Share

Bab 103

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Fuck*ng sh*t! Semua gara-gara kau Malati! Sudah kubilang jangan bertindak gegabah!”

Sekonyong-konyong Sulis mengumpati Malati. Ia kesal dan murka pada gadis itu. Sebuah ide gila ketika Malati mendatangi Sarah Sasongko.

Wanita yang berperangai lembut itu tiba-tiba berubah menjadi iblis sesaat mendengar penjelasan Malati bahwasanya Ferry telah menghamili Claire-mantan pacarnya. Sarah tidak terima sebab ia merasa Ferry anak baik bukan begajulan yang suka main perempuan. Apalagi terlibat dalam pergaulan sex bebas anak remaja.

Separuh waktu Ferry dihabiskan di sekolah boarding school dari pagi buta hingga sore menjelang. Hari libur diisi dengan ekskul basket, sains, catur dan badminton. Jika bertemu dengan Claire pun hanya di sekolah. Tak pernah punya waktu berduaan atau kencan di luar.

Begitulah pengakuannya Sarah Sasongko bersumber dari mantan suaminya, Adi Tanujaya. Sebab Ferry tinggal bersama sang ayah. Semua ruangan di rumah Adi Tanujaya diawasi CCTV. Pun, ia tak pernah sendirian. I
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 104

    Aldino menggenggam tangan Ana dengan erat. Seolah ia tak ingin melepas kepergiannya lagi. Sesekali ia mengecup punggung tangannya dengan mesra.“A-aku sudah la-ma tidur.”Raisa Silvana Basalamah menggerakan bibirnya perlahan dan bersuara. Ia menatap Aldino dengan mata yang berbinar. Sebuah tanda rasa bahagia karena bisa bertemu lagi dengan kekasih hati.Ana merasa dirinya baru saja bangun dari tidur panjang. Ia tidak bisa mengingat segala sesuatu dengan rinci dan detail. Otaknya masih butuh memproses mengumpulkan setiap kepingan memori layaknya puzzle. Namun ingatan tentang kekasihnya begitu kuat sehingga ketika ia bangun, orang yang pertama kali ia tanyakan ialah ‘di manakah Aldino?’“Mas Al,” imbuh Ana. Ia tersenyum memanggil Aldino dengan panggilan Mas. Mereka memang sangat dekat karena tumbuh bersama saat mereka masih kecil. Sehingga tidak ada sekat di antara mereka. Namun ketika mereka mulai merajut kisah asmara, Aldino ingin sekali Ana memanggilnya dengan sebutan Mas.“Pssttt

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 105

    “Malati, kau menangis?” tanya Aldino menatap manik mata gadis itu yang terlihat sudah berembun. Aldino tidak buta. Air mata tampak menggenang di mata istri kecilnya. Air mata kesedihan dan luka.“Kelilipan Pak,” sahut Malati seraya menepis tangan Aldino.Namun Aldino tak percaya dengan apa yang ia sampaikan. Ia mencekal pergelangan tangan Malati, menahannya pergi.Malati meringis karena Aldino tepat menyentuh bekas luka terjatuh saat ia mengunjungi rumah Sarah Sasongko ketika ia dikejar Herder.“Ough,” gumam Malati pelan. Terpaksa ia terdiam.Melihat wajah Malati yang tengah menahan sakit, Aldino melepas tangannya. Tatapannya tertumbur pada wajah imut itu lalu jatuh pada pergelangan tangannya. “Kau sakit?” tanya Aldino memangkas jarak di antara mereka.Mendapat pertanyaan seperti itu Malati sontak menggelengkan kepalanya. Ia tidak boleh terlihat lemah di hadapan Aldino. Ia tak mau mendapat perhatian pria bertubuh penuh otot itu-yang kelak membuat dirinya salah paham. Malati menghela

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 106

    “Wah, Mbak Ana sudah banyak kemajuan,” imbuh seorang perawat yang saat ini tengah mengecek kondisi Ana. Sekarang beberapa selang telah dilepas. Ana sudah bisa duduk bersandar pada kepala ranjang kendati tubuhnya masih lemas dan tulang belulang masih terlihat menonjol di beberapa bagian tubuhnya.Aldino tak beranjak sedikitpun dari sisinya sejak ai datang berkunjung setiap hari. Sengaja, ia memilih cuti setengah hari dari pekerjaannya, hanya untuk menemani Ana selama menjalani pemulihan. Ia datang saat pagi dan dari sana ia akan berangkat ke sekolah saat siang menjelang. Ana masih belum merespon banyak. Bahkan untuk mengeluarkan kata-kata ia butuh energi yang besar. Ia hanya menyematkan senyuman tipis pada perawat itu. Perawat pribadi yang khusus menangani Ana sejak ia mengalami koma. “Kondisi Mbak, bagus!” ujar sang perawat lagi setelah melaksanakan tugasnya mengecek alat-alat medis yang tersisa. Ia membenahi selimut yang membalut tubuh Ana lalu berkata lagi, “Mbak Ana beruntung pun

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 107

    “Bagaimana kabarmu Mr Bon?” tanya Malati dengan suara yang agak berbeda. Ia terlihat lesu dan tak bersemangat. Namun ia tetap membesuk Mr Bon yang baru saja menjalani pemulihan pasca operasi hemoroid yang dilaksanakannya beberapa hari yang lalu.“B-baik, seperti yang kaulihat. Tapi … aku pikir kau sedang tidak baik-baik saja,” sahut Mr Bon dengan dugaannya. Ia barang tentu bisa melihat dan mengamati ekspresi yang ditunjukan gadis itu tanpa dirinya sadari.Mr Bon sedang mengepulkan asap cerutu yang dihisapnya sembari menonton Malati yang tengah termenung, mengamati satu per satu foto yang dipajang di dinding.“Aku baik.” Malati berkelit, masih menatap foto-foto menyeramkan yang menempel di dinding. Foto-foto wanita yang meninggal dengan cara yang mengenaskan. Ada foto wanita paruh baya dengan wajah babak belur kebiruan. Ada pula foto seorang remaja perempuan dengan wajah pucat dan terlihat ada bekas jerat di lehernya. Pun, ada foto wanita melotot dengan buih busa keluar dari mulutnya.

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 108

    Dengan kesal Aldino melempar tubuhnya ke atas ranjang hingga terpental. Ia merasa lelah baru saja pulang dari sekolah. Selain itu ia merasa kesal karena saat pulang ia tidak menemukan Malati. Padahal jam analog yang terletak di atas nakas sudah menunjukan pukul lima sore. Ia khawatir sekali telah terjadi sesuatu padanya. Bahkan rasa khawatir itu semakin bertambah kian hari. Baik Aldino maupun Malati berusaha menjaga jarak dengan cara masing-masing. Namun semakin mereka melakukan hal itu, membentengi diri dari perasaan yang tak boleh tumbuh agaknya semakin sukar. Perasaan simpatik dan iba mulai tumbuh subur bagaikan rumput liar. Namun akan menjadi lebih berbahaya saat perasaan itu berevolusi menjadi perasaan cinta sebagaimana seorang kekasih hati. Aldino beranjak dari ranjang lalu pergi ke kamar mandi. Ia mengguyur tubuhnya di bawah shower untuk menetralisir kemelut perasaan cemasnya. Bayangan-bayangan gadis itu selalu muncul di kepalanya. Pertama kalinya ia merasa terpukul saat

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 109

    “S-top!” pekik Ana dengan suara yang lirih. Ia terlihat begitu ketakutan saat melihat kedatangan seorang pemuda yang ingin ia hindari. “Kenapa, Sweety? I do miss you!” (Aku sangat merindukanmu) Pemuda itu tersenyum miring lalu menghampiri Ana dalam sekejap mata. Semenjak Ana bangun dari koma, pemuda itu benar-benar baru datang menghampirinya sendiri. Sebelumnya ia tak berani menampakan diri, hanya mengintipnya dari bibir pintu secara diam-diam. Ana belum bisa bicara banyak. Ia ingin berteriak tetapi tak bisa. Meskipun ia seringkali menelepon Aldino, biasanya ia bicara dibantu oleh ibunya dengan terbata-bata. Keringat dingin sudah membasahi pelipisnya, menampakan ia mulai merasa gelisah dan cemas berlebih. Ia menarik selimut hingga sebatas dadanya, memejamkan matanya erat lalu menggeleng. “Kenapa Sayang? Aku sangat merindukanmu. Um, aku bersyukur kau telah bangun. It means kita bisa berpetualang lagi. Kau mau pergi kemana?” Sekonyong-konyong pemuda itu duduk di dekat Ana yang terb

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 110

    Malati turun dari lantai tiga digandeng oleh Aldino. Mereka tampak seperti pasangan suami istri yang sesungguhnya dan ideal kendati perbedaan postur tubuh. Aldino bertubuh tinggi besar nan kekar sedangkan Malati bertubuh mungil.Namun hari itu gadis itu memakai sepatu yang berhak tinggi kendati belum terbiasa demi menyempurnakan penampilannya sebagai cucu pewaris salah satu pengusaha teh terbesar di Indonesia. Demi bersanding dengan Aldino, Malati berjuang memakai heel yang menyebalkan itu.Aldino Tama Waluyo yang berwajah tampan sedangkan Putri Melati yang berwajah cantik tampak sangat serasi. Beberapa pasang mata menatap takjub sekaligus iri pada Malati. Mereka adalah para sepupu perempuan Aldino dari keluarga besar istrinya Eyang Waluyo, Eyang Irawati yang sudah meninggal dunia.Siapa yang tak mengidolakan sosok Aldino yang digadang-gadang akan menggantikan Eyang Waluyo. Tampan dan kaya! Sempurna sudah sosok itu. Namun Aldino sukar didekati karena sikapnya memang dingin pada peremp

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 111

    Dari balkon lantai dua sebuah kamar mewah, seorang pria tua mengulum senyum tatkala melihat cucunya tengah menggendong istrinya. Akhirnya rencananya berjalan mulus. Aldino ternyata mematuhi perintahnya untuk menikah dengan ancaman hak waris dicabut,.“Tuan, sudah malam! Udara sangat dingin,” imbuh Bagas memperingatkan Eyang Waluyo agar segera tidur karena malam sudah larut. Kondisi pria itu tak seperti kondisi tubuh normal pada umumnya. Selain karena sudah berumur tua namun stamina tubuhnya juga sedang tidak baik.“Sebentar, Bagas! Coba kau perhatikan!”Eyang Waluyo menudingkan jarinya ke arah bawah, taman rumah yang dipenuhi berbagai jenis tanaman hias.Bagas mengikuti arah pandangan yang ditunjukan Eyang Waluyo. Seperti halnya atasannya, Bagas pun terperangah melihat pemandangan sepasang suami istri itu. Tidak dianjurkan untuk pada jomblowan ataupun jomblowati menonton mereka.“Mereka sepasang suami istri yang serasi, Tuan.”Bagas berkomentar. Lalu ia merasa sedikit gelisah ketika h

Latest chapter

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Extra Bab 1

    Di tempat berbeda, kini pasangan lain pun tengah diberkati kebahagiaan yang luar biasa. Akhirnya setelah hampir setahun lamanya, Aldino kini bisa kembali berjalan. Setelah mengikuti terapi dan pengobatan hingga berbulan-bulan lamanya di Singapura, pria berwajah tampan dan bertubuh bak binaragawan itu akhirnya bisa berjalan normal kembali. Ia sangat bekerja keras selama berada di Singapura.Ia akan pulang dengan memberikan kejutan pada istri tercinta dan putra tampannya yang kini sudah berusia setahun.Hari itu, Malati tengah mengasuh Manggala bermain di ruang bermain yang dibuat khusus, di ruang keluarga kediaman Eyang Waluyo. Cicit tersayang selalu mendapat perhatian lebih dari Eyang buyutnya. Malati dan putra tampannya mendapatkan privilege luar biasa dari Eyang Waluyo hingga keluarga besar lainnya.“Gala! Sini Nak!”Kakek tua yang masih berdiri tegap itu memanggil cicitnya. Meskipun Manggala baru berusia setahun namun anak itu sangat cerdas. Ia sudah bisa berjalan dengan baik dan bi

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 300 (Happy Ending)

    Ali pun menarik handle pintu kamar pengàntin hingga terbuka. Sulis langsung antusias melihat untuk pertama kali kamar pengàntin yang sangat indah karena dihias sedemikian rupa. “Aa, bagus banget!” Sulis mengedarkan pandangannya ke segala penjuru kamar berukuran presidential suit tersebut. Kamarnya didominasi warna putih dan warna-warna pastel sesuai keinginannya. Matanya berbinar mengamati setiap detail hiasan bebungaan yang berada di atas ranjang. Seketika ia tertawa melihat ada dua ekor angsa yang tergolek di atas ranjang. Angsa yang dibentuk dari selimut berwarna putih. Tangannya terulur mengusap angsa tersebut. “Lucunya! Aku mau foto dulu,”Seketika Sulis mengambil ponselnya lalu memotret ranjang pengàntin yang begitu indah itu dengan senyum yang berseri-seri.“Sini, Aa yang fotoin!” imbuh Ali dari belakang tubuh gadis itu. Sulis mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia senang mendengar usulan Ali. Sulis pun duduk dengan posisi anggun di atas ranjang. Ali pun mengambil ponsel is

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 299

    Ali berusaha menormalkan perasaannya dalam menyikapi Sulis. Sulis memàng sedang sakit, penyakitnya yang dideritanya juga tidak main-main. Oleh karena itu mungkin ia mulai merasa frustasi.Sulis tidak menyadari jika calon suaminya bertopeng dingin dari luar, padahal hatinya begitu hangat. Pada adiknya saja Ali begitu mengkhawatirkannya saat ia sakit. Tak jauh berbeda pada kekasih hatinya, ia merasakan kekhawatiran yang sama. “Sulis, stop overthinking! Kita akan tetap pada rencana awal kita. Kita akan menikah! Kau juga akan ikut pengobatan.”Ali berbicara tegas. Ia tidak suka sikap Sulis yang mendadak melankolis.Sulis terdiam dengan isak yang tertahan dan menggigit bibir bawahnya, “Ali, aku takut gak bisa hamil! Aku perokok berat. Argh, Shit! Aku mungkin tak subur!”Kini Sulis berkata hal lain yang malah memperkeruh suasana. Ali semakin jengkel mendengarnya, “Terus kau mau hubungan kita berakhir begitu saja? Kita batalkan tunangan begitu?”Sulis mengangguk dengan air mata yang bercucu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 298

    Ali tertegun saat mendengar kabar dari dokter bahwa kekasihnya harus menjalani beberapa tes kesehatan di antaranya tes darah dan rontgen. Sebelum jatuh pingsan Sulis sempat muntah darah penyebabnya. Kesimpulannya ada bagian organ dalamnya yang terluka dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.Ali merasa bersalah, telah mengabaikan kekasihnya karena masalah sepele. Sederhananya, mungkin jika tidak ada drama cemburu tadi sore mungkin Sulis akan baik-baik saja. Sungguh, Ali menyesali sikapnya yang tidak dewasa. “Argh, maafkan aku Sulis. Aku kadang egois.”Ali bergumam dengan helaan nafas berat. Pria itu berjalan lesu dari ruangan dokter dan pergi menuju ruangan di mana kekasihnya dirawat malam itu. Perlahan Ali membuka pintu ruang rawat inap gadis itu. Tampak Sulis sedang tertidur pulas mungkin karena pengaruh obat. Untuk sementara ia dirawat karena kurang darah. Namun penyebab yang lebih serius belum diketahui. Ali berjalan mendekati kekasihnya. Ia berdiri di depan ranjang hidrolik s

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 297

    Dua orang pemuda tampan tengah menahan kesal menunggu kekasih mereka yang sibuk memilih gaun. Sudah lebih dari dua jam lamanya mereka berusaha memanjangkan sumbu kesabaran. Rasa panas menjalari punggung mereka karena terlalu lama duduk di sofa.Meskipun pelayan butik itu melayani mereka dengan istimewa, memberikan minuman hingga camilan, tetap saja tak bisa mengusir rasa jenuh mereka. Mereka bahkan sudah memainkan ponsel masing-masing, men scroll media sosial tak jelas untuk membunuh waktu. Nihil! “Lama banget! Mereka ngapain aja sih?” ucap pemuda berhidung bangir yang tak lain Mustafa Ali Basalamah pada pemuda tampan bermata sipit yang tengah duduk di sampingnya, dr Zain. Ali beringsut berdiri lalu merenggangkan tubuhnya beberapa saat karena rasa pegal akibat duduk lumayan lama di sofa berbentuk letter U. Ia pun memutar lehernya hingga menimbulkan bunyi kretek yang membuat dr Zain meringis mendengarnya. dr Zain hanya mendesah pelan mendengar keluhan calon iparnya. Dokter muda itu

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 296

    “Mala, sini Bude yang gendong Gala!”Bude Ratna menghampiri Malati yang baru saja menyusui bayi tampannya. Malati gegas mengancingkan kancing bajunya kemudian melepas apron menyusui saat Gala terlihat sudah kenyang menyusu. Biasanya bayi yang memiliki garis wajah mirip sekali ayahnya itu tertidur saat merasa perutnya penuh, namun kali ini ia terjaga seakan ingin bermain dengan neneknya.Malati pun menyerahkan Gala pada pangkuan Bude Ratna. Bayi itu tersenyum dan menatap neneknya dengan mata yang bening. Sungguh terlihat menggemaskan.Bude Ratna menyematkan senyuman yang lebar menatap cucunya itu dengan penuh haru. Bukan tanpa alasan, Gala terlahir saat ke dua orang tuanya mengalami kecelakaan yang mengerikan.Atas kehendakNya, mereka semua selamat kendati ayahnya kini harus menjalani pengobatan di luar negeri. Seminggu sudah kepergian Aldino ke Singapura. Terpaksa, Malati mengikhlaskan kepergian suaminya bersama Bude Gendhis, suaminya dan beberapa pengawal pribadi utusan Eyang Waluyo.

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 295

    “Bulan depan!”Ali menjawab dengan penuh keyakinan pertanyaan ayah Sulis. Setelah acara lamaran selesai, Hendi-Ayah Sulis bertanya pada Ali tentang hubungan putrinya dan Ali sudah sampai sejauh mana. Hal tersebut bukan tanpa alasan, sebab Hendi mengira jika kedatangan keluarga Basalamah itu untuk acara pertunangan. Bukan lamaran menuju pernikahan.Nyatanya, sebelum mereka benar-benar pergi dari kediaman Sulis, Ali memberanikan dirinya, secara langsung ia mengungkapkan rencananya ingin menikahi Sulis sesegera mungkin. Ali berusaha bernegosiasi dengan calon ayah mertuanya, bahwasanya meskipun hubungan mereka belum lama, namun mereka sudah bisa saling memahami karakter masing-masing sehingga ingin segera melangsungkan hubungan mereka ke arah yang serius. Terlebih usia ke duanya telah matang. Sudah sama-sama dewasa.Hendi menatap Sulis sejenak kemudian kembali menggerakan bibirnya. “Nak Ali, Bapak sebagai orang tua sangat bahagia mendengar rencana baik Nak Ali dengan melamar Sulis untuk d

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 294

    “Ali, kenapa kau belum datang juga? Kenapa juga kau tidak mengangkat telepon dariku? Argh, awas kalau kabur dari acara pertunangan! Aku tak segan memberi perhitungan padamu!” gumam Sulis dengan perasaan yang teramat gelisah. Saat ini Sulis berada di rumahnya di kota Bandung.Hari itu adalah hari bersejarah baginya. Akhirnya Sulis akan dilamar oleh pria tampan dan kaya raya seperti angan-angannya selama ini. Gadis bertubuh jangkung itu berdiri mematung di taman depan rumahnya, menunggu detik-detik kehadiran Ali bersama keluarga besarnya.Ternyata Ali tidak main-main dengan hubungan yang terjalin di antara mereka. Ia serius ingin meminang Sulis. Lamaran Ali sebetulnya ialah waktu yang tepat untuk menentukan kapan waktu pernikahan mereka akan berlangsung. Sebaliknya, Sulis hanya mengira jika lamaran Ali hanyalah pengikat atau tanda keseriusan Ali atas hubungan percintaan mereka. Atau pertunangan biasa.“Sulis, diam bisa gak?” Dari dalam rumah, sang Ibu memanggil putrinya itu dengan suar

  • Istri Rahasia Kepala Sekolah   Bab 293

    Aldino hanya menghela nafas pelan. Ia sebetulnya tak tega jika harus meninggalkan istri dan bayi tampannya yang baru lahir. Namun niatnya sudah bulat. Ia ingin segera sembuh dan tak ingin merepotkan istrinya atau siapapun. Aldino yakin pengobatan medis di luar negeri lebih baik. Oleh karena itu ia menyetujui usulan Eyang Waluyo untuk berobat di Singapura. Aldino akan mengikuti prosedur operasi di sana dan mengikuti terapi hingga kakinya sembuh seperti sedia kala.“Sayang, udah dong! Ini demi kebaikan kita semua.”Aldino mengusap-usap punggung istrinya yang tenggelam di balik dada bidangnya. Mendengar Aldino akan pergi jauh, Putri Melati terlihat murung. Bahkan ia menangis tersedu sedan.Malati bukan tidak ingin suaminya mengikuti pengobatan di rumah sakit luar negeri. Namun ia ingin ikut bersamanya ke negeri yang terkenal dengan patung Merlionnya.Malati dan baby Gala belum bisa berangkat mengingat usia bayi mereka masih belum siap untuk berpergian jauh. Begitupula dengan Malati yang

DMCA.com Protection Status