Share

Bab 76

Penulis: Mustika Ainel
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-20 07:08:44

Hanum masih mematung, namum sudut matanya mengeluarkan bulir bening yang tak bisa berhenti dan terus keluar.

"Nak, Bunda sayang, Kakak. Mau kah, Kakak mendengarkan Bunda? Apa yang mereka katakan pada, Kakak, itu tidak benar, Kak. Bunda tidak seperti itu. Percayalah." Lagi Rara mencoba meyakinkan Hanum.

Rara menatap Hanum tulus. Rara menghapus bulir bening yang terus mengalir dari bola mata indah dan teduh itu.

Rara menatap penuh tanya, menunggu jawaban dari anak semata wayangnya. Meskipun Rara belum tau racun apa yang sudah mengotori pikiran anaknya. Tapi, naluri seorang ibu sangat yakin, bahwa Eca dan yang lainya telah memperdaya Hanum.

Mereka sengaja untuk menumbangkan Rara melalui Hanum.

"Aku nggak akan kalah sama mereka. Tidak akan aku biarkan mereka menertawakan aku, dan menghancurkan aku melalui Hanum. Tidak akan!" hati Rara berkata.

Hanum menganggukkan kepalanya. Menandakan bahwa ia siap mendengarkan apa yang akan Bundanya katakan.

Rara menarik nafasnya lega, menatap den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
kog pelakor anteng yaa.. gak ada balasan nya niih buat pelakor
goodnovel comment avatar
Riko Anggara
Ditunggu segera lanjutannya Thor
goodnovel comment avatar
Norliza Yusop
tq thor,...lega hanum mendengar mamanya...itu pelakor n sekutunya jgn dibiar bahagia terus tau thor, kasi balasan juga biar tau erti insaf!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 77

    "Eca?"Sebuah sentuhan tangan terasa di pundaknya. Seperti ada tangan yang menyentuh pundak itu dari belakang. Suara yang juga familiar di telinganya Eca membuat Eca menoleh. "Ardi?!" mata Eca terbelalak melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini. Bibirnya membulat seperti huruf O. Rasa tidak percaya membuat laki-laki yang ada di hadapannya saat ini semakin tampan dan sangat maco. Aroma parfum yang membuat Eca dulu kurang menyukainya saat hamil tiga tahun lalu. Sekarang justru membuat Eca menjadi ingin berlama-lama berada di dekat Ardi. Aroma yang membuat siapa saja menciumnya akan merasa nyaman dan rileks. "Hei, Ca! Kok bengong!" Ardi mengibaskan tangannya dihadapan muka Eca. "Eh, eh, i--i--iya, Di. Maaf, aku speechless bertemu kamu di sini, nggak nyangka. Kamu apa kabar?" tanya Eca gugup. Ardi menatap Eca dari atas hingga ujung kakinya. Eca terlihat salah tingkah menyadari dirinya di tatap oleh Ardi. Penampilan Eca yang biasa-biasa saja tidak lagi modis seperti dulu membu

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-21
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 78

    "Eh, iya, Di. Maaf. Aku kepikiran anakku di rumah." Kilah Eca. "Makanya cepetan!" ajak Ardi lagi. Eca segera naik di samping kemudi dengan hati-hati melabuhkan tubuhnya tempat duduk itu. Ardi menatap Eca dengan senyuman khasnya. Membuat ketampanan Ardi bertambah berkali lipat. Jantung Eca degdegan kian kuat. Rasa groginya semakin menjadi. Dulu saat saat menjadi suami bayarannya, Eca justru malah biasa saja melihat Ardi dan tidak ada ketertarikan sama sekali. Sekarang justru Eca terpikat melihat pesona Ardi. Ardi yang semakin keren dan tajir. Membuat Eca jatuh hati. Entah jatuh hati kepada apanya. Apakah benar-benar pada Ardi, atau justru hanya kepada kesuksesan Ardi yang tampak jelas jauh dari sebelumnya. Yang jelas, Eca berniat untuk memikat Ardi agar Ardi jatuh cinta padanya. Saat mobil melaju ke arah pulang, Ardi dan Eca masih diam seribu bahasa. Hening menghiasi di dalam mobil tersebut. Akhirnya Eca memberanikan diri untuk memulai pembicaraan. Tiga tahun yang lalu bukan lah wa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-22
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 79

    Eca menepi ke bahu jalan gang sempit itu karena klakson mobil tersebut. Kaca mobil itu diturunkan, tampak sesosok wajah yang cukup membuat Eca jengah. "Mbak! Mbak habis dari mana?" tanya Vina. Ya, di mobil itu adalah Vina bersama dengan Deon. Laki-laki yang dulu sangat dia incar dan di dambakan oleh Vina. Sekarang Vina bekerja di perusahan Papanya Deon. Dan Deon sendiri sekarang justru menjadi kekasih Vina. Selama ini Vina selalu mengejar-ngejar Deon, hingga Vina selesai kuliah. Akhirnya, Deon pun menjalin hubungan bersama Vina, sudah terjalin hampir satu tahun. "Habis dari luar beli obat , Kelvin." Sahut Eca. "Mbak, tadi aku lihat lho mbak turun dari mobil. Mbak tadi diantar siapa? Jangan macam-macam ya, Mbak. Aku bilangin Mas Ridwan lho, Nanti." Ancam Vina. Ancaman Vina berhasil membuat Eca kesal marah. "Emangnya cuma kamu aja Vin, yang bisa diantar pake mobil? Mbak juga bisa lah. Itu teman Mbak. Tadi nggak sengaja ketemu di apotek. Jadi nggak usah ngancam-ngancam, kamu! Ora

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-23
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 80

    Karena Vina sangat dendam dengan Rara. Vina ingin sekali membalas setiap apa yang sudah Rara lakukan terhadap keluarganya. Senyum penuh dengan bara kebencian tergambar sudah di wajah Vina. Bayangan akan menjadi ratu di keluarga Deon pun sudah di pikirkan oleh Vina. Hanya menunggu waktu, semua kaan terjadi. Vina terus mengurai senyum penuh makan di bibirnya. "Kalo menghayal jangan terlalu tinggi, Vin. Ntar nggak kesampaian, jatuhnya sakit." Ledek Eca yang sudah sampai di teras. "Siapa yang berkhayal, Mbak? Ngga usah sok tau. Aku berkhayal juga jadi kenyataan. Sebentar lagi aku jadi istri dari anak, konglomerat." Ucap Vina penuh dengan keangkuhan. "Aku kalo mau juga bisa, Vin, dapat laki-laki tajir." Ucap Eca. "Maksudnya mbak ngomong begitu apa? Mbak, mau, selingkuh dari Mas Ridwan? Aku bilangin Mas Ridwan nanti, ya." "Siapa yang mau, selingkuh? Kan, aku cuma bilang, kalau aku mau aku juga bisa. Bukan berarti aku mau selingkuh." Hardik Eca. "kalian ini kenapa? Kok ribut-ribut di

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-24
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 81

    Eca menangis dalam diam kala kelvin merintih kesakitan. Eca tidak tau harus berbuat apa, anak balita itu hanya bisa menangis tampa bicara. Usia kelvin yang sudah menginjak usia tiga tahun, masih belum ada kosa kata yang bisa Kelvin ucapkan. Kelvin hanya bisa mengais tapi, belum bisa bicara. Eca selalu bingung di saat Kelvin terus menerus nggak bisa tidur. Entah apa yang dirasakan anak itu, tentu Eca tidak tau. Penyakit kulit yang menimpa Kelvin tidak banyak, karena jika tumbuh satu, akan sembuh. Nanti tumbuh lagi luka yang lainya di tempat yang berbeda. Selalu begitu selama kurang lebih satu tahun setengah ini. Sekarang luka itu tumbuh tepat di wajah kelvin. Luka yang awalnya kecil, namun sekarang membesar, Dan hampir menutupi permukaan pipi anak balita itu. Tangisan kelvin yang tak tau apa yang dirasakan anak itu. Dan itu yang Eca lewati setiap hari. Rista hanya membantu sesekali jika Kevin teramat rewel. Sementara Vina, dia sama sekali tidak ingin membantu Eca. Padahal dulu Vin

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 82

    Setelah selesai berbincang-bincang ringan dengan Ridwan. Mawar kembali fokus kerja. Hari yang sebentar lagi memasuki jam pulang kerja. Membuat Mawar gempur agar bisa selesai tepat waktu dan segera pulang. Begitu juga dengan Ridwan. Sirine tanda waktu jam pulang karyawan Sudah berbunyi. Tepat waktu juga Mawar menyelesaikan pekerjaannya. Mobil bus khusus untuk karyawan sudah menunggu di depan gerbang kantor. Mobil yang di khususkan mengantar jemput karyawan yang tidak memiliki kendaraan. Jarak perumahan dan pabrik menempuh waktu kurang lebih 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan. Ridwan masuk ke dalam mobil dan melabuhkan dirinya di jok barisan paling belakang. Karena semua tempat duduk sudah terisi oleh karyawan lainnya. Ridwan membuang pandangannya keluar, menatap kosong ke arah pabrik. Ridwan terus saja masih memikirkan Kelvin dan Eca. Bagaimana Ridwan rasanya ingin pulang, namun keadaan tidak memungkinkan. Jika Ridwan pulang, tentu akan membutuhkan biaya, setidaknya ada uan

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 83

    Sesampainya di rumah, Ridwan segera menghubungi Eca. Panggilan pertama tidak diangkat, panggilan untuk ke tiga kalinya baru barulah Eca menjawabnya. [Halo, Mas,][Kamu lagi ngapain, kok lama bangat jawab telponnya?] Tanya Ridwan sedikit kesal. Eca bukannya menjawab, justru mengalihkan kamera hpnya menghadap Kelvin. Di situ Ridwan langsung di suguhkan pemandangan di mana ada luka yang hampir menutupi permukaan pipi Kelvin di sebelah kiri. [Tadi aku lagi nidurin, Kelvin, Mas. Makanya lama jawab telponnya.] Tutur Eca. Niat Ridwan ingin kangen-kangenan dengan Eca hilang sudah melihat keadaan Kelvin. [Mm ... Maaf, Mas lupa. Gimana keadaannya? Apa masih rewel?] tanya Ridwan. [Masih, Mas. Kadang aku kewalahan menenangkannya sampai dia tertidur.] Ujar Eca menjelaskan. Ridwan menarik nafasnya berat. Lalu membuang nafas itu dengan sangat kasar. Bayangan bagaimana kelvin mengalami itu kian terasa bagi Ridwan. Pasti anak itu menderita sekali. Tapi, sayang kelvin tidak bisa menjelaskan apa

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-25
  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Bab 84

    Eca akan berencana menjebak Rista dan juga Vina, agar dapat bukti. Setelah itu Eca akan keluar dari rumah ini. Eca benar-benar tidak terima Rista selalu memangkas uang gaji Ridwan. Karena sekarang Vina juga sudah bekerja, pun Anton, anak ke dua Rista. Jadi sudah tidak seharusnya Rista merecoki Ridwan. Apa lagi sekarang kelvin butuh banyak biaya. "Selamat pagi, Pak Ridwan." Sapa Mawar saat pagi itu sampai di kantor. "Ya, pagi juga." Sahut Ridwan seadanya. Ridwan mencoba menjaga sikap di hadapan semua para stafnya. Sebagai seorang kepala staf, Ridwan tidak ingin nanti akan di cap dan di kira yang tidak-tidak. "Pak, ini sarapan untuk, Bapak." Mawar mengulurkan kotak bekal yang dia masak spesial sebelum berangkat ke kantor. Ridwan menatap kota bekal itu, lalu memindahkan pandangannya pada Mawar. "Ini, apa ya maksudnya?" Tanya Ridwan bingung. "Nggak apa-apa, Pak. Tadi saya mau antarkan ke rumah bapak sebenarnya, tapi pas lihat, Bapak sudah siap-siap naik mobil. Makanya tadi saya

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-26

Bab terbaru

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Akhir kisah

    Ke esokan harinya, Rara dan Hanum pergi ketempat Ridwan berada. "Kak, Kakak mau nyekar ke makam, Oma Dulu apa ke rumah Papa, Dulu?""Kita nyekar dulu, Bun. habis itu baru ke rumah, Papa.""Baik, Kak." Rara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang agar segera sampai di sana. "Eh, tapi, Bun. nggak usah nyekar dulu, Bun. kita kerumah, Papa dulu. Baru nanti habis itu kita nyekar ke makam, Oma." Rara menuruti semua apa maunya Hamum saja. yang terpenting bagi Rara saat ini Hamum jauh lebih bahagia dan sudah bisa legowo dengan keadaan apapun. Mobil yang membawa mereka sudah masuk ke gang rumah kontrakan Ridwan. Dari jauh tanpak orang-orang ramai di depan kontrakan itu. tak berselang lama dengan arah berlawan Muncul lah mobil Dimana tunangam Vina. di susul juga dengan kedatangan mobil Anton. "Itu kenapa rame-rame begitu, Kak ya? itu ada mobil Om anton sama Mobil Om Dimas juga." "Ada acara kali, Bun.""Kak. tapi itu ada bendera kuning juga di depan kontrakan, Kak,""Ayok kita turun,

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Ingatan di masa lalu

    Kalau memang masih ada rasa, kenapa tidak kembali lagi, Bun? biar kita menjadi keluarga yang utuh kembali." cicit Hamum lagi. deg! dada Rara berdebar hebat, hatiny mulai tidak karuan."Kak, tidak semudah itu untuk sebuah kata kembali, Kak.""Tapi seandainya, Papa meminta apa, Bunda akan menolak?""Kak, Kakak kenapa? kenapa dari tadi menanyakan masalah pernikahan melulu.""Jujur saja dari, Kakak, Bun. Kakak ingin Bunda bersatu kembali sama, Papa. kita jadi satu keluarga utuh lagi. Kakak sayang bangat sama kalian berdua, Bun.""Kakak ngaco kalo ngomong. Sudah lah, Kak. Bunda mau mandi dulu.""Tapi bunda masih ada rasakan sama, Papa." Rara hanya menoleh sesaat lalu kembali masuk ke dalam. sambil mandi Rara terus kepikiran dengan ucapa Hanum anaknya. Rara sendiri menanyakan itu pada pantulan bayangannya di kaca kamar mandi. "Apa benar aku masih mencintai, Mas Ridwan? apa benar selama ini aku seperti mati rassa pada lawan jenisku? tapi kenapa? kenapa disaat dekat dengannya seperti

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   masih adakah untuk Papa, Bun?

    Hamum memeluk Rara penuh dengan kegirangan dan kebahagiaan. pasalnya, hari ini dia sudah pakai toga tanda kelulusan. "Bunda, Kakak senang banget, Bun. Alhamdulillah, Kakak sudah lulus.""Iya, Kak. Bunda turut senang, selamat ya untuk anak, Bunda. Alhamdulillah, Bunda bangga sekali sama, Kakak karena Kakak sudah lulus melewati ujian ini." Tutur Rara seraya kembali memeluk hamum.Wajah Hanum yang tadinya bahagia, Sesaat kemudia berubah sendu. Hamum melihat ke kiri dan ke kanan, dan mengedar pandangan kesemua arah. Hanum beraharap akan ada kejutan di hari yang spesial ini. tapi nyatanya tidak. Rara juga tengah menunggu orang yang sama yang dicari Hanum. "Mas, kamu bilang mau datang, mana? Andai kamu melihat, Hanum tenngah menunggumu di sini." Rara membatin.melihat orang-orang berfoto bersama dengan ayah, membuat hati Hanum berkedut nyeri. "Pa, andai Papa datang? andai Papa ada di sini. "meskipun, Hamum belum secara langsung menghubungi Ridwan, tetap hati Hamum sudah memaafkan, Ridwan

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Apa kamu sakit, Mas?

    Ridwan dan Rara sama-sama menoleh dan netra mereka bertemu. "Mas,""Ra," mereka kompak saling menyapa. Rara tersenyum begitu juga dengan Ridwan."Ini kejutan bagi, Mas, Ra. Mas nggak nyangka kamu akan datang.""Vina anak baik, Mas. dia datang ke rumah bersama calonnya mengundang secara langsung. Rasanya tidak pantas jika aku tidak datang. itu artinya aku masih dianggap keluarga oleh,Vina." Tutur Rara pelan. karena jarak mereka berdekatan. "Iya, Ra, kita masih keluarga, dan kamu hari ini cantik sekali… kamu sangat cantik." tentu itu hanya Ridwan ucapkan dalam hatinya. "Dua minggu lagi, Kakak wisuda, Mas.""Iya, Mas tau. Insya Allah, Mas akan usahakan datang." "ugh!" Ridwan meringis kesakitan. Perutnya tiba-tiba perih. Ridwan mencoba untuk tetap menahannya agar tidak ada yang tau kalau Dia tengah merasakan sakit yang luar biasa. "Mas, kamu kenapa?" Rara yang mendapati ridwan meringis menahan sakit. "Hm… nggak apa-apa, Ra.""Kamu pucat, Mas. Apa kamu sakit?""Nggak, Ra. Mas baik-ba

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   tunangan

    "Siapa yang datang kemari? apa ada uang mau bikin baju, lagi?"Dimas dan Vina keluar dari dalam mobil, Rara terkejut. "Vina?" ucap Rara tidak percaya. Rara segera keluar dari ruang meetingnya untuk menyambut kedatangan Vina. terlebih dahulu Rara menunda meeting itu setelah nanti Vina pulang. Rara rasanya bahagia sekali melihat perubahan Vina. Vina benar-benar membuktikan apa yang dia janjikan. "Assalamualaikum," Sapa Vina. "Waalaikumsalam." Rara menjawab salam Vina seraya keluar dari ruang meeting nya. "Mbak, apa kabar?" Vina bersalaman dengan Rara dan cipika cipiki. Entahlah semua seperti kebetulan atau memang sudah diatur oleh yang diatas. hari ini Rara memakai jilbab hadiah dari Vina. Wajah Vina sumringah bahagia mendapati pemberiannya dipakai oleh Rara. "Ada angin apa ini sampai datang kemari? ini siapa?" tanya Rara sambil menaruh minuman kemasan di atas meja. Vina menatap Dimas seraya tersenyum. "Aku kesini ingin silaturahmi aja, Mbak. sekalian aku mau ngasih, Mbak ini."

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Sebuah kejujuran

    "Dim, Maaf kita belum saling mengenal, Dim. kamu belum tahu aku, pun sebaliknya aku juga belum tau kamu. Aku belum bisa jika kamu minta aku menjawab sekarang. Tapi jika kami ingin kita dekat, aku siap untuk kita saling mengenal terlebih dahulu.""Baik, Vin. Aku tau ini terlalu mendadak. Aku paham kok. Aku siap nunggu kamu kapanpun kamu bersedia." Tutur Dimas lembut. "Terima kasih, Dim.""Aku yang berterima kasih, Vin. karena kamu sudah mau memberi kesempatan untuk kita saling mengenal terlebih dahulu."Vina benar-benar takut dengan keseriusan Dimas. Hal yang ditakuti vina selama ini akhirnya terjadi juga. bagaimana nanti jika Dia tau bahwa Vina sudah tidak lagi suci. Apa Dimas masih bisa menerima, Vina dalam keadaan kotor. namun untuk jujur pun Vina tak berani. malu? iya jelas Vina sangat malu. "Apa sebaiknya aku beranikan diri untuk jujur? jika Dimas benar mencintaiku, pasti dia akan tetap menerima aku." Vina berbicara dengan diri sendiri. ******"Kamu mau pesan apa?" tanya Dim

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Vina Di lamar

    Ridwan membuka matanya, kepalanya terasa sangat berat dan sakit. matanya menelusuri sekitar ruangan, bau obat-obatan memenuhi indra penciuman Ridwan. Ridwan menyadari tangannya terpasang infus. "Ya Allah apa yang terjadi padamu?" Ridwan tiba-tiba panik sekaligus penasaran apa yang terjadi padanya. "Selamat siang, Pak Ridwan. Bapak sudah sadar? gimana keadaannya. Apa yang, Bapak rasakan sekarang?""Dok, saya kenapa? apa yang terjadi pada saya?" bukan menjawab, Ridwan justru bertanya balik. "Menurut hasil pemeriksaan, Pak Ridwan, terkena asam lambung dan maag kronis, Pak." "Apa, Dok? kronis? apa saya bisa sembuh, Dok?""Insya Allah ya, Pak. Kita usahakan pengobatan terbaik untuk, Bapak. Untuk hasilnya, kita serahkan sama Allah ya, Pak. Kalau boleh saya tau, apa bapak tidak menjaga pola makan dengan, baik di rumah?""Iya, Dok. Saya makan yang teratur kok dirumah." ucap Ridwan berbohong. Dokter itu tersenyum ramah pada Ridwan. dokter perempuan muda. Yang sedang koas di rumah sak

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Perubahan Vina

    Selama ini Epri mengamati, Rara dari jauh, Epri benar-benar tidak menyangka kehidupan Rara jauh lebih baik darinya. Epri yang notabene-nya dari keluarga yang berkecukupan dan kaya justru jauh di bawah Rara saat ini. Bahkan wanita yang dia pilih untuk dijadikan istri oleh Epri pun jauh di bawah Rara. Rara bahkan tidak terlihat ada kerutan di wajahnya. dia seperti menolak tua, membuat Epri yang semakin ingin mendekati Rara kembali. tapi sepertinya akan selalu gagal. "Apa aku harus berusaha lebih untuk ini? aku tidak boleh menyerah, aku harus mendapatkan kembali hati, Rara." Gumam Epri. Seminggu setelah kejadian itu, Rara kembali menerima paket. kali ini paket itu datang langsung ke kantor Rara. Iwan yang baru pulang dari antar paket menera itu dari kurir di depan kantor. "Bun, ini ada paket untuk Bunda. " Ridwan memberikan itu seraya paket buket bunga dari luar. "Bunga? dari siapa, Wan?" tanya Rara"Nggak tau, Bun. Aku nggak lihat nama pengirimnya." "Oh ya, sini, Bunda lihat. Ter

  • Acara tujuh bulanan di rumah mertua di wa story ipar   Pertemuan Epri dan Rara

    "Bun, di luar ada tamu." Windi datang memberitahukan, Rara. "Siapa? suruh masuk saja, Win." Titah Rara masih fokus dengan laptopnya. "Baik, Bun.""Assalamualaikum," Suara yang yang tidak asing itu terdengar mengusik konsentrasi Rara. Rara menatap sepatu pria itu hingga beralih sampai ke atas. Mata Rara melotot sempurna melihat siapa yang datang. "ya Allah, dia ternyata tidak main-main ingin menemuiku." Gumam Rara. "Waalaikumsalam," Sahut Rara dengan wajah syoknya. "Apa aku boleh masuk?""Tentu… silahkan duduk."Rara mencoba kembali ke mode tenang dan santai. Rara mencoba untuk rileks seolah dia tengah baik-baik saja. Rara ingin menunjukkan pada pria yang ada di hadapannya saat ini bahwa Rara jauh lebih baik dan lebih bahagia. setelah mempersilahkan duduk, Rara hanya diam dan tidak berbicara. itu berhasil membuat Epri menjadi salah tingkah. Epri duduk di sofa tepat di depan meja kerja Rara. Epri sempat terkagum melihat Rara yang sekarang. Rara tidak terlihat tua sama sekali,

DMCA.com Protection Status