Chapter: Akhir kisahKe esokan harinya, Rara dan Hanum pergi ketempat Ridwan berada. "Kak, Kakak mau nyekar ke makam, Oma Dulu apa ke rumah Papa, Dulu?""Kita nyekar dulu, Bun. habis itu baru ke rumah, Papa.""Baik, Kak." Rara melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang agar segera sampai di sana. "Eh, tapi, Bun. nggak usah nyekar dulu, Bun. kita kerumah, Papa dulu. Baru nanti habis itu kita nyekar ke makam, Oma." Rara menuruti semua apa maunya Hamum saja. yang terpenting bagi Rara saat ini Hamum jauh lebih bahagia dan sudah bisa legowo dengan keadaan apapun. Mobil yang membawa mereka sudah masuk ke gang rumah kontrakan Ridwan. Dari jauh tanpak orang-orang ramai di depan kontrakan itu. tak berselang lama dengan arah berlawan Muncul lah mobil Dimana tunangam Vina. di susul juga dengan kedatangan mobil Anton. "Itu kenapa rame-rame begitu, Kak ya? itu ada mobil Om anton sama Mobil Om Dimas juga." "Ada acara kali, Bun.""Kak. tapi itu ada bendera kuning juga di depan kontrakan, Kak,""Ayok kita turun,
Terakhir Diperbarui: 2022-12-30
Chapter: Ingatan di masa laluKalau memang masih ada rasa, kenapa tidak kembali lagi, Bun? biar kita menjadi keluarga yang utuh kembali." cicit Hamum lagi. deg! dada Rara berdebar hebat, hatiny mulai tidak karuan."Kak, tidak semudah itu untuk sebuah kata kembali, Kak.""Tapi seandainya, Papa meminta apa, Bunda akan menolak?""Kak, Kakak kenapa? kenapa dari tadi menanyakan masalah pernikahan melulu.""Jujur saja dari, Kakak, Bun. Kakak ingin Bunda bersatu kembali sama, Papa. kita jadi satu keluarga utuh lagi. Kakak sayang bangat sama kalian berdua, Bun.""Kakak ngaco kalo ngomong. Sudah lah, Kak. Bunda mau mandi dulu.""Tapi bunda masih ada rasakan sama, Papa." Rara hanya menoleh sesaat lalu kembali masuk ke dalam. sambil mandi Rara terus kepikiran dengan ucapa Hanum anaknya. Rara sendiri menanyakan itu pada pantulan bayangannya di kaca kamar mandi. "Apa benar aku masih mencintai, Mas Ridwan? apa benar selama ini aku seperti mati rassa pada lawan jenisku? tapi kenapa? kenapa disaat dekat dengannya seperti
Terakhir Diperbarui: 2022-11-07
Chapter: masih adakah untuk Papa, Bun? Hamum memeluk Rara penuh dengan kegirangan dan kebahagiaan. pasalnya, hari ini dia sudah pakai toga tanda kelulusan. "Bunda, Kakak senang banget, Bun. Alhamdulillah, Kakak sudah lulus.""Iya, Kak. Bunda turut senang, selamat ya untuk anak, Bunda. Alhamdulillah, Bunda bangga sekali sama, Kakak karena Kakak sudah lulus melewati ujian ini." Tutur Rara seraya kembali memeluk hamum.Wajah Hanum yang tadinya bahagia, Sesaat kemudia berubah sendu. Hamum melihat ke kiri dan ke kanan, dan mengedar pandangan kesemua arah. Hanum beraharap akan ada kejutan di hari yang spesial ini. tapi nyatanya tidak. Rara juga tengah menunggu orang yang sama yang dicari Hanum. "Mas, kamu bilang mau datang, mana? Andai kamu melihat, Hanum tenngah menunggumu di sini." Rara membatin.melihat orang-orang berfoto bersama dengan ayah, membuat hati Hanum berkedut nyeri. "Pa, andai Papa datang? andai Papa ada di sini. "meskipun, Hamum belum secara langsung menghubungi Ridwan, tetap hati Hamum sudah memaafkan, Ridwan
Terakhir Diperbarui: 2022-11-07
Chapter: Apa kamu sakit, Mas? Ridwan dan Rara sama-sama menoleh dan netra mereka bertemu. "Mas,""Ra," mereka kompak saling menyapa. Rara tersenyum begitu juga dengan Ridwan."Ini kejutan bagi, Mas, Ra. Mas nggak nyangka kamu akan datang.""Vina anak baik, Mas. dia datang ke rumah bersama calonnya mengundang secara langsung. Rasanya tidak pantas jika aku tidak datang. itu artinya aku masih dianggap keluarga oleh,Vina." Tutur Rara pelan. karena jarak mereka berdekatan. "Iya, Ra, kita masih keluarga, dan kamu hari ini cantik sekali… kamu sangat cantik." tentu itu hanya Ridwan ucapkan dalam hatinya. "Dua minggu lagi, Kakak wisuda, Mas.""Iya, Mas tau. Insya Allah, Mas akan usahakan datang." "ugh!" Ridwan meringis kesakitan. Perutnya tiba-tiba perih. Ridwan mencoba untuk tetap menahannya agar tidak ada yang tau kalau Dia tengah merasakan sakit yang luar biasa. "Mas, kamu kenapa?" Rara yang mendapati ridwan meringis menahan sakit. "Hm… nggak apa-apa, Ra.""Kamu pucat, Mas. Apa kamu sakit?""Nggak, Ra. Mas baik-ba
Terakhir Diperbarui: 2022-10-31
Chapter: tunangan "Siapa yang datang kemari? apa ada uang mau bikin baju, lagi?"Dimas dan Vina keluar dari dalam mobil, Rara terkejut. "Vina?" ucap Rara tidak percaya. Rara segera keluar dari ruang meetingnya untuk menyambut kedatangan Vina. terlebih dahulu Rara menunda meeting itu setelah nanti Vina pulang. Rara rasanya bahagia sekali melihat perubahan Vina. Vina benar-benar membuktikan apa yang dia janjikan. "Assalamualaikum," Sapa Vina. "Waalaikumsalam." Rara menjawab salam Vina seraya keluar dari ruang meeting nya. "Mbak, apa kabar?" Vina bersalaman dengan Rara dan cipika cipiki. Entahlah semua seperti kebetulan atau memang sudah diatur oleh yang diatas. hari ini Rara memakai jilbab hadiah dari Vina. Wajah Vina sumringah bahagia mendapati pemberiannya dipakai oleh Rara. "Ada angin apa ini sampai datang kemari? ini siapa?" tanya Rara sambil menaruh minuman kemasan di atas meja. Vina menatap Dimas seraya tersenyum. "Aku kesini ingin silaturahmi aja, Mbak. sekalian aku mau ngasih, Mbak ini."
Terakhir Diperbarui: 2022-10-30
Chapter: Sebuah kejujuran"Dim, Maaf kita belum saling mengenal, Dim. kamu belum tahu aku, pun sebaliknya aku juga belum tau kamu. Aku belum bisa jika kamu minta aku menjawab sekarang. Tapi jika kami ingin kita dekat, aku siap untuk kita saling mengenal terlebih dahulu.""Baik, Vin. Aku tau ini terlalu mendadak. Aku paham kok. Aku siap nunggu kamu kapanpun kamu bersedia." Tutur Dimas lembut. "Terima kasih, Dim.""Aku yang berterima kasih, Vin. karena kamu sudah mau memberi kesempatan untuk kita saling mengenal terlebih dahulu."Vina benar-benar takut dengan keseriusan Dimas. Hal yang ditakuti vina selama ini akhirnya terjadi juga. bagaimana nanti jika Dia tau bahwa Vina sudah tidak lagi suci. Apa Dimas masih bisa menerima, Vina dalam keadaan kotor. namun untuk jujur pun Vina tak berani. malu? iya jelas Vina sangat malu. "Apa sebaiknya aku beranikan diri untuk jujur? jika Dimas benar mencintaiku, pasti dia akan tetap menerima aku." Vina berbicara dengan diri sendiri. ******"Kamu mau pesan apa?" tanya Dim
Terakhir Diperbarui: 2022-10-29
Chapter: Bab 7"Kamu kenapa, Nos? kok bikin aku deg degan aja tau!" "Kamu bangun dulu, duduk dulu, terus minum biar lebih rileks sebelum aku nanya ini sama kamu. Ok! ikuti saran aku." Aku semakin dibuat bingung sama sahabatku ini, ada apa sebenarnya. Tapi meskipun begitu aku tetap mengikuti apa yang dia perintahkan. "Kamu mau tanya apa sih, Nosa? jangan bikin aku deg degan tau, ih!" Aku masih saja mengomel di sini sembari berjalan ke dapur untuk mengambil minum. "Sudah, kamu jangan bawel dulu. Dengar dan ikuti apa yang aku perintahkan!""Iya-iya! bawel ih! udah kayak buser aja tegas amat." Celetukku dari sini. "Sindy! aku nggak lagi becanda ini. Aku serius, ini demi masa depan kamu! dengar nggak?" Seketika itu juga aku diam dan mencerna apa yang sahabatku ucapkan barusan. Ada apa ini, tidak biasanya Nosa sahabatku ini serius begini jika ngomong. Kami pasti akan banyak ngalur kidulnya jika sudah ngobrol ataupun sedang telponan. Jika sudah begini, itu tandanya dia memang sedang serius. Gelas di
Terakhir Diperbarui: 2022-08-01
Chapter: Bab 6"Dek, HP, Mas, keting… gal… an," Mas Topan terdengar berkata dengan nada syok. Sebab dia yang datang tiba-tiba di daun pintu kamar melihat aku sedang menatap HP itu dan membaca pesan dari tukang las tersebut. Entah sejak kapan Mas topan berada di pintu itu, dan sudah sejak kapan juga Mas Topan kembali ke rumah, aku benar-benar tidak, menyadarinya. Bahkan aku tidak mendengar bunyi sepeda motornya sampai di depan kontrakan. Aku masih fokus menatap layar HP itu dan membaca pesan itu. Tak kuhiraukan panggilan Mas Topan dari daun pintu. Mas Topan mendekatiku pelan, lalu mengulurkan tangannya meminta hpnya yang ada di tanganku saat ini. Dadaku masih naik turun menahan sesak yang datang tiba-tiba. Bersusah payah aku mengatur hatiku agar tidak emosi terhadap Mas Topan. "Siapa tukang, Las? kenapa Mas mengirimi dia uang? apa, Mas sudah mulai membohongi aku di belakangku, Mas? Mas bilang nggak dapat gaji, tapi ini apa?" tanyaku beruntun. Ku tatap wajahnya dengan tatapanku yang penuh tany
Terakhir Diperbarui: 2022-07-01
Chapter: Bab 5Setelah berkutat kurang lebih satu jam di dapur, akhirnya selesai menyiapkan hidangan untuk sarapan pagi dan juga bekal untuk Mas Topan berangkat kerja nanti. Ku tata rapi di meja makan sederhana kami. Aku menuju kamar untuk mengecek Nisa apakah sudah bangun apa masih tidur.Di kamar mandi terdengar percikan air dari dalam, itu artinya Mas Topan masih belum siap mandinya. Aku mencium-cium Nisa, karena dia terlalu gemes kalau tidak di ganggu. Pipinya yang gembul membuatku tidak tahan kalau tidak, menciumnya. Mataku kembali tertuju pada HP Mas topan yang di cas. Hatiku kembali ingin mencari tahu ada apa di HP itu, tapi aku sadar, HP itu sudah berkata sandi yang aku sendiri sudah tidak tau berapa. Akhirnya aku urungkan niatku untuk melihat, HP itu. Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Mas Topan keluar dari kamar mandi, seketika bau sabun mandinya memenuhi ruangan kamar ini. Kontrakan kami memang kontrakan kecil. Tidak terlalu besar, hanya punya satu ruangan TV, sekaligus tam
Terakhir Diperbarui: 2022-07-01
Chapter: Bab 4Entah sejak kapan aku terlelap tidur dari lelahnya hatiku semalam berdebat, dari beratnya kepala yang banyak berpikir. Yang jelas saat ini aku terjaga karena tangisan Nisa disampingku. Aku melirik sekilas jam yang ada di dinding kamarku, waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Aku menguap dan, menggeliat, karena rasa kantuk yang masih menyerang di mata. Entah ngantuk yang benar masih menyerang, atau hati yang tengah lelah. Aku duduk sembari mengumpulkan nyawaku agar tersadar penuh. Ku periksa popok Nisa, benar saja, Nisa ternyata pup, dan popoknya juga sudah penuh. "Anak, Mama ternyata nggak nyaman ya, Nak? Adek lagi pup ya?" tanyaku pada Nisa. Nisa hanya merengek mengeluarkan suaranya. Segera ku bersihkankan kotorannya dan mengganti popoknya dengan celana. Kalau pagi setelah bangun tidur, Nisa tidak lagi ku Pakaikan popok, sekaligus ku belajari dia training toilet jika siang hari. "Yey, sudah siap, Nak… sekarang adek mau mimik ya…?" tanyaku lagi dengan senyuman dan kep
Terakhir Diperbarui: 2022-07-01
Chapter: Bab 3"Kamu habis lihat HP, Mas? kenapa? apa kamu curiga ada yang, Mas, sembunyikan dari kamu?" tanyanya tenang. Mas Topan seolah bisa membaca pikiranku saat ini. "Mbak Diah kirim pesan, itu apa? apanya yang mewah? Mas mau beli sesuatu? kok nggak bilang-bilang dulu sama aku. Mas bilang lagi nggak ada duit, kan? " tanyaku tanpa basa basi. Mas Topan melihat hpnya sebentar, seperti tengah membaca pesan dari mbak Diah barusan. Tidak terlihat dia panik sedikitpun di wajahnya, yang ada dia malah terlihat sangat tenang. Setelah melihat hpnya sebentar, dia pun lalu kembali menaruhnya di atas nakas. "Pesan yang itu? itu mbak Diah ngirim foto rumah, dia mau pindah rumah. Jadi dia minta, Mas, juga ikut andil dalam memilih rumahnya itu. Tadi dia kirim gambarnya biar Mas lihat bagus apa nggaknya dari pada rumah yang kemarin. Kan kamu tau, Mbak Diah, apa-apa pasti melibatkan, Mas." Terangnya sambil melipat sajadah dan sarung lalu meletakkan kembali ditempat semula. Mas Topan terlihat menjawab perta
Terakhir Diperbarui: 2022-07-01
Chapter: Bab 2 Bab 2 firasat seorang istri (di saat suamiku mendua) "Astagfirullah… Mas. Kenapa, Mas malah jadi menyalahkan aku sekarang? namanya kita kerja apapun itu pasti ada pasang surutnya, Mas. Mas pikir aku tidak pernah mendoakan atas apa yang kamu dapatkan selama ini? Bahkan setiap sujudku aku tak pernah lupa mendoakan kamu, Mas! tega kamu." Aku berkata dengan suara yang bergetar menahan emosi dan tangis. "Sudahlah, Dek. Mas capek. Mas lagi nggak mau ribut-ribut sama kamu." Ucap Mas Topan seraya berjalan ke kamar meninggalkan aku yang masih tersulut emosi oleh sikapnya barusan. Tidak! ini tidak bisa dibiarkan. Aku paling tidak bisa ditinggalkan disaat ada masalah belum diselesaikan. Aku membereskan piring kotor bekas Mas Topan makan barusan. Setelah selesai membereskannya meja makan, segera ku susul Mas Topan ke kamar untuk menyelesaikan masalah ini. Sampai di kamar, kulihat Mas Topan tengah melaksanakan sholat isya. Hm… pemandangan seperti ini selalu membuatku luluh dan damai. Aku pal
Terakhir Diperbarui: 2022-07-01