Share

Bab 2

Author: Mustika Ainel
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bab 2 

firasat seorang istri (di saat suamiku mendua) 

"Astagfirullah… Mas. Kenapa, Mas malah jadi menyalahkan aku sekarang? namanya kita kerja apapun itu pasti ada pasang surutnya, Mas. Mas pikir aku tidak pernah mendoakan atas apa yang kamu dapatkan selama ini? Bahkan setiap sujudku aku tak pernah lupa mendoakan kamu, Mas! tega kamu." Aku berkata dengan suara yang bergetar menahan emosi dan tangis. 

"Sudahlah, Dek. Mas capek. Mas lagi nggak mau ribut-ribut sama kamu." Ucap Mas Topan seraya berjalan ke kamar meninggalkan aku yang masih tersulut emosi oleh sikapnya barusan. 

Tidak! ini tidak bisa dibiarkan. Aku paling tidak  bisa ditinggalkan disaat ada masalah belum diselesaikan. Aku membereskan piring kotor bekas Mas Topan makan barusan. Setelah selesai membereskannya meja makan, segera ku susul Mas Topan ke kamar untuk menyelesaikan masalah ini. 

Sampai di kamar, kulihat Mas Topan tengah melaksanakan sholat isya. Hm… pemandangan seperti ini selalu membuatku luluh dan damai. Aku paling suka saat melihatnya tengah sholat. ketampanannya bertambah seratus delapan puluh lima derajat celcius. hehehe. 

Eh tidak. Aku sedang marah, ini tidak boleh terjadi. Mas topan sudah mengobrak abrik hatiku barusan. Aku harus tau apa maksud ibu berniat seperti itu. 

aku mendekati tempat tidur kami dimana Nisa tengah terlelap tidur. Ku cium pipi gembulnya pelan-pelan agar dia tidak terbangun. 

Nisa hanya menggeliat, mengubah posisi tidurnya miring dengan tangan satunya hampir menutupi pipi gembulnya itu. Ih! dia sungguh menggemaskan sekali. 

kembali aku mengatur dudukku agar tetap tenang untuk memulai kembali pembicaraan nanti setelah Mas Topan selesai menunaikan sholat isya-nya. 

Kata-kata tentang ibu mengataiku manantu pelit terus saja menari-nari di benakku. Bagaimana mungkin ibu bisa seprti itu, setelah selama menjadi menantunya baktiku padanya tak pernah berkurang. Aku sadar menikahi anak laki-laki dari seorang ibu yang sudah membesarkannya dengan kasih sayang.

 Aku tidak akan pernah merenggut anak laki-laki nya untuk aku kuasai menjadi hak milikku seutuhnya. Meskipun aku bukan lulusan pondok, dan agamaku tidak terlalu dalam, bukan berarti aku tidak tau jika anak laki-laki wajib menafkahi ibunya meskipun setelah menikah. tapi, ibu seperti apa dulu. Jika seperti ibu Mas Topan, tidak ada kekurangan ekonomi, bahkan mereka anaknya semua bisa di bilang sukses-sukses di mataku. 

Ibu punya kebun sawit empat hektar yang aku tau. Kebun karet tiga hektar, dan itu di penen dua minggu sekali. 

Apa itu masih kurang untuk, ibu? padahal ibu sudah tidak ada lagi tanggungan yang harus di nafkahi ataupun dibiayai karena semua anak-anaknya sudah menikah dan terbilang mapan, kecuali Mas Topan. Kami masih merangkak, tapi alhamdulillah belum pernah kekurangan selama menikah, hanya beberapa bulan terakhir ini saja yang aku rasa sedikit kesulitan. Itu juga sebab Mas Topan tidak memberi gajinya full. Apa itu benar adanya atau itu hanya sebatas alasan? 

Entahlah, aku masih tidak percaya saja rasanya jika dia tidak memiliki gaji lebih, dan aku masih tidak yakin jika omset perusahaan menurun. Karena perusahaan tempat mas Topan bekerja bukan brand  peuduk biasa, perusahaan Mas Topan ini perusahan besar dan merek terkenal. 

Hampir semua orang pasti ada memakai kebutuhan dengan brand itu, dan juga makanan dari produk itu sangat laku keras di pasaran. 

Aku benar-benar tidak yakin jika, Mas Topan beralasan tidak memiliki gaji karena omset menurun. Benar-benar tidak masuk akal. 

aku menoleh ke arah nakas yang ada di samping tempat tidur kami, HP Mas Topan terletak di sana dan aku berniat untuk melihat HPnya, ingin mencari tau sedikit hal yang mungkin bisa menyelesaikan rasa penasaran ku. 

Baru aku hendak mendekati dengan pelan karena takut membangunkan Nisa, tampak layar HP Mas Topan berkedip seperti ada notifikasi masuk, namun silent. 

kulihat sekilas Mas Topan masih khusuk berzikir. Kuraih cepat HP itu untuk melihat apakan itu pesan atau panggilan. Dari siapakah, gerangan? 

[Yang ini suka nggak, Top? ini lebih mewah kesannya dari yang kemarin Mbak tunjukin

ke kamu, tapi harganya lebih mahal juga ini.] 

Pesan dari nama Mba Diah terpampang nyata di layar depan.

Apa ini? apanya yang mewah? apa Mas Topan ingin membeli sesuatu? tapi kenapa tidak kompromi denganku? kenapa malah dengan Mbak diah? 

ku coba mengusap  layar HP itu ternyata pakai sandi. 

Aku? tentu tidak tahu kata sandinya berapa, karena sudah diganti. Dulu sandinya tanggal pernikahan kami, tapi sekarang tidak lagi, entah sejak kapan dia menggantinya. 

Semakin membuatku penasaran, apa yang di sembunyikan Mas Topan dariku. Aku hanya, merasa ada firasat yang kurang baik atas suamiku saat ini. Hanya saja aku belum tau apa itu. 

"Kamu ngapain, Dek? kamu nggak sholat?" 

Suara Mas Topan yang tiba-tiba berhasil mengejutkan aku. 

aku reflek menjatuhkan HP itu karena terkejut. HP itu terjatuh ke lantai sehingga menimbulkan bunyi. 

Mas Topan menatapku datar lalu kembali manatap hpnya. 

Aku kikuk, bingung, dan masih terkejut dengan dada yang deg degan. 

Related chapters

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 3

    "Kamu habis lihat HP, Mas? kenapa? apa kamu curiga ada yang, Mas, sembunyikan dari kamu?" tanyanya tenang. Mas Topan seolah bisa membaca pikiranku saat ini. "Mbak Diah kirim pesan, itu apa? apanya yang mewah? Mas mau beli sesuatu? kok nggak bilang-bilang dulu sama aku. Mas bilang lagi nggak ada duit, kan? " tanyaku tanpa basa basi. Mas Topan melihat hpnya sebentar, seperti tengah membaca pesan dari mbak Diah barusan. Tidak terlihat dia panik sedikitpun di wajahnya, yang ada dia malah terlihat sangat tenang. Setelah melihat hpnya sebentar, dia pun lalu kembali menaruhnya di atas nakas. "Pesan yang itu? itu mbak Diah ngirim foto rumah, dia mau pindah rumah. Jadi dia minta, Mas, juga ikut andil dalam memilih rumahnya itu. Tadi dia kirim gambarnya biar Mas lihat bagus apa nggaknya dari pada rumah yang kemarin. Kan kamu tau, Mbak Diah, apa-apa pasti melibatkan, Mas." Terangnya sambil melipat sajadah dan sarung lalu meletakkan kembali ditempat semula. Mas Topan terlihat menjawab perta

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 4

    Entah sejak kapan aku terlelap tidur dari lelahnya hatiku semalam berdebat, dari beratnya kepala yang banyak berpikir. Yang jelas saat ini aku terjaga karena tangisan Nisa disampingku. Aku melirik sekilas jam yang ada di dinding kamarku, waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Aku menguap dan, menggeliat, karena rasa kantuk yang masih menyerang di mata. Entah ngantuk yang benar masih menyerang, atau hati yang tengah lelah. Aku duduk sembari mengumpulkan nyawaku agar tersadar penuh. Ku periksa popok Nisa, benar saja, Nisa ternyata pup, dan popoknya juga sudah penuh. "Anak, Mama ternyata nggak nyaman ya, Nak? Adek lagi pup ya?" tanyaku pada Nisa. Nisa hanya merengek mengeluarkan suaranya. Segera ku bersihkankan kotorannya dan mengganti popoknya dengan celana. Kalau pagi setelah bangun tidur, Nisa tidak lagi ku Pakaikan popok, sekaligus ku belajari dia training toilet jika siang hari. "Yey, sudah siap, Nak… sekarang adek mau mimik ya…?" tanyaku lagi dengan senyuman dan kep

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 5

    Setelah berkutat kurang lebih satu jam di dapur, akhirnya selesai menyiapkan hidangan untuk sarapan pagi dan juga bekal untuk Mas Topan berangkat kerja nanti. Ku tata rapi di meja makan sederhana kami. Aku menuju kamar untuk mengecek Nisa apakah sudah bangun apa masih tidur.Di kamar mandi terdengar percikan air dari dalam, itu artinya Mas Topan masih belum siap mandinya. Aku mencium-cium Nisa, karena dia terlalu gemes kalau tidak di ganggu. Pipinya yang gembul membuatku tidak tahan kalau tidak, menciumnya. Mataku kembali tertuju pada HP Mas topan yang di cas. Hatiku kembali ingin mencari tahu ada apa di HP itu, tapi aku sadar, HP itu sudah berkata sandi yang aku sendiri sudah tidak tau berapa. Akhirnya aku urungkan niatku untuk melihat, HP itu. Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Mas Topan keluar dari kamar mandi, seketika bau sabun mandinya memenuhi ruangan kamar ini. Kontrakan kami memang kontrakan kecil. Tidak terlalu besar, hanya punya satu ruangan TV, sekaligus tam

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 6

    "Dek, HP, Mas, keting… gal… an," Mas Topan terdengar berkata dengan nada syok. Sebab dia yang datang tiba-tiba di daun pintu kamar melihat aku sedang menatap HP itu dan membaca pesan dari tukang las tersebut. Entah sejak kapan Mas topan berada di pintu itu, dan sudah sejak kapan juga Mas Topan kembali ke rumah, aku benar-benar tidak, menyadarinya. Bahkan aku tidak mendengar bunyi sepeda motornya sampai di depan kontrakan. Aku masih fokus menatap layar HP itu dan membaca pesan itu. Tak kuhiraukan panggilan Mas Topan dari daun pintu. Mas Topan mendekatiku pelan, lalu mengulurkan tangannya meminta hpnya yang ada di tanganku saat ini. Dadaku masih naik turun menahan sesak yang datang tiba-tiba. Bersusah payah aku mengatur hatiku agar tidak emosi terhadap Mas Topan. "Siapa tukang, Las? kenapa Mas mengirimi dia uang? apa, Mas sudah mulai membohongi aku di belakangku, Mas? Mas bilang nggak dapat gaji, tapi ini apa?" tanyaku beruntun. Ku tatap wajahnya dengan tatapanku yang penuh tany

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 7

    "Kamu kenapa, Nos? kok bikin aku deg degan aja tau!" "Kamu bangun dulu, duduk dulu, terus minum biar lebih rileks sebelum aku nanya ini sama kamu. Ok! ikuti saran aku." Aku semakin dibuat bingung sama sahabatku ini, ada apa sebenarnya. Tapi meskipun begitu aku tetap mengikuti apa yang dia perintahkan. "Kamu mau tanya apa sih, Nosa? jangan bikin aku deg degan tau, ih!" Aku masih saja mengomel di sini sembari berjalan ke dapur untuk mengambil minum. "Sudah, kamu jangan bawel dulu. Dengar dan ikuti apa yang aku perintahkan!""Iya-iya! bawel ih! udah kayak buser aja tegas amat." Celetukku dari sini. "Sindy! aku nggak lagi becanda ini. Aku serius, ini demi masa depan kamu! dengar nggak?" Seketika itu juga aku diam dan mencerna apa yang sahabatku ucapkan barusan. Ada apa ini, tidak biasanya Nosa sahabatku ini serius begini jika ngomong. Kami pasti akan banyak ngalur kidulnya jika sudah ngobrol ataupun sedang telponan. Jika sudah begini, itu tandanya dia memang sedang serius. Gelas di

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 1

    "Hanya segini, Mas? Uang segini mana cukup untuk kebutuhan kita satu bulan, Mas." Protesku pada Mas Topan, suamiku setelah aku selesai menghitung jumlah uang yang diberikannya padaku. Bukannya aku tidak bersyukur atas pemberian suamiku. Hanya saja, aku merasa ada yang ditutupi nya dariku beberapa bulan terakhir ini. Entahlah, apa ini hanya sebatas firasat ku saja? Hari ini Mas Topan baru gajian, dia bekerja sebagai sales lapangan di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pangan. Pekerjaan yang dilakoni mas Topan adalah memasok barang-barang ke toko-toko atau pun ke supermarket maupun mini market yang ada di dalam daerah maupun di luar daerah.ini sudah ketiga kalinya Mas Topan tidak memberikan gaji fullnya. biasanya habis gajian dia selalu setor semua gajinya dan mempercayaiku untuk mengelola nya. Sebenarnya tidak masalah bagiku berapapun yang diberikan Mas Topan jika kebutuhan tercukupi. Bahkan untuk popok dan susu saja sudah habis banyak untuk satu bulan paling sedikit 30

Latest chapter

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 7

    "Kamu kenapa, Nos? kok bikin aku deg degan aja tau!" "Kamu bangun dulu, duduk dulu, terus minum biar lebih rileks sebelum aku nanya ini sama kamu. Ok! ikuti saran aku." Aku semakin dibuat bingung sama sahabatku ini, ada apa sebenarnya. Tapi meskipun begitu aku tetap mengikuti apa yang dia perintahkan. "Kamu mau tanya apa sih, Nosa? jangan bikin aku deg degan tau, ih!" Aku masih saja mengomel di sini sembari berjalan ke dapur untuk mengambil minum. "Sudah, kamu jangan bawel dulu. Dengar dan ikuti apa yang aku perintahkan!""Iya-iya! bawel ih! udah kayak buser aja tegas amat." Celetukku dari sini. "Sindy! aku nggak lagi becanda ini. Aku serius, ini demi masa depan kamu! dengar nggak?" Seketika itu juga aku diam dan mencerna apa yang sahabatku ucapkan barusan. Ada apa ini, tidak biasanya Nosa sahabatku ini serius begini jika ngomong. Kami pasti akan banyak ngalur kidulnya jika sudah ngobrol ataupun sedang telponan. Jika sudah begini, itu tandanya dia memang sedang serius. Gelas di

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 6

    "Dek, HP, Mas, keting… gal… an," Mas Topan terdengar berkata dengan nada syok. Sebab dia yang datang tiba-tiba di daun pintu kamar melihat aku sedang menatap HP itu dan membaca pesan dari tukang las tersebut. Entah sejak kapan Mas topan berada di pintu itu, dan sudah sejak kapan juga Mas Topan kembali ke rumah, aku benar-benar tidak, menyadarinya. Bahkan aku tidak mendengar bunyi sepeda motornya sampai di depan kontrakan. Aku masih fokus menatap layar HP itu dan membaca pesan itu. Tak kuhiraukan panggilan Mas Topan dari daun pintu. Mas Topan mendekatiku pelan, lalu mengulurkan tangannya meminta hpnya yang ada di tanganku saat ini. Dadaku masih naik turun menahan sesak yang datang tiba-tiba. Bersusah payah aku mengatur hatiku agar tidak emosi terhadap Mas Topan. "Siapa tukang, Las? kenapa Mas mengirimi dia uang? apa, Mas sudah mulai membohongi aku di belakangku, Mas? Mas bilang nggak dapat gaji, tapi ini apa?" tanyaku beruntun. Ku tatap wajahnya dengan tatapanku yang penuh tany

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 5

    Setelah berkutat kurang lebih satu jam di dapur, akhirnya selesai menyiapkan hidangan untuk sarapan pagi dan juga bekal untuk Mas Topan berangkat kerja nanti. Ku tata rapi di meja makan sederhana kami. Aku menuju kamar untuk mengecek Nisa apakah sudah bangun apa masih tidur.Di kamar mandi terdengar percikan air dari dalam, itu artinya Mas Topan masih belum siap mandinya. Aku mencium-cium Nisa, karena dia terlalu gemes kalau tidak di ganggu. Pipinya yang gembul membuatku tidak tahan kalau tidak, menciumnya. Mataku kembali tertuju pada HP Mas topan yang di cas. Hatiku kembali ingin mencari tahu ada apa di HP itu, tapi aku sadar, HP itu sudah berkata sandi yang aku sendiri sudah tidak tau berapa. Akhirnya aku urungkan niatku untuk melihat, HP itu. Terdengar suara pintu kamar mandi terbuka, Mas Topan keluar dari kamar mandi, seketika bau sabun mandinya memenuhi ruangan kamar ini. Kontrakan kami memang kontrakan kecil. Tidak terlalu besar, hanya punya satu ruangan TV, sekaligus tam

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 4

    Entah sejak kapan aku terlelap tidur dari lelahnya hatiku semalam berdebat, dari beratnya kepala yang banyak berpikir. Yang jelas saat ini aku terjaga karena tangisan Nisa disampingku. Aku melirik sekilas jam yang ada di dinding kamarku, waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi. Aku menguap dan, menggeliat, karena rasa kantuk yang masih menyerang di mata. Entah ngantuk yang benar masih menyerang, atau hati yang tengah lelah. Aku duduk sembari mengumpulkan nyawaku agar tersadar penuh. Ku periksa popok Nisa, benar saja, Nisa ternyata pup, dan popoknya juga sudah penuh. "Anak, Mama ternyata nggak nyaman ya, Nak? Adek lagi pup ya?" tanyaku pada Nisa. Nisa hanya merengek mengeluarkan suaranya. Segera ku bersihkankan kotorannya dan mengganti popoknya dengan celana. Kalau pagi setelah bangun tidur, Nisa tidak lagi ku Pakaikan popok, sekaligus ku belajari dia training toilet jika siang hari. "Yey, sudah siap, Nak… sekarang adek mau mimik ya…?" tanyaku lagi dengan senyuman dan kep

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 3

    "Kamu habis lihat HP, Mas? kenapa? apa kamu curiga ada yang, Mas, sembunyikan dari kamu?" tanyanya tenang. Mas Topan seolah bisa membaca pikiranku saat ini. "Mbak Diah kirim pesan, itu apa? apanya yang mewah? Mas mau beli sesuatu? kok nggak bilang-bilang dulu sama aku. Mas bilang lagi nggak ada duit, kan? " tanyaku tanpa basa basi. Mas Topan melihat hpnya sebentar, seperti tengah membaca pesan dari mbak Diah barusan. Tidak terlihat dia panik sedikitpun di wajahnya, yang ada dia malah terlihat sangat tenang. Setelah melihat hpnya sebentar, dia pun lalu kembali menaruhnya di atas nakas. "Pesan yang itu? itu mbak Diah ngirim foto rumah, dia mau pindah rumah. Jadi dia minta, Mas, juga ikut andil dalam memilih rumahnya itu. Tadi dia kirim gambarnya biar Mas lihat bagus apa nggaknya dari pada rumah yang kemarin. Kan kamu tau, Mbak Diah, apa-apa pasti melibatkan, Mas." Terangnya sambil melipat sajadah dan sarung lalu meletakkan kembali ditempat semula. Mas Topan terlihat menjawab perta

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 2

    Bab 2 firasat seorang istri (di saat suamiku mendua) "Astagfirullah… Mas. Kenapa, Mas malah jadi menyalahkan aku sekarang? namanya kita kerja apapun itu pasti ada pasang surutnya, Mas. Mas pikir aku tidak pernah mendoakan atas apa yang kamu dapatkan selama ini? Bahkan setiap sujudku aku tak pernah lupa mendoakan kamu, Mas! tega kamu." Aku berkata dengan suara yang bergetar menahan emosi dan tangis. "Sudahlah, Dek. Mas capek. Mas lagi nggak mau ribut-ribut sama kamu." Ucap Mas Topan seraya berjalan ke kamar meninggalkan aku yang masih tersulut emosi oleh sikapnya barusan. Tidak! ini tidak bisa dibiarkan. Aku paling tidak bisa ditinggalkan disaat ada masalah belum diselesaikan. Aku membereskan piring kotor bekas Mas Topan makan barusan. Setelah selesai membereskannya meja makan, segera ku susul Mas Topan ke kamar untuk menyelesaikan masalah ini. Sampai di kamar, kulihat Mas Topan tengah melaksanakan sholat isya. Hm… pemandangan seperti ini selalu membuatku luluh dan damai. Aku pal

  • Video lamaran suamiku dengan wanita lain   Bab 1

    "Hanya segini, Mas? Uang segini mana cukup untuk kebutuhan kita satu bulan, Mas." Protesku pada Mas Topan, suamiku setelah aku selesai menghitung jumlah uang yang diberikannya padaku. Bukannya aku tidak bersyukur atas pemberian suamiku. Hanya saja, aku merasa ada yang ditutupi nya dariku beberapa bulan terakhir ini. Entahlah, apa ini hanya sebatas firasat ku saja? Hari ini Mas Topan baru gajian, dia bekerja sebagai sales lapangan di salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pangan. Pekerjaan yang dilakoni mas Topan adalah memasok barang-barang ke toko-toko atau pun ke supermarket maupun mini market yang ada di dalam daerah maupun di luar daerah.ini sudah ketiga kalinya Mas Topan tidak memberikan gaji fullnya. biasanya habis gajian dia selalu setor semua gajinya dan mempercayaiku untuk mengelola nya. Sebenarnya tidak masalah bagiku berapapun yang diberikan Mas Topan jika kebutuhan tercukupi. Bahkan untuk popok dan susu saja sudah habis banyak untuk satu bulan paling sedikit 30

DMCA.com Protection Status