Di rumah, Rara dan hanum masih belum bicara. Siang tadi Hanum masih diam dan Rara masih sangat kesal. Jika di paksakan bicara dalam keadaan emosi, akan mengakibatkan pertengkaran dengan anaknya. Selesai menunaikan ibadah sholat isya', Rara mencoba mendekat Hanum ke kamarnya. Tok! Tok! Tok! "Kakak. Boleh, Bunda masuk, Kak?"Hanum menoleh ke arah pintu, mendekati pintu itu, namun Hanum tidak membukanya. Hanum menyandarkan tubuhnya di balik daun pintu kamar itu. "Kak! Bunda tau Kakak ada di balik pintu itu. Kak, ayolah kita bicara, Nak. Biar kamu tau sebenarnya seperti apa? Jangan menghakimi Bunda seperti ini, Nak." Seru Rara dari luar kamar Hanum. Hanum masih diam, Hanum merasakan kekecewaan mendapati Bundanya tidak adil terhadap Papanya. Hanum juga termakan omongan Eca, yang mana Ridwan pergi itu karena Rara ingin menjauhkan Hanum dengan Ridwan. Sungguh, Hanum benar-benar kecewa saat ini pada Bundanya. "Nak! Bunda tidak seperti yang kamu dengarkan dari orang-orang di luar sana,
Last Updated : 2022-07-20 Read more