All Chapters of Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar: Chapter 71 - Chapter 80

140 Chapters

Bab 71

"Aku datang untuk menjemput anakku! Bukan untuk hal lain! Aku sudah tidak ada urusan dengan anak laki-lakimu. Bagiku tidak ada kata menyesal sudah membuang sampah pada tempatnya. Karena sekali sampah akan tetap jadi sampah!" jawab Rara tegas. Wajah Rista memerah menahan emosi, sebab Rara mengatakan anaknya sampah. Ridwan berdiri dengan rahang yang mengeras menatap Rara tajam. Dia, melangkah mendekati Rara lalu berkata. "Berhenti kamu terus merendahkan aku! Aku ini juga orang tua Hanum, apa kamu tidak memikirkan perasaan Hanum berbicara seperti itu di hadapannya? Kamu mengatakan Papanya sampah di hadapan anak kita?! Di mana hatimu yang dulu selalu mementingkan Hanum! Egois kamu!" sentak Ridwan. Rara menatap Hanum sekilas. Wajah Hanum sangat terlihat kesal, kecewa dan marah pada Rara. Sungguh, Rara kelepasan berkata seperti itu di hadapan Hanum. semua ulah Rista yang memancing emosi Rara. Selama ini Rara tidak pernah menunjukan atau mempertontonkan pertengkaran dengan siapa pun
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

Bab 72

"Jika kamu membenarkan apa yang dikatakan, Mama mu. Lantas di mana salahnya aku? Dimana?" Rara kembali melanjutkan perkataannya. "Mas! Ayok berangkat. Ini udah jam berapa? Nanti ketinggalan pesawat lho." Seru anton dari balik pintu ruang belakang. "Iya, bentar." Sahut Ridwan. "Ingat, Ra. Aku juga orang tua Hanum. Jadi kamu jangan egois jika Hanum bersamaku.""Aku tidak pernah melarangnya bersamamu. Tapi jika caramu seperti ini bisa jadi ini yang terakhir kalinya kamu bertemu Hanum!" Ancam Rara. "Apa maksud kamu!""kenapa Hanum bolos sekolah hari ini? Kenapa? Harusnya kamu sebagai orangtuanya mengingatkan dia untuk mengutamakan pendidikannya. Baru satu hari kamu dan perempuan itu sudah memberi pengaruh buruk untuk Hanum. Cukup ini yang terakhir kalinya." Ancam Rara lagi. Rara lalu melangkahkan kakinya keluar menjemput Hanum tanpa menunggu jawaban dari Ridwan. Beberapa langkah, Rara berhenti dan menoleh kembali pada Ridwan. "Ingat! Hutang keluargamu banyak! Jika kamu lalai rumah i
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more

Bab 73

Sebelum keluar rumah, Hanum pamit pada semua orang yang ada di rumah itu. Lagi dan lagi mata Rara membulat sempurna melihat Hanum bersalaman dengan Eca, dan berpelukan seolah mereka sudah sangat akrab.Hati Rara memanas melihat itu. Sangat-sangat sakit untuk Rara. Namun, dibalik pelukan itu senyum licik tergambar sangat jelas di wajah Eca saat menatap Rara ketika tengah memeluk Hanum."bagaimana rasanya hatimu saat ini wanita tanpa rahim? Sakit? Cemburu? Atau justru merasa sangat hancur! Itu memang tujuanku!" guman Eca dalam hatinya penuh kemenangan.Rara mencoba untuk tidak terpancing dengan pemandangan itu. Mencoba tetap tenang, biarlah saat ini dia berhasil memperdaya Hanum. Namun ini akan menjadi yang terakhir kalinya hati Rara berucap. Hanum menguraikan pelukannya dari Eca, Eca menatap Hanum dengan senyuman manisnya di hadapan Ridwan dan lainnya. Melihat itu, tentu Ridwan sangat senang, Ridwan memang berharap Hanum bisa menerima Eca, ternyata hanya butuh waktu satu hari sem
last updateLast Updated : 2022-07-19
Read more

bab 74

Setelah semua selesai masuk ke dalam pesawat dan menempati tempat duduk masing-masing, pramugari memberi penjelasan sebelum penerbangan di lakukan. Di mana di situ pramugari memberi tahu waktu jarak tempuh Jakarta-jambi dan juga memberi tahukan kesiapan apa yang harus di lakukan penumpang jika pesawat yang di tumpangi dalam keadaan darurat kecelakaan. Setelah semua siap dan selesai, barulah pesawat itu terbang. Butuh waktu kurang lebih satu jam dua puluh menit untuk sampai di jambi.Ridwan sudah di tunggu oleh supir dari perusahaan di bandara Sultan Taha jambi."Pak, Ridwan." Toyib melambaikan tangannya. Ridwan langsung menoleh dan menuju mobil"Mas Toyib?" Ridwan mengulurkan tangannya berkenalan saat sudah sampai di hadapan Toyib.Ya, Ridwan memang sudah di beri tahukan bahwa akan di jemput oleh supir perusahaan bernama Toyib."Iya, Pak. Saya Toyib. Supir perusahaan." Sahutnya ramah.Mereka masuk ke mobil, Ridwan dan Toyib terlibat obrolan ringan selama di perjalanan. Obrolan tenta
last updateLast Updated : 2022-07-19
Read more

Bab 75

Di rumah, Rara dan hanum masih belum bicara. Siang tadi Hanum masih diam dan Rara masih sangat kesal. Jika di paksakan bicara dalam keadaan emosi, akan mengakibatkan pertengkaran dengan anaknya. Selesai menunaikan ibadah sholat isya', Rara mencoba mendekat Hanum ke kamarnya. Tok! Tok! Tok! "Kakak. Boleh, Bunda masuk, Kak?"Hanum menoleh ke arah pintu, mendekati pintu itu, namun Hanum tidak membukanya. Hanum menyandarkan tubuhnya di balik daun pintu kamar itu. "Kak! Bunda tau Kakak ada di balik pintu itu. Kak, ayolah kita bicara, Nak. Biar kamu tau sebenarnya seperti apa? Jangan menghakimi Bunda seperti ini, Nak." Seru Rara dari luar kamar Hanum. Hanum masih diam, Hanum merasakan kekecewaan mendapati Bundanya tidak adil terhadap Papanya. Hanum juga termakan omongan Eca, yang mana Ridwan pergi itu karena Rara ingin menjauhkan Hanum dengan Ridwan. Sungguh, Hanum benar-benar kecewa saat ini pada Bundanya. "Nak! Bunda tidak seperti yang kamu dengarkan dari orang-orang di luar sana,
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

Bab 76

Hanum masih mematung, namum sudut matanya mengeluarkan bulir bening yang tak bisa berhenti dan terus keluar. "Nak, Bunda sayang, Kakak. Mau kah, Kakak mendengarkan Bunda? Apa yang mereka katakan pada, Kakak, itu tidak benar, Kak. Bunda tidak seperti itu. Percayalah." Lagi Rara mencoba meyakinkan Hanum. Rara menatap Hanum tulus. Rara menghapus bulir bening yang terus mengalir dari bola mata indah dan teduh itu. Rara menatap penuh tanya, menunggu jawaban dari anak semata wayangnya. Meskipun Rara belum tau racun apa yang sudah mengotori pikiran anaknya. Tapi, naluri seorang ibu sangat yakin, bahwa Eca dan yang lainya telah memperdaya Hanum. Mereka sengaja untuk menumbangkan Rara melalui Hanum. "Aku nggak akan kalah sama mereka. Tidak akan aku biarkan mereka menertawakan aku, dan menghancurkan aku melalui Hanum. Tidak akan!" hati Rara berkata. Hanum menganggukkan kepalanya. Menandakan bahwa ia siap mendengarkan apa yang akan Bundanya katakan. Rara menarik nafasnya lega, menatap den
last updateLast Updated : 2022-07-20
Read more

Bab 77

"Eca?"Sebuah sentuhan tangan terasa di pundaknya. Seperti ada tangan yang menyentuh pundak itu dari belakang. Suara yang juga familiar di telinganya Eca membuat Eca menoleh. "Ardi?!" mata Eca terbelalak melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini. Bibirnya membulat seperti huruf O. Rasa tidak percaya membuat laki-laki yang ada di hadapannya saat ini semakin tampan dan sangat maco. Aroma parfum yang membuat Eca dulu kurang menyukainya saat hamil tiga tahun lalu. Sekarang justru membuat Eca menjadi ingin berlama-lama berada di dekat Ardi. Aroma yang membuat siapa saja menciumnya akan merasa nyaman dan rileks. "Hei, Ca! Kok bengong!" Ardi mengibaskan tangannya dihadapan muka Eca. "Eh, eh, i--i--iya, Di. Maaf, aku speechless bertemu kamu di sini, nggak nyangka. Kamu apa kabar?" tanya Eca gugup. Ardi menatap Eca dari atas hingga ujung kakinya. Eca terlihat salah tingkah menyadari dirinya di tatap oleh Ardi. Penampilan Eca yang biasa-biasa saja tidak lagi modis seperti dulu membu
last updateLast Updated : 2022-07-21
Read more

Bab 78

"Eh, iya, Di. Maaf. Aku kepikiran anakku di rumah." Kilah Eca. "Makanya cepetan!" ajak Ardi lagi. Eca segera naik di samping kemudi dengan hati-hati melabuhkan tubuhnya tempat duduk itu. Ardi menatap Eca dengan senyuman khasnya. Membuat ketampanan Ardi bertambah berkali lipat. Jantung Eca degdegan kian kuat. Rasa groginya semakin menjadi. Dulu saat saat menjadi suami bayarannya, Eca justru malah biasa saja melihat Ardi dan tidak ada ketertarikan sama sekali. Sekarang justru Eca terpikat melihat pesona Ardi. Ardi yang semakin keren dan tajir. Membuat Eca jatuh hati. Entah jatuh hati kepada apanya. Apakah benar-benar pada Ardi, atau justru hanya kepada kesuksesan Ardi yang tampak jelas jauh dari sebelumnya. Yang jelas, Eca berniat untuk memikat Ardi agar Ardi jatuh cinta padanya. Saat mobil melaju ke arah pulang, Ardi dan Eca masih diam seribu bahasa. Hening menghiasi di dalam mobil tersebut. Akhirnya Eca memberanikan diri untuk memulai pembicaraan. Tiga tahun yang lalu bukan lah wa
last updateLast Updated : 2022-07-22
Read more

Bab 79

Eca menepi ke bahu jalan gang sempit itu karena klakson mobil tersebut. Kaca mobil itu diturunkan, tampak sesosok wajah yang cukup membuat Eca jengah. "Mbak! Mbak habis dari mana?" tanya Vina. Ya, di mobil itu adalah Vina bersama dengan Deon. Laki-laki yang dulu sangat dia incar dan di dambakan oleh Vina. Sekarang Vina bekerja di perusahan Papanya Deon. Dan Deon sendiri sekarang justru menjadi kekasih Vina. Selama ini Vina selalu mengejar-ngejar Deon, hingga Vina selesai kuliah. Akhirnya, Deon pun menjalin hubungan bersama Vina, sudah terjalin hampir satu tahun. "Habis dari luar beli obat , Kelvin." Sahut Eca. "Mbak, tadi aku lihat lho mbak turun dari mobil. Mbak tadi diantar siapa? Jangan macam-macam ya, Mbak. Aku bilangin Mas Ridwan lho, Nanti." Ancam Vina. Ancaman Vina berhasil membuat Eca kesal marah. "Emangnya cuma kamu aja Vin, yang bisa diantar pake mobil? Mbak juga bisa lah. Itu teman Mbak. Tadi nggak sengaja ketemu di apotek. Jadi nggak usah ngancam-ngancam, kamu! Ora
last updateLast Updated : 2022-07-23
Read more

Bab 80

Karena Vina sangat dendam dengan Rara. Vina ingin sekali membalas setiap apa yang sudah Rara lakukan terhadap keluarganya. Senyum penuh dengan bara kebencian tergambar sudah di wajah Vina. Bayangan akan menjadi ratu di keluarga Deon pun sudah di pikirkan oleh Vina. Hanya menunggu waktu, semua kaan terjadi. Vina terus mengurai senyum penuh makan di bibirnya. "Kalo menghayal jangan terlalu tinggi, Vin. Ntar nggak kesampaian, jatuhnya sakit." Ledek Eca yang sudah sampai di teras. "Siapa yang berkhayal, Mbak? Ngga usah sok tau. Aku berkhayal juga jadi kenyataan. Sebentar lagi aku jadi istri dari anak, konglomerat." Ucap Vina penuh dengan keangkuhan. "Aku kalo mau juga bisa, Vin, dapat laki-laki tajir." Ucap Eca. "Maksudnya mbak ngomong begitu apa? Mbak, mau, selingkuh dari Mas Ridwan? Aku bilangin Mas Ridwan nanti, ya." "Siapa yang mau, selingkuh? Kan, aku cuma bilang, kalau aku mau aku juga bisa. Bukan berarti aku mau selingkuh." Hardik Eca. "kalian ini kenapa? Kok ribut-ribut di
last updateLast Updated : 2022-07-24
Read more
PREV
1
...
678910
...
14
DMCA.com Protection Status