All Chapters of Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar: Chapter 61 - Chapter 70

140 Chapters

Bab 61

Ridwan masih terus menatap wajah istrinya. "Boleh apa?" tanya Ridwan penasaran.Eca memutar-mutarkan ujung bajunya dengan jari telunjuk dan ibu jari. Eca juga menggigit bibir bawahnya, menandakan bahwa dia benar-benar gugup saat ini untuk menyampaikan maksud dan tujuannya."Hmm... Apa boleh aku tinggal di rumah Ibu saja, Mas? ucap Eca sambil tertunduk.Ridwan mengerutkan keningnya, mendengar permintaan istrinya, selama ini justru dia tidak pernah ingin tinggal di rumah orang tuanya, alasannya adalah di kampung dan rumah orangtuanya kecil. Tapi sekarang mengapa Eca justru minta tinggal di sana."Kenapa lagi kamu, Ca? Kenapa tiba-tiba ingin tinggal di rumah Ibu? Kemarin aja kamu masih terus menolak untuk tinggal di sana.""Biar aku ada yang bantuin jaga Kelvin, Mas. Begitu saja. Nggak ada apa-apa." Kilah Eca."Kan di sini ada Mama yang bisa bantuin kamu, kenapa harus ke rumah Ibu? Jika kamu ingin main dan menjenguk Ibu tidak masalah. Tapi untuk tinggal kamu hanya boleh di sini. Apalag
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

Bab 62

Perasaan Iwan tidak pernah berbuat kesalahan kerja di sini. Apa lagi selama ini Iwan belum pernah masuk di ruangan Rara sebagai atasan. Sudah hampir empat tahun Iwan mengabdi di Hanum collection, baru kali ini dia di minta masuk ke ruang Rara. Iwan benar-benar degdegan rasanya saat ini."Ya nggak tau aku, Wan. Tadi cuma di kasih taunya begitu. Disuruh datang ke sana, cepetan gih!" Neti mendorong tubuh ridwan untuk segeran masuk ke ruangan Rara. Ridwan membawa langkahnya menuju ke ruang di mana dia tadi minta untuk datang. "Soga buka apa-apa," Ridwan berkata dalam hatinya. Tok! Tok! Took!"Assalamu'alaikum, Bunda," suara Iwan di balik pintu menyapa, Rara. "Masuk, Wan." Seru Rara.Iwan masuk ke ruangan itu dengan perasaan gugup. Entah kenapa Iwan merasa ada yang akan di sampai kan Rara tentang masalah yang pernah Rara hadapi, dimana Iwan mengetahui itu."Duduk, Wan." Titah Rara lagi."Iya, Bun." Ridwan lalu menarik kursi yang ada di depan meja kerja Rara.Ridwan hanya duduk, tidak
last updateLast Updated : 2022-07-14
Read more

bab 63

Ini motor untuk kamu antar paket. Kamu boleh bawa pulang juga. Nanti motor kamu yang itu di rumah aja, kamu pakainya motor yang ini aja mulai sekarang ya.""Ta--ta--tapi, Bun, ini maksudnya gimana ya? Aku nggak ngerti, Bun.""Gak ada maksud apa-apa ini, Wan. Kamu pake aja udah. Ya. Nggak usah sungkan. Motor itu untuk kamu sekarang. Untuk kamu antar paket ke mana-mana. Kamu boleh juga bawa pulang motor itu, ya." Ujar Rara. "Tapi nanti dengan yang lain bagaimana, Buu? Saya takut mereka nanti jadi tidak suka sama saya, Bun. Kok saya dapat motor dari bunda." Tutur Iwan. "Nggak ada yang seperti itu, nanti bilang saja, kalo kamu hanya pake aja. Beres kan? Kalo teman-teman yang lain mau pake juga boleh kalau kamu mau. Udah kan? Nggak ada masalah kak?" "Ini beneran, Bun? Tapi dalam rangka apa aku di kasih motor, Bun?" tanya Iwan lagi memastikannya. "Dari pada motor itu rusak nanti, Wan nggak di pakai, lebih baik kamu yang pakai. Iya kan?" Iwan hanya tersenyum terpaksa, dan mengangguk kec
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

Bab 64

Entah kenapa Rara belum bisa ikhlas berbagi Hanum untuk ke sana kemari meskipun itu adalah Oma dan papa kandungnya. Apakah Rara egois jika belum bisa menerima kenyataan jika Hanum akan membersamai wanita itu. Bahkan Rara menyebut namanya saja enggan sekali. Apa lagi Rara harus mengijinkan Hanum akan bertemu dengan wanita itu. "Bun," Hanum menyentuh lembut tangan Rara. Rara terkejut dari lamunannya. "Eh, iya, Kak, maaf. Hmm, kenapa mendadak sekali, Kak? Kenapa nggak bilang dari kemarin-kemarin jika Kakak mau ke sana? Kan belum libur sekolah ini?" selidik Rara. Rara penasaran sekali kenapa anaknya tiba-tiba minta ke rumah omanya."Besok, Papa mau pergi, Bun. Jadi, Kakak mau nginap di sana sebelum Papa pergi ke luar kota." Lagi, kening Rara mengkerut kecil. Rasa penasaran Rara kembali membuncah. "Kenapa Mas Ridwan tiba-tiba mau ke luar kota? Apa mereka ingin menghindari dari hutang yang tadi pagi aku tagih? Apa mereka ingin menghilang dari tanggung jawab? Ah! Tidak mungkin seperti i
last updateLast Updated : 2022-07-15
Read more

Bab 65

Perjalan yang di tempuh kurang lebih satu jam tak begitu terasa karena obrolan Papa dan anak di dalam mobil tersebut. Ridwan menanyakan banyak hal pada pada Hanum. Selama ridwan tak lagi bersama, terasa seolah waktu untuk Hanum benar-benar terabaikan dan berkurang. Bahkan sebentar lagi pun Ridwan akan pergi keluar daerah, tentu itu akan membuat Ridwan dan Hanum semakin menjauh. Sekarang mobil sudah memasuki halaman rumah Rista. Rista sudah berada di teras rumahnya untuk menyambut kedatangan Hanum. Begitu juga dengan Eca. Hanum turun lalu memberi salam lalu mencium tangan Rista. "Cucu Oma, ya Allah ... Oma kangen banget sama kamu, Ndok," Rista memeluk Hanum dan mencium pipi kanan dan kiri. Hanum hanya tersenyum. Mendapati perlakuan Omanya. "Nginap lama rumah, Oma, Nduk? Jangan pulang dulu besok, ya?" "Kan, Kakak sekolah, Oma. Jadi belum bisa nginap lama di sini, nantilah kalo kakak libur sekolah ya, Oma, nginapnya." Tutur Hanum. Setelah selesai, Eca pun mengulurkan tangannya pada
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

Bab 66

"Ayo, Sayang. Katanya mau lihat adiknya, kok malah bengong di sana?" Tanya Ridwan. Hanum membawa langkahnya masuk ke dalam. Tampak di tiap dinding terpajang foto keluarga kecil Ridwan bersama Eca. Hanum menelisik tiap sudut dinding kamar dengan seksama. Masih di ingat oleh Hanum , terakhir menginap di rumah Omanya masih ada foto Hanum, Rara, dan juga papanya dalam satu bingkai yang terpajang di dinding kamar ini. Sekarang semua sudah tergantikan dengan foto Ridwan dan Eca. Bahkan foto Hanum pun sudah gak terlihat. Apakah di buang atau justru disembunyikan? "Apa itu artinya Aku sudah tidak penting lagi untuk, Papa?" gumam Hanum. Ada rasa sakit yang tak bisa Hanum ungkapkan melihat kenyataan ini. Wanita ini adalah orang kepercayaan Bunda nya. Tapi, sekarang justru menjadi orang tua sambung yang tidak pernah Hanum harapkan. Menjadi orang tua sambungnya dari hasil menjadi pelakor. Sehingga membuat rumah tangga orang tuanya menjadi porak poranda. Keluarganya tak lagi utuh. Karena Papan
last updateLast Updated : 2022-07-16
Read more

Bab 67

Eca membawa langkahnya masuk ke dalam dan mendekati Hanum yang tengah berbaring di atas tempat tidur. Eca duduk di sisi ranjang itu, lalu bertanya langsung pada intinya. "Kamu marah, Kak? Apa kamu membenciku?" tanya Eca. Deg! Jantung Hanum berpacu lebih cepat. Hanum tidak ingin membahas masalah ini. Tapi kenapa justru Eca datang menanyakan itu. Bukan kah dia tau seharusnya seperti apa hati Hanum saat ini. "Apa kamu juga tidak ingin bicara denganku, Kak?" tanya Eca lagi dengan lembut. Hanum membetulkan posisinya untuk duduk mensejajarkan Eca.Hanum menatap Eca pekat dan dalam. Lalu berkata. "Seharusnya Mbak tau apa yang aku rasakan. Mengapa, Mbak masih menanyakan itu? Apa mbak pikir aku datang ke sini untuk berdamai? Aku ke sini hanya demi, Papa. Jika bukan Papa, aku nggak akan siap untuk ke sini. Ini masih membekas di hatiku asal mbak tau aja. Nggak gampang buat aku bisa menerima ini." Ujar Hanum jujur. Hanum mengeluarkan apa yang ia rasakan selama ini. Rasa sakit yang kian mendera
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more

Bab 68

Hanum menata wajah Eca, dan menjawab apa yang tadi Eca utarakan. "Sampai kapan pun aku hanya punya dua orang tua. Papa dan Bundaku. Tidak ada yang lain. Seperti apapun Mbak berusaha berbohong dengan keadaan ini agar aku merima keadaan ini. Mbak salah. Aku nggak bisa menerima ini. Nggak akan pernah! Dan satu lagi. Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi bunda di hatiku. Tidak akan pernah ada!" Ucap Hanum datar dan dingin. Eca mengatupkan gigi gerahangnya mendengar jawaban hanum. Eca berharap sekali bahwa Hanum akan menanyakan banyak hal tentang hubungan dia dan Ridwan setelah mengatakan semua kebohongan ini. Ternyata hanum belum terpengaruhi oleh Eca. "Ternyata kamu sama seperti Bundamu, Ya. Keras kepala dan susah untuk diperdaya." Gumam Eca. Eca mencoba lagi mempengaruhi Hanum dengan cara yang lain. Eca berharap sekali bisa memperdaya Hanum agar hubungan Hanum dan Rara hancur. "Baik, Kak. Aku tau ini tidak mudah. Mungkin jika aku di posisi, Kakak, juga pasti akan melakukan hal
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more

Bab 69

Rara merasa gelisah di dalam kamar. Berulang kali Rara mengecek hpnya untuk melihat adalah notifikasi dari Hanum. Tapi ternyata tidak sama sekali. Rara bingung antara ingin menghubungi Hanum, atau mengunggu Hanum mengabarkan sendiri nantinya.Waktu sudah menunjukkan pukul 20.30. Rara masih belum bisa tenang. Jika Rara yang menghubungi Hanum terlebih dahulu, Rara takut jika menggangu waktu Hanum bersama papanya. [Sayang, kamu lagi apa sekarang? Kok nggak ngabarin, Bunda?] Pesan itu terkirim.1 menit, 2 menit, hingga 10 menit. Pesan itu masih belum terbaca. Rara menaruh kembali HP itu di atas nakas, lalu bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka."Mungkin sekarang dia tengah asik bersama, Papanya. Biarlah." Rara pasrah.Dibalik Rara yang hanya pasrah, ada rasa khawatir yang tak bisa Rara jabarkan. "Mungin ini hanya firasat. Semua akan pasti baik-baik saja." Lagi Rara bergumam.Setelah selesai dari kamar mandi, Rara kali mengecek hpnya, masih sama, tanpa notifikasi dari gadis remajany
last updateLast Updated : 2022-07-17
Read more

Bab 70

Setelah menjelaskan panjang lebar pada wali kelasnya Hanum, telpon itu diakhiri. Rara segera menghubungi Hanum. Namun lagi dan lagi tak juga di angkat. Rara kesal. Benar-benar kesal. Rara tidak tau apa yang di lakukan Hanum sampai harus bolos sekolah.Rara mencoba menghubungi Ridwan. Meskipun hatinya menolak, tapi demi Hanum mengubur rasa gengsinya. Panggilan pertama dan ke dua tak kunjung di angkat. Panggilan ke tiga akhirnya panggilan itu di jawab.[Halo! Mas! Mana hanum?] tanya Rara tanpa basa basi.[Halo, apa kabar Mbak, Rara?] tanya Eca dengan senyuman seringai jahat.[Mana Hanum? aku mau bicara sama Hanum!] sahut Rara ketus.Rara tidak ingin banyak basa basi bersama wanita itu.[Menelpon Hanum, kenapa harus melalui HP mas Ridwan? Apa ini hanya modus, Mu, Mbak? Kan Hanum punya HP sendiri. Kanapa tidak menelpon ke HP Hanum aja?" Eca mencoba memperkeruh Susana hati Rara.[Tidak usah Gr kamu. Aku menelpon ke sini karena Hanum tidak mengangkat telponku. Sekarang tolong kasihkan HP
last updateLast Updated : 2022-07-18
Read more
PREV
1
...
56789
...
14
DMCA.com Protection Status