua.”Aldino mengusap-usap punggung istrinya yang tenggelam di balik dada bidangnya. Mendengar Aldino akan pergi jauh, Putri Melati terlihat murung. Bahkan ia menangis tersedu sedan.Malati bukan tidak ingin suaminya mengikuti pengobatan di rumah sakit luar negeri. Namun ia ingin ikut bersamanya ke negeri yang terkenal dengan patung Merlionnya.Malati dan baby Gala belum bisa berangkat mengingat usia bayi mereka masih belum siap untuk berpergian jauh. Begitupula dengan Malati yang

DMCA.com Protection Status